e n a m b e l a s

2.5K 248 71
                                    

Tubuh Sukuna kaku, dia tidak bisa bergerak bebas karena dia membawa sesuatu.

"Pfft!"

"Jangan tertawa, Yuuji."

Bagai perintah, kini Yuuji tertawa keras. Air mata menggenang di pelupuk matanya sebagai bentuk dia terhibur dengan suasana ini.
Alis Sukuna menukik, tapi tidak dipungkiri dia bahagia melihat Yuuji tertawa seperti itu.

Yuuji nya kembali sesuai permintaannya.

Beberapa jam yang lalu, dia hampir menggila ketika alat pendeteksi jantung tidak dapat membaca detak jantung Yuuji.
Semua tenaga medis tidak bisa melakukan apapun lagi, alat pengejut juga tidak dapat membantu banyak.

Akhirnya setelah empat menit penuh keputusasaan, bunyi bip halus kembali terdengar, harapan kembali ada. Berangsur-angsur detak jantung menormal. Sukuna memeluk Yuuji dengan tangis penuh rasa lega.

Yuuji kehilangan banyak darah sewaktu operasi, itu bisa menyebabkan jantung berhenti berdetak.
Jika lebih dari empat menit jantung tidak berdetak, akan berakibat fatal. tidak akan ada asupan oksigen dan berakhir semua organ rusak. Tapi nampaknya keajaiban selalu menyertai.

Yuuji siuman setengah jam kemudian, Sukuna menyambut itu dengan wajah sembab. Image cool nya hancur ketika mendapati wajah pucat itu mulai tersenyum tipis dan menggumamkan namanya.

"...Sukuna-san."

Sukuna memeluknya erat, air mata kembali berjatuhan, astaga... Dia sangat lega dan rasa sesak di dadanya hilang ketika mendengar suara lemah itu.

Semua terharu. Atmosfer mencekam segera tergantikan oleh euporia penuh kebahagiaan.

Kini. Sukuna sedang menggendong salah satu anaknya. Ini baru pertama kali baginya, jadi dia tidak berani banyak bergerak ketika bayi mungil itu berada di gendongan nya.
Yuuji tertawa karena reaksi Sukuna yang belum terbiasa.

"Mau mencoba menggendong?"

Yuuji dikagetkan oleh seorang perawat yang sedari tadi mengawasi bayi-bayi mereka.

"Apakah boleh?" Yuuji bertanya dengan semangat.

Akhirnya, ada bayi mungil di gendongannya. Yuuji tersenyum senang bukan kepalang, Sukuna mendekati Yuuji dan anaknya, dia juga menggendong anaknya yang lain.

Yuuji memperhatikan keduanya bergantian, terdengar erangan samar, hatinya bergetar hangat.

"Yuma dan Shima."

Yuuji mendongak, menggumamkan kembali nama yang disebutkan Sukuna barusan.

"Ya, nama mereka. Yuma sang kakak dan Shima adiknya."

Seakan kedua kembar itu tahu bahwasannya mereka telah diberi nama, ada senyuman kecil dan rengekan halus dari mereka.

Yuuji mengangguk, dia suka nama itu. Dengan ini tugasnya selesai. Senyumnya perlahan luntur, dia memeluk erat bayi yang notebene-nya adalah sang kakak, Yuma.

"Tugasku sudah selesai, Sukuna-san."

Yang dipanggil menatap Yuuji dengan perasaan campur aduk, tahu arah pembicaraan. Dia berdehem dan menyerahkan sang adik di gendongannya kepada perawat yang berjaga. Bayi yang ada di gendongan Yuuji juga turut diberikan. Sukuna menginstruksikan agar para perawat membawa keluar bayi-bayinya.
Dan kini, tersisa mereka berdua.

"Sisa waktu di kontrak adalah empat bulan. Kau masih harus bersamaku."

Yuuji menunduk mendengar perubahan intonasi bicara.
"Tidak ada alasan lagi aku bersama Sukuna-san. Aku sudah memberikan bayi."
Suaranya lirih, akankah Yuuji meminta perpisahan?

want a baby | sukuita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang