31. Coming Back

801 68 2
                                    


Sudah seminggu berlalu semenjak Megumi mendapatkan perawatan intens dari Shoko. Pertama kali ia membuka mata, ia menemukan dirinya diatas ranjang besar yang ada di apartemen Satoru. Bukan di mansion tapi di apartemen. Megumi yang baru saja siuman perlu mencerna lokasi ia berada. Mulanya ia kira dia hanya berhalusinasi tetapi ternyata sungguhan! Dia sungguhan sudah tak lagi terkurung di dalam mansion tersebut.

".....sebenarnya apa yang ibu dan nenek Satoru rencanakan?" gumamnya seraya memegangi perutnya dan mendudukan diri. "Normalnya racun tak akan mempan untuk sensei....tetapi melihat kondisiku yang sekarat," bisiknya setelah merasakan betapa lemah tubuhnya.

Kosong. Ruangan tempat ia berada sunyi senyap hanya ada dirinya seorang di sana sedang bernafas dengan berat.

Megumi menunggu untuk beberapa saat sambil berharap dia tak tertidur lagi selama ia menunggu. Entah apa yang terjadi apabila ia kembali tak sadarkan diri.

"Megumi-kun kau sudah siuman!"

Untungnya Shoko datang tepat waktu. Wanita itu pun nampak sangat lega setelah dengan cepatnya memeriksa nadi dan detak jantung Megumi. "Kau sudah aman. Hanya perlu beristirahat total selama beberapa hari," pesannya setelah Shoko memastikan sudah tak ada masalah lagi dengan tubuh pasiennya.

"Terimakasih Shoko-san," ucap Megumi dengan suara lemah. ".....lalu boleh aku tahu...apa yang membuatku seperti ini?" tanyanya dengan sedikit ragu.

"Kau tidak ada bedanya dengan bocah Itadori yang dengan bodohnya menelan jari Sukuna. Kali ini kau juga sungguhan nyaris mati karena tindakan bodohmu itu," omel Shoko seraya memberikan segelas air putih pada Megumi.

"Aku juga sudah memarahi Gojo untukmu. Seharusnya dia tidak membiarkanmu tinggal di rumah keluarganya. Entah apa yang dipikirkannya...."

Megumi lantas tersenyum canggung. Dia sudah lama tahu Satoru dan Shoko adalah teman lama. Melihat Shoko yang biasanya tak banyak berbicara dan cuek, sekarang terlihat sangat kesal. Dia jadi penasaran bagaimana tanggapan Satoru setelah kena marah Shoko.

"Jadi...yang kuminum waktu itu..."

"Yah kutukan lemah. Walau kecil tapi itu memberikan efek yang mematikan untuk orang biasa," terang Shoko. "Sepertinya mereka berencana meracuni Gojo secara berlahan."

"Ah...pantas saja" Kemudian Megumi mengangguk paham seraya meletakan gelas kosong di meja sebelahnya. "Kudengar ibunya ingin Satoru-san merasakan apa jadinya kalau dia tak memiliki anak untuk kemudian hari. Apakah mereka sungguhan berpikir hanya dengan membuat sensei jatuh sakit........maka dia akan tiba-tiba berubah pikiran?"

Shoko menghela nafas. Dia sudah terlalu sering mendengar drama-drama yang terjadi di dalam keluarga elit. "Tak ada gunanya memikirkannya. Mereka memang selalu mempunyai alasan aneh," katanya.

Mengikuti saran sang perawat. Megumi pun tak lagi ingin memusingkannya. "Lalu kemana Satoru-san?" tanyanya kemudian setelah sedari tadi tak menemukan orangnya.

"Perjalanan bisnis," jawab Shoko singkat.

Megumi pun langsung dibuat kecewa mendengarnya. Pemuda itu menunduk hampir mengembungkan pipinya. Bahkan Shoko bisa membayangkan adanya awan mendung sedang menghujani kepala pemuda tersebut.

".....dia terlalu sibuk tapi selalu menelponku untuk menanyai keadaanmu," terang Shoko lalu kali ini memberikan sebuah folder dokumen ke Megumi. "Ini. Besok kau sudah bisa kembali tinggal di kamar asramamu," sambungnya dengan berharap Megumi akan kegirangan.

Tetapi reaksi pemuda tersebut nampak tak terjelaskan. Megumi menatap kosong surat pemberitahuan tersebut. Dengan pasrah ia mengigit bibirnya. Tangannya pun bergemetar, masih tak berani membuka folder tersebut.

Shoko seperti mengerti apa yang dipikirkan pemuda tersebut. Tersenyum sabar. Shoko menepuk pundak Megumi sambil berkata," tenanglah. Gojo Tidak punya maksud apapun ketika memutuskan membiarkanmu kembali ke sekolah."

"....ah," Megumi mengangguk kikuk karnanya. Wajahnya ikut tersipu lantaran tak menyangka orang lain akan semudah itu membaca pikirannya. "....apa itu berarti....hubungan ku tetap masih berjalan dengannya?" tanyanya lalu menatap penuh harap kepada Shoko.

"Tidak ada yang berubah. Kau masih Gojo Megumi," jawab Shoko dengan ringan untuk menenangkan pemuda tersebut. "Aku yang memberinya usulan untuk mengembalikan mu ke sekolah. Karena dia juga setuju. Dia pasti sudah menyadari kalau kau belum siap untuk mengatasi anggota klannya."

"Dia hanya ingin meringankan bebanmu....mungkin," imbuh Shoko walaupun dia sendiri masih belum memahaminya.

Megumi pun hanya bisa mengangguk seraya membalas "Ya," dengan suara lirih.  



TO BE CONTINUE 

Negative PossessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang