want a baby | sukuita [END]

s e m b i l a n b e l a s [END]

Enam belas tahun kemudian...

____

Kesibukan pagi hari merupakan hal biasa di kediaman Ryomen. Yuuji dibantu seorang pekerja menyiapkan sarapan untuk semuanya.

Memasak makanan Jepang adalah salah satu kesukaannya setelah bertahun-tahun dia memasak makanan Kanada karena disana rempah-rempah untuk memasak makanan khas Jepang sedikit berbeda.

Dan ya. Sukuna dan Yuuji memutuskan untuk kembali ke Jepang setelah sepuluh tahun lebih tinggal di Kanada. Si kembar, Yuma dan Shima sekarang duduk di bangku sekolah menengah akhir. Mereka tahun pertama.

Yuuji tersenyum puas akan hasil masakannya. Dia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi. Seharusnya si kembar sudah turun namun kini dia hanya melihat si bungsu, Shima yang berjalan dengan malas menuju dapur, dia sudah tampan dengan seragam.

"Mom aku malas sekolah..."
Suara berat khas remaja membuatnya mendelik.

"Apa maksud mu malas? Apakah terjadi sesuatu di sekolah? Pembullyan?"
Yuuji menghampiri anaknya, astaga tinggi anaknya ini sudah melebihi dirinya.

Shima diam, dia memejamkan mata menikmati tangan lembut itu membelai pipinya.
"Tidak... mana ada yang berani membully ku. Aku malas karena Yuma selalu selingkuh."

Yuuji menampar pelan pipi yang sebelumnya ia usap dengan lembut itu. Menghasilkan aduhan yang membuatnya kesal.

"Tidak di Kanada, tidak di Jepang, kau selalu mengatakan hal ini. Yuma itu kakakmu, ingat?" Yuuji mendumel, dia sedang menunggu sup Miso mendidih.

Shima mendengus, tentu ia ingat, bukan selingkuh seperti itu. Dari semua orang yang pernah ia temui, dia hanya menyukai Mom dan Yuma, dia juga tidak terlalu menyukai Daddy-nya karena pria itu dianggap musuh oleh Shima. Padahal perawakan mereka mirip sekali, Shima mewarisi mata merah darah dari Daddy-nya itu, sehingga membuatnya seperti Sukuna versi muda.

"Yuma lebih mementingkan organisasi daripada aku! Padahal di Kanada dia tidak mengikuti kegiatan apapun, tapi kenapa di sini dia aktif sekali?"

Yuuji menatap wajah anaknya dengan tatapan aneh.
"Itu hal yang bagus, karena Yuma pasti memiliki banyak teman dan punya kesibukan, kau sendiri apa kesibukan mu selain mengekori Yuma?"

Shima mendengus, dia ingin kesal tapi tidak bisa, karena dia sangat menyayangi Mom nya ini.
"Ini semua pasti karena kakak kelas sialan itu."
Shima bergumam namun bisa didengar oleh Yuuji karena posisi anak itu yang menyenderkan dagu di bahunya.

"Darimana kau belajar mengumpat seperti itu, huh?" Yuuji mendelik.

"Dari Daddy." Jawabnya singkat lalu meninggalkan Yuuji begitu saja.

Astaga.
Bagaimana bisa dia sekarang ada dua Sukuna dirumah ini? Semakin hari, Shima semakin mirip dengan Daddy-nya itu. Dia menghela nafas panjang dan mulai menuju meja makan. Ada Sukuna, Yuma dan Shima yang duduk dengan tenang.