25. End of The First Part

1.5K 159 15
                                    

Tidak ada lagi yang spesial dari acara pertemuan tersebut, selain mendengarkan ocehan Naoya yang bisa tanpa sungkannya berbicara santai dengan Satoru. Walaupun hubungan mereka berdua bukanlah teman baik, tetapi mereka berdua sudah lama saling mengenal satu sama lain.

Naoya lulusan dari sekolah teknik cabang Kyoto sementara Satoru lulusan dari cabang Tokyo. Di masa sekolah mereka tidak banyak bertemu, namun dunia penyihir Jujutsu sangatlah sempit, apalagi keduanya memiliki status yang kurang lebih setara, walaupun Naoya bukanlah penyihir kelas khusus, tetapi Naoya masih tergolong yang terkuat di klannya, bahkan diantara penyihir kelas atas.

Rasanya aneh karena Naoya yang merupakan orang luar, bahkan bisa dibilang sebagai saingan Satoru, dapat berbincang-bincang dengan santainya, bahkan hampir bisa dibilang normal. Berbeda dengan interaksi Satoru di saat dia menggangu Ichiji dan Nanami, sampai keduanya dibuat muak oleh candaan bodoh pria yang begitu-begitu dulunya adalah senpai mereka. Interaksi Naoya dan Satoru terlihat berbeda jauh, lantaran giliran Naoya lah yang berhasil menggangu Satoru, sampai pria yang usianya sedikit lebih tua itu kehabisan kata-kata. Dalam hal tersebut, Megumi pun benar-benar di buat salut, sekaligus mengerti betapa menyebalkannya Naoya ketika dia merendahkan Maki dan Mai.

Mengingat betapa pentingnya peran Gojo Satoru bagi eksistensi dan harmoni dunia ini, pria yang mendapatkan title sebagai yang terkuat tidak mungkin mengagumi, atau bahkan menghormati orang yang berada di bawahnya.

Tentu Satoru tidak akan menghormati orang licik dan berbahaya semacam Naoya, tetapi dia salut padanya. Ambisi dan kepribadian Naoya kadang bisa membuatnya merinding. Namun hal tersebut lah yang membuat Satoru bisa mempercayainya.

Zen'in Naoya yang merupakan tipe lelaki yang memiliki harga diri setinggi langit, kesombongan dan kepercayaan dirinya tersebut tidak berasal dari sembarangan faktor. Dia punya alasan yang tepat untuk bersikap buruk. Makanya tidak mungkin orang semacamnya akan melakukan tindakan pengecut, bahkan munafik, seperti mengingkari janjinya.

Apabila Megumi lebih memahami situasi yang terjadi di antara para petinggi dan ketiga klan besar. Pasti dengan mudahnya, pemuda tersebut menyadari adanya hubungan saling menguntungkan di antara kedua orang dewasa tersebut.

Sayangnya Megumi terlalu sibuk memikirkan keselamatan Yuuji, walaupun temannya itu sudah lepas dari eksekusinya. Tetapi masih besar kemungkinan Satoru gagal mempertahankan kontrak mereka, lantaran eksistensi Ryomen Sukuna yang cepat atau lambat akan mengambil alih Yuuji. Pada saat itulah bahkan Satoru pun tidak akan berkutik melawan keputusan para petinggi. Pada saat itu juga, keberadaan Itadori Yuuji harus di lenyapkan bersama dengan Ryomen Sukuna.

Megumi selalu membayangkan bagaimana kemungkinan terburuk tersebut, BUKAN-----ini jelas bukanlah kemungkinan lagi, tetapi itu sudah masa depan yang cepat atau lambat harus di terimanya.

Maka karna itulah dia memutuskan untuk berbicara dengan Ryomen Sukuna. Sudah dua kali dia bertemu dengan Sukuna setelah Yuuji di bebaskan dari ekesistensinya.

Pertama: di atas atap rumah sakit, setelah Megumi kabur dari lamaran Satoru. Kedua: di belakang sekolah ketika Yuuji mengungkapkan perasaannya.

Megumi benar-benar mengharapkan kerja sama Sukuna. Dia harus memastikan Sukuna juga ikut melindungi Yuuji, walaupun dia harus mengkhianati Satoru sekalipun. 

To be Continue. 



















Negative PossessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang