21. Burn For You

1.3K 137 13
                                    

"Kyaa!! Hari ini pun juga. Megumi-sama nampak mempesona!!"

Sudah beberapa hari Satoru mendengarkan para pelayan wanita memuji-muji sosok istrinya yang tampan. Jujur saja pujian-pujian tersebut membuatnya ingin muntah, walaupun dia tidak bisa menyangkal kebenarannya apabila Megumi adalah tipe idaman kebanyakan wanita.

Megumi sampai mampu memikat sang raja kutukan, apalagi para pelayan kampungan yang tidak tahu kapan mereka harus menutup mulut mereka.

Menyebalkan....

Suasana hatinya menjadi kian memburuk semenjak dia mendapatkan laporan mengenai Yuuji yang berbicara berduaan dengan Megumi kemarin siang.

Salahkan saja keputusannya untuk membiarkan Megumi kembali ke sekolah. Seharusnya dia sungguhan mengurung Megumi di dalam mansionnya. Setiap hari mendengarkan ocehan-ocehan para pelayan seribu kali lebih baik ketimbang dia harus membiarkan Megumi memikirkan Yuuji setiap saat.

Semenjak Yuuji terbebaskan dari eksekusi. Selama 24 jam sang wadah Sukuna diawasi. Tentu saja pengakuan cinta Yuuji kepada Megumi kemarin siang tidak akan luput dari laporan.

Dia tahu Yuuji menyukai Megumi dan mungkin Megumi memiliki perasaan yang sama terhadap Yuuji.

Apakah segalanya akan lebih mudah apabila dia membunuh Yuuji? Karena setelah Yuuji tiada, Megumi pasti bisa jatuh ke tangannya dengan lebih mudah.

"Megumi-sama bagaikan bunga liar di tengah halaman rumah, Beliau sangat cantik dan penuh sopan santun. Bahkan hari ini dia tersenyum padaku!!"

"Waktu kudengar dia tidak dibesarkan oleh keluarga Zen'in. Kukira beliau tidak memahami sopan santun. Tapi ternyata Megumi-sama adalah tuan muda dari lahir. Dia seorang gentleman!!"

"Ya kan! Megumi-sama selalu berbicara dengan nada yang lembut dan halus, suaranya sangat merdu!!"

Pujian demi pujian terus terlontarkan dari bibir para pelayan satu ke pelayan lainnya. Para wanita muda itu tak henti-hentinya mengagumi Megumi yang sedang menulis Kaligrafi di dalam kamar yang pintunya terbuka lebar.

Pintu tersebut mengarah ke taman dimana para pelayan yang seharusnya membersihkan halaman melakukan tugasnya, bukannya malah berbincang sambil mengamati majikan mereka.

Ah....dia bisa menggila....ocehan para pelayan yang seenaknya saja melayangkan pandangan mereka ke Megumi-nya membuatnya ingin menghancurkan sekelilingnya.

Panasnya amarah mulai naik ke tenggorokannya. Dia ingin pergi membentak orang-orang tersebut, dan mengusir mereka agar mereka tak pernah mendekati atau bahkan melihat ke arah Megumi lagi.

Andai kemarin dia tidak mendapatkan laporan tersebut. Mungkin sekarang dia tidak akan semarah ini.

Satoru terus menggerutu di dalam kepalanya. Dia berusaha menahan dirinya untuk tidak melakukan apapun yang hasratnya sedang katakan. Lantas sepasang kakinya panjangnya pun mulai berjalan menuju ke kamar Megumi-----atau kamar mereka berdua lebih tepatnya. Tak dilupakannya pula dia melotot ke arah para pelayan, memberikan tatapan tajam yang meminta mereka semua segera enyah dari pandangannya.

Dan tatapan tersebut sangatlah ampuh. Kerumunan di sana langsung terbuyarkan. Mereka semua segera bergegas meninggalkan tempat tersebut dengan wajah pucat tanpa ada satupun dari mereka yang berani bersuara.























*KRIEK

Lamunan Megumi teralihkan untuk sesaat ke arah pintu geser yang datang-datang langsung ditutup oleh Satoru. Dia memang tidak menyempatkan diri menoleh, hanya memberikan lirikan sebentar sebelum kembali melanjutkan kegiatannya.

Negative PossessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang