32. Just The Way

243 31 3
                                    

Keesokan pagi nya Ijichi menjemputnya di depan apartemen. Megumi masuk ke dalam mobil dengan perpakaian seragam lengkap, yang sepertinya sudah lama sekali ia tak kenakan.

Hari ini salju turun. Dari dalam kaca mobil Megumi memperhatikan setiap serpihan es yang turun dari langit cerah berawan. Dilihatnya setiap jalanan yang mereka lalui mulai diwarnai salju putih, yang telah menandakan datangnya musim dingin.

Suhu udara yang mulai turun tak begitu terasa di dalam mobil yang dilengkapi mesin penghangat. Entah mengapa Megumi merasa sangat nyaman dibuatnya. Dalam perjalanan menuju sekolahnya. Megumi tanpa sadar tertidur di kursi belakang.

Membutuhkan beberapa saat untuk mereka sampai ke sekolah mereka yang terpencil. Begitu Ijichi memandamkan mesin mobilnya, secara otomatis Megumi terbangun. Dalam keadaan setengah mengantuk pemuda itu lantas turun dari mobil sambil mengucapkan terimakasih pada Ijichi.

"Gojo-san bilang kalau semua barang-barang mu sudah sampai di asrama dari kemarin malam. Kamarmu juga sudah dibersihkan oleh teman-temanmu," begitulah Ijichi memberitahunya sebelum pria itu berpamitan untuk berangkat melanjutkan pekerjannya yang lain.

Dalam hati Megumi senang.....sekaligus agak malu mendengarnya. Beberapa tahun yang lalu dia tak akan pernah membayangkan mempunyai teman-teman yang akan memperlakukannya sehangat ini.

Tanpa sadar Megumi tersenyum sambil berdiri kikuk. Dia hampir menyembunyikan wajahnya ketika dia mendengar suara Yuuji dan Nobara meneriakan namanya dari kejauhan, "Oi Megumi!!" begitu panggil mereka sambil berlarian mendatanginya dengan ketika kakak kelasnya yang menyusul di belakang.

Mendengar mereka memanggilnya "Megumi." itu seperti mereka memberitahunya apabila mereka bertiga akan memulai halaman baru dalam kehidupan sekolah mereka.

"....aku pulang," sapa Megumi malu-malu seraya menyembunyikan setengah wajahnya dengan kerah seragamnya. Wajahnya semakin memerah ketika semuanya menyelamatinya, "Selamat datang!" bersamaan.

Benar. Ini adalah dunia yang seharusnya ia berada. Dunia dimana ia dapat bersama dengan orang-orang yang disayanginya.

Namun sosok Gojo Satoru tetapi masih melekat di dalam hatinya. Megumi tak menyangka dia akan tetap merindukan pria itu di saat ia telah kembali bersama teman-temannya. Mungkin karena dia telah terlalu terbiasa akan kehidupan di dalam belengunya atau mungkin karena....dia terlanjur jatuh cinta pada pria bajingan itu.

"......ah iya. Ijichi-san menitipkan ini padaku," ujar Megumi seusai mereka selesai melepas rindu. "Jadwal untuk kita. Beberapa darinya seperti misi tingkat khusus diperlukan kerja sama. Tetapi ada baiknya memeriksa dulu beberapa kasus yang mungkin tidak bisa diselesaikan secara solo walaupun misi ini diberi label tingkat satu," terangnya kemudian dengan etika profesional seolah reuni yang mereka lakukan beberapa saat yang lalu tak pernah terjadi.

Melihatnya yang bertingkah sedingin itu. Nobara pun mencibir seraya berkacak pinggang. "Begitu saja!?" protesnya tak terima akan gelagat acuh tak acuh Megumi.

".....kau ingin aku bagaimana?" tanya balik Megumi dengan nada mengalah.

"Seharusnya kau katakan kalau kau sangat merindukan kami sambil memelukku dan Itadori! Dan jangan lupa menangislah!" seru Nobara yang seperti biasanya tak masuk diakal.

Megumi langsung memegangi kepalanya. "Apa-apaan itu? Kita cuma berpisah selama beberapa bulan. Apalagi memangnya siapa kalian? Kekasihku?" bantahnya sambil memberi tatapan jengah.

"Kau juga seharusnya menceritakan apa yang terjadi padamu selama beberapa bulan ini!" titah Nobara yang masih keras kepala. "Jangan bilang kau mau lari dari hutangmu! Kau sendiri yang berjanji akan menceritakan semuanya setelah semuanya mereda!"

"Iya ya..." jawabnya lalu menghela nafas. Megumi memang pernah menjanjikannya tetapi hanya mengatakannya untuk membujuk teman-temannya dan meyakinkan mereka kalau selama beberapa waktu mereka berpisah dia baik-baik saja.

Tetapi Megumi tak pernah sungguhan ingin mengungkap kan semua yang terjadi diantaranya dan Satoru. Jadi akhirnya Megumi hanya menceritakan apa yang telah dialaminya di mansion keluarga Gojo. Bagaimana kehidupan pernikahannya dengan Satoru serta tanggapan kerabat suaminya terhadap pernikahan mereka.

Ketiga kakak kelasnya pun juga ikut mendengarkan. Mungkin karena Maki berasal dari Zenin. Diantara teman-temannya yang lain, gadis itulah yang paling memahami bagaimana fanatiknya anggota klan penyihir Jujutsu tentang darah dan keturunannya. Maki dan Mai si kembar yang dianggap gagal di mata seluruh anggota keluarganya, bahkan orang tua mereka merasa bersalah dan menyesal karena melahirkan mereka ke dunia ini.

Dengan pengalaman hidupannya sendiri. Megumi pun memaklumi bagaimana buruknya hubungan Maki dan keluarganya. Seniornya tersebut hampir memiliki semua yang dimiliki ayah kandungnya. Walaupun selama ini Megumi hanya mendengar cerita mengenai ayahnya dari Satoru dan Naoya.

".....tidak kusangka menikahi keluarga kaya akan sesusah itu," komen Nobara setelah Megumi mengungkap kan beberapa hari yang lalu dia baru pulih dari keracunan. "Seolah-olah kau menjadi tokoh utama sinetron yang disiksa oleh keluarga mertua..." imbuhnya yang tak bisa disangkal Megumi karena memang kenyataannya dia sendiri juga merasa demikian.

Yuuji pun prihatin mendengarnya. Karena Megumi adalah tipe yang terlalu cuek. Takutnya Megumi terlalu menyepelekan efek racun yang katanya lemah itu.

"Apa kau sungguh merasa sudah baikan?" tanya Yuuji. "Bukannya sebaiknya kau beristirahat dulu? Aku dan Kugisaki bisa membantumu menyelesaikan beberapa misi selama kau beristirahat..."

"........tenanglah. Aku sudah baik-baik saja Itadori. Justru aku akan merasa lebih buruk kalau cuma diam di kamar," jawab Megumi lalu mulai kembali membuka folder yang lain. "Apalagi....kita semua bisa dimarahi sensei kalau kita menunda-nunda pekerjaan," lalu imbuhnya yang terdengar kekanak sekolahan.

Mendengarnya Yuuji dan Nobara pun akhirnya tak bisa mengelak lagi. Sudah cerita lama kalau mendengar pekerjaan membasmi kutukan selalu menumpuk setiap di akhir tahun lantaran betapa kurangnya sumber daya manusia. Sampai-sampai mereka harus melibatkan sekumpulan anak sekolahan.

Namun tak ada diantara mereka yang mengeluh lagi setelah Megumi kembali mengoceh tentang pekerjaan. Sebagai orang-orang yang memiliki energi kutukan dan orang-orang yang memutuskan untuk menjadi penyihir Jujutsu. Tak peduli berapa sedikit atau banyaknya pengalaman mereka. Walaupun telah mengatahui betapa suramnya jalanan yang mereka lalui. Semenjak mereka memutuskan bergabung dalam sekolah ini. Mereka telah menerima segala resikonya dengan taruhan nyawa.

To be Continue

Negative PossessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang