t u j u h ⚠️

6.4K 466 75
                                    

Matanya jangan pada jelalatan kalo ketemu tanda seru kuning-hitam.

Warn! <3000 word.

__

"Ryomen-san kapan pulang?"

Akari mengulum bibir bawahnya, dia sudah berkata nanti malam tapi pemuda ini masih terus merecokinya.

"Sudah berapa kali Yuuji-kun bertanya hal itu?"
Akari menjawab dengan tatapan tajamnya, Yuuji di buat terkikik lucu.

"Habisnya aku bingung harus melakukan apa, hehe."
Jawaban yang di lontarkan Yuuji membuat perempatan imaji muncul di kening Akari.

Panggilan bocah memang pas untuk Yuuji. Dia sedang mengerjakan laporang yang nanti malam sudah harus jadi, tapi sekarang malah direcoki bocah berumur sembilan belas yang mirip dengan umur tujuh tahun!

Dia sendiri bingung dengan keadaan Yuuji, pasalnya satu minggu belakangngan ini mood anak itu seringkali berubah, baru saja kemarin malam dia menangis karena tidak sengaja memasukkan garam di tehnya. Tapi lihatlah hari ini. Sifat menyebalkan pemuda itu kembali.

Nampaknya Yuuji sedang bahagia hari ini, terbukti dari anak itu terus bersenandung dengan suara halusnya saat membaca buku di sofa, belakangnya Akari.

Walaupun sedikit risih tapi itu lebih baik daripada mendengar Yuuji menangis. Huh... dia harus sabar, Akari lanjut mengerjakan laporannya, namun setelah beberapa saat, keheningan melanda.

Akari menoleh ke tempat Yuuji duduk dan mendapati pemuda itu memegangi mulutnya. Rasa khawatir tiba-tiba menyeruak di dalam diri Akari.

"Yuuji-kun? Kau kenapa?"
Akari tidak mendapat jawaban, melihat ekpresi dan gestur Yuuji membuatnya merasakan deja vu.
Yuuji diam dan menatap lantai dengan alis yang tertaut.

Jangan-jangan dia akan—

"P-perutku terasa aneh, aku... aku mau—hoekkk!"

Dan selanjutnya, Wanita yang menjabat sebagai asisten itu memekik tatkala ada cairan bening dari mulut Yuuji. Mengotori sofa dan dagu anak itu. Dugaannya benar, entah ini yang sudah keberapa pemuda itu muntah.

"Y—yuuji-kun! Bagaimana— oh, aku akan memanggil dokter."

"T-tidak! Jangan— hoek!"

Akari hanya ingin memanggil dokter dari ponselnya! Tapi pemuda itu memegangi bajunya untuk menuruhnya tetap tinggal. Dan kini dia memilih menuruti.

Hingga Yuuji selesai muntah, akhirnya dia menuntun di kamar lalu menemani anak ita hingga tertidur.

Astaga....

Akhirnya dia memilih menghubungi Ieri, mengabaikan larangan Yuuji untuk memanggil dokter. Namun, ternyata dia melupakan sesuatu, sejak dua minggu yang lalu, Ieri tidak ada di Tokyo dan di pastikan tidak bisa kemari, kepalanya terasa akan meledak karena kepusingan yang melanda.

__

Yuuji terbangun di saat jam menunjukkan pukul satu dini hari. Dia kenapa jika tidur selalu lama, sih?! Padahal tadi dia tidur pada siang hari lalu baru terbangun sekarang? Tentu itu juga faktor karena kepalanya pusing. Kini, dirinya sudah tidak merasakan kantuk, dan tubuhnya tidak lemas seperti saat muntah tadi.

Niat awalnya menunggu Sukuna ternyata hanya menjadi wacana. Yuuji menguap lebar untuk kesekian kalinya.

Dia sekarang benar-benar berada di kamarnya, tidak di kamar Sukuna yang semingguan ini ia tidur di sana. Tentu saja di suruh oleh orang itu.

want a baby | sukuita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang