e m p a t

4.3K 491 48
                                    

"Semuanya baik, Itadori-kun siap untuk di operasi."

Setelah melewati beberapa pemeriksaan, akhirnya keputusan akhir dapat di dengar.

"Operasi ini adalah operasi besar. Ini operasi penanaman rahim ketiga di rumah sakit kami."

"Apakah anda yakin? Pebandingan berhasil dan tidaknya seimbang. Tapi pasien kami yang dulu, semuanya berhasil."
Dokter wanita itu menatap pemuda dan pria yang lebih tua secara bergantian.

"Ya."
Jawab Sukuna dan Yuuji hanya mengangguk. Dia mulai takut.

Sukuna melirik Yuuji dari ekor matanya. Maskernya sudah di lepas dan dia bisa melihat raut kosong sekaligus takut dari anak itu.
Yuuji di nyatakan sehat dan siap, operasi akan di mulai nanti jam empat sore, lebih tepatnya dua jam lagi.

"Kau menginginkan sesuatu sebelum operasi?" Tanya Sukuna tiba-tiba.

Yuuji menatap kedua ruby Sukuna dengan pandangan bergetar.
"Kumohon, perbolehkan aku bertemu ibuku."

Sukuna tertegun melihat tatapan itu. Yuuji terlihat benar-benar rapuh, manik madunya menatapnya penuh harap. Tapi jika dia membiarkan Yuuji bertemu ibunya, ia takut rencananya gagal.

"Tidak—akh! Sialan kau, Satoru!"

Memang benar adanya, Satoru sedari tadi bersama mereka. Dia sedikit tahu apa yang terjadi di sini. Si tato-an itu melarang si manis bertemu ibunya. Jadi reflek dia menempeleng pelan kepala batu milik Sukuna.

"Kau yang sialan, lagipula bukankah kamar ibunya Yuuji-kun ada satu lantai di bawah kita?"
Ujar pria bermarga Gojo itu.

Sukuna diam beberapa saat lalu mendecak sebal,
"Ck baiklah, jangan sampai ibumu tahu, waktumu hanya satu jam." Sukuna berucap ogah-ogahan. Mengundang binar dari mata Yuuji.

"Benarkah? Kalau begitu aku pergi dulu. Terimakasih Gojo-san."

Dengan itu Yuuji berlalu meninggalkan kedua orang dewasa yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Bukankah dia yang di club itu?"

Satoru berucap tiba-tiba setelah dokter yang memeriksa Yuuji tadi keluar.

"Memang." Jawab Sukuna tanpa menoleh dari tablet yang ia pegang.

"Lah... dia kan berkerja di club, memangnya kau rela anakmu mempunyai ibu seorang pelacur?"

Sukuna menatap datar Satoru yang kini memakan puding cokelat yang tertata di meja.

"Aku sudah menyelidikinya, dia hanya seorang pengantar minuman." Jawab Sukuna jujur.

"Kalau tahu begitu, seharusnya Yuuji-kun kujadikan pasanganku saja. Dia manis sekali dan aku benar-benar menyukai yang manis-manis seperti Yuuji-kun itu."

Sebungkus puding telah habis di lahap pria bersurai perak dan kini mulai meraih kotak kue berperisa keju. Kumpulan desert manis itu seharusnya untuk Yuuji, astaga....

"Ck jangan mimpi."

Satoru mendengus dan memakan kembali kue yang bukan miliknya.

__

Yuuji merasa senang kondisi ibunya yang baik-baik saja, untuk sekarang.

want a baby | sukuita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang