30. The Way to Calling

582 63 6
                                    


Megumi langsung menegak apapun cairan di dalam cangkir tersebut sampai tandas. Satoru sampai tak sempat menanyainya, dia terlihat bingung dan kaget. Yang dia tahu Megumi bukanlah seseorang suka bertingkah gegabah. Pasti ada alasannya mengapa pemuda tersebut tiba-tiba datang seperti ini.

Namun siapa sangka semua pertanyaan Satoru akan terjawabkan dengan Megumi yang langsung ambruk setelah meminum tehnya. Pemuda itu jatuh ke lantai sambil memuntahkan banyak darah.

Spontan Satoru memapah tubuhnya. "....oi.megumi....MEGUMI!!" Berapa kalipun ia meneriakan nama pemuda tersebut. Megumi tak sadarkan diri.

Di saat seperti inilah Satoru marah pada dirinya sendiri karena tak memiliki kemampuan untuk menyembuhkan orang lain. Sekarang dia hanya bisa mengendong Megumi kembali ke kamar dan meminta Michiru untuk segera menghubungi Shoko.











OXO

Seminggu kemudian.

Yuuji sedang sibuk bersama dengan para kakak kelasnya latihan di tengah lapangan. Pemuda itu dengan lincah menghindari setiap serangan yang dilemparkan oleh Panda dan sesekali membalasnya dengan tenaga yang tak kalah kuatnya. Sementara Maki berada di pinggir lapangan bersama Inumaki memperhatikan dua temannya tersebut. Nampak tak ada satupun diantara mereka yang merasa kedinginan di ruang terbuka tersebut. Di tengah awal musim dingin. Mereka semua malah berkeringat lantaran habis latihan keras.

Semuanya nampak sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Sebelum terdengat Nobara meneriakan nama, "ITADORIII!!" dari kejauhan sambil berlarian mendatangi teman-temannya.

Yuuji yang namanya disebut lantas dilengahkan. Tak sengaja ia menerima satu buah bongkem mentah dari Panda yang cukup kuat sampai bisa membuatnya terpental sampai ke sisi lain lapangan.

Mengabaikan nasib adik kelasnya yang bersirai pink itu. Maki duluan bertanya," Ada apa Nobara?" Melihat gadis urakan tersebut tampak lebih bersemangat di pagi hari buta, dan terlebih lagi di cuaca yang sedingin ini. Entah apakah besok matahari akan terbit dari barat?

"Fushiguro! Besok Fushiguro akan kembali ke sekolah!!" seru Nobara kegirangan seraya melambaikan ponselnya yang menampilkan layar aplikasi pesan singkat.

"BENARKAH!?" seru Yuuji dan Panda bersamaan. Sementara Inumaki yang pendiam hanya bisa menunjukan kegirangannya dengan tetapan mata yang berbinar-binar. Sedangkan Maki masih terdiam seraya menaikan satu alisnya.

"Kau yakin?" tanya Maki dengan sangsi.

"Si Gojo sendiri yang memberitahuku!" jawab Nobara sambil memamerkan lagi layarnya. "Bahkan dia bilang kalau mulai besok Fushiguro akan kembali tinggal di kamar asrama lamanya."

"..... ah! benar! Ternyata aku juga telah mendapatkan pesan yang sama dari Gojo sensei," sahut Yuuji yang baru sekarang membuka pesan masuk di ponselnya.

"Jangan bilang Megumi dan Satoru akhirnya bercerai?" imbuh Panda yang jadi ikut dibuat penasaran. Terhadap terkaannya tersebut. Inumaki ikut-ikutan memasang wajah berpikir di sebelah Panda.

"....yang benar saja?" balas Maki seraya melatakan satu tangannya di pinggang. "Satoru bahkan sampai mengibarkan bendera perang ke klannya untuk menjadikan Fushiguro Megumi yang kita semua kenal menjadi Gojo Megumi."

Nobara lalu bersedekap dada sambil membuang wajahnya. "Hmph! Peduli setan dengan alasannya. Mungkin tiba-tiba Gojo mulai sadar apabila melibatkan Fushiguro tidak akan memberikan keuntungan apapun untuknya," ketusnya.

"Nah. Apapun itu alasannya," jeda Maki untuk menghelakan nafas panjang. "Sebaiknya kalian berdua mulai memanggil mereka dengan Megumi dan Satoru," lanjutnya lalu mulai memberesi semua peralatannya sebelum menyerahkannya ke Panda, menyisakan satu tombak latihan yang ia bawa sendiri.

Nobara dan Yuuji lantas saling bertukar tatap. Apa yang barusan dikatakan kakak kelasnya ada benarnya juga. Kedua remaja itu lantas sama-sama menghelakan nafas kekecewaan. Walau nanti mereka bertiga bisa berkumpul kembali namun kehidupan sekolah mereka tak akan pernah sama lagi.

"Umm Aku........berhutang banyak padanya," ujar Yuuji seraya memungut dan memakai kembali jaket Trainingnya. "Aku tahu dia adalah seseorang yang akan melakukan apapun demi orang-orang terdekatnya. Bahkan......setelah apa yang dilakukan Sukuna padanya. Fushiguro masih mencoba menyelamatkanku."

Nobara tersenyum. "Kau tahu? Ketika kau pura-pura mati---"

"A-aku tidak pernah pura-pura mati! A--aku sungguhan sudah mati waktu itu!!" sela Yuuji yang tak rela dituduh.

Nobara menekuk wajahnya lalu membuang muka. "Hmph! Kalau kau sungguhan sudah mati kau tidak akan berada di sini dan berbicara denganku sekarang!" ketusnya seraya bersedekap dada. Dia masih sangat kesal apabila mengingat-ingat kejadian setahun lalu. Waktu itu adalah pertama kalinya Nobara merasakan betapa bahayanya menjadi seorang penyihir Jujutsu. Pekerjaan tersebut memakan waktu dan membutuhkan banyak pengorbanan. Walau saat itu bukan ia sendiri yang menyaksikan kematian Yuuji, tetapi gadis itu terus menangis semalaman.

Walau di sekolah barunya ia dapat menemukan banyak teman baru. Akan tetapi jalan yang dilewati penyihir Jujutsu bukanlah jalan yang menyenangkan.

"Fushiguro tidak pernah menangisimu," ujar Nobara seiring ekpresinya yang melembut. "Saat kutanya apakah dia pernah kehilangan rekan setimnya. Dia menjawab dengan tenang dan memberitahuku apabila kedepannya mungkin kita akan sering mengalami hal yang serupa."

"Kudengar dari Maki-san. Karena situasi keluarganya, Fushiguro itu sudah mendapatkan pelatihan teknik kutukannya semenjak dia masih sangat muda. Bahkan sebelum ia bertemu kita dia sudah sering mengikuti para senior untuk melaksanakan misi sebagai asisten."

"Sama seperti Maki-san. Mungkin dia sudah terbiasa kehilangan seseorang di kehidupannya. Sejak kecil....Fushiguro pasti sudah memahaminya apa artinya menjadi seorang penyihir Jujustu."

Benar. Dengan pekerjaan mereka yang seperti ini. Dimana orang-orang akan selalu datang dan pergi dalam kehidupan mereka. Megumi pun sudah terbiasa dengan menerima dan melepaskan semuanya dengan berlapang dada.

"Tetapi kulihat....sepertinya dia sudah lelah untuk kehilangan orang-orang yang berharga baginya. Makanya dia melakukan semua itu untukmu Itadori," ujar Nobara lalu menepuk lembut pundak Yuuji. Sudah lama dia menyadari perasaan bersalah yang menimpa Yuuji. Namun selama ini dia tak tahu bagaimana menghibur temannya itu. Cuma cara ini satu-satu yang ia ketahui untuk sedikit menghibur si rambut Pink sudah membuat Megumi dan dirinya kagum akan kehangatan dan kebaikannya.

"Kau tidak perlu merasa bersalah....dan kuharap....kau tidak terlalu menyalahkan Fushiguro yang telah berbuat kejam padamu."

Yuuji pun langsung menundukan kepalanya, dengan sangat lirih mengeluarkan suara isakan halus. Sebenarnya sudah lama ia ingin mendengar seseorang mengatakannya.

Semenjak Megumi menghilang yang ia tahu temannya itu menghilang karena salahnya. Tetapi orang-orang selalu bilang apabila Megumi melakukan semua itu demi dirinya. Tanpa ada seorang pun yang menanyai pendapatnya. Dia dibiarkan tetap hidup sebagai ganti kebebasan orang yang disukainya. Setiap hari, setiap malam, bahkan pada setiap detiknya. Perasaan bersalah selalu menghantuinya. Kenyataan dirinya yang tak bisa melakukan apapun membuatnya terjebak dalam kehidupan yang dikutuk oleh kebaikan dan keegoisan Megumi.

"....terakhir kali Fushiguro masuk sekolah. Aku memberitahunya bagaimana perasaanku selama ini terhadapnya. Aku sudah lama menyukai Fushiguro....mungkin sejak tatapan pertama," ujar Yuuji tersenyum malu-malu kemudian. Dia menyeka air matanya lalu memberikan senyuman paling cerianya ke Nobara. ".....tapi... mulai besok aku akan memanggilnya Megumi," imbuhnya.

Nobara membalas senyumannya. "Megumi....nama itu lebih mudah dipanggil ketimbang Fushiguro," komennya lalu mereka berdua mulai berjalan menyusul ketiga kakak kelas mereka.



To be Continue 

Negative PossessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang