s e b e l a s

3.2K 332 39
                                    

Apa kabar?

Chapter panjang, mungkin membosankan.

Warn! Sedikit nsfw, hardsex, tidak nyaman jangan baca.

__

"Bagaimana keadaan nya?"

Yang di ajak bicara, tuan muda dari keluarga Ryomen itu hanya melirik dirinya dengan mata yang semakin merah dari waktu ke waktu, memilih menghela nafasnya daripada menjawab  pertanyaann dari Satoru.

"Jangan menakut-nakuti, Yuuji baik baik saja kan?" Sela orang itu kesal.

Alis pria bertato naik sebelah,
"Bisa tidak kau diam saja? Sudah jelas tadi kau mendengar apa yang dikatakan dokter?"

Satoru mendecih, dia mendudukkan dirinya di samping Sukuna lalu mulai menggigiti kue stroberi yang sedari tadi ia pegang.

"Lalu kenapa kau sedih seperti itu?"

Asap rokok menghembus keluar dari bibir tipis itu,
"Aku mengkhawatirkan mental nya."

Kunyahan Satoru terhenti, dia menelan bulat bulat kue yang belum ia kunyah sempurna, menyebabkan ia sedikit tersedak.

Sukuna menatap kearah tubuh yang masih belum sadarkan diri itu, hatinya bergelora marah ketika melihat leher Yuuji-nya penuh dengan bercak serta luka bekas gigitan.

"Itu mengerikan, bisa-bisanya Fushiguro melakukan hal itu kepadanya."

Dia juga memikirkan hal itu.

"Fushiguro masih dendam padamu atas kematian ibu nya Megumi-kun, ya?"

Yang di ajak bicara menoleh,
"Mungkin."

"Setahuku, Saori-chan meninggal karena bunuh diri, tapi kenapa dia menyalahkan dirimu?"

Sukuna menghela nafasnya,
"Cerita nya panjang."

Satoru mendecak,
"Cerita saja, lagi pula siapa tahu aku bisa membantu mu."

Sukuna melirik, Satoru, dia pria menjengkelkan yang sekarang akrab dengan dirinya. Dia datang berbarengan dengan Suguru.

Berbeda dengan Fushiguro Toji yang merupakan teman sedari diri nya memasuki bangku Taman Kanak-Kanak. Tentu pertengkaran karena masalah wanita adalah hal yang mencengangkan jika di lihat dari seberapa lama mereka berteman.

Sukuna terlihat menimang keputusan, apa dia ceritakan kepada Satoru juga? Kemudian dia menggeleng, ini bukan urusan orang itu.
"Tidak, kau bukan—

"Hiks S—sukuna-san..."

Serempak kedua pria itu menoleh, mendapati pemuda yang sedari tadi di tunggu kesadaran nya oleh Sukuna itu mulai terbangun.

Tanpa berkata apa-apa lagi Sukuna langsung menghampiri Yuuji. Anak itu tiba-tiba menangis dan memanggil namanya, dia kalang kabut menekan tombol untuk memanggil dokter karena melihat Yuuji seperti kesakitan.

Dokter datang memeriksa, Ieri turut serta hadir karena dia yang tahu seluk beluk dari kandungan Yuuji yang sekarang sedikit ber masalah. Dan dijelaskan, perut nya keram dan membuat bayi serta dirinya kesakitan, lebam di beberapa bagian tubuh nya itu membuat rasa sakit bertambah.

want a baby | sukuita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang