Bagian 3

88 13 1
                                    

Cinta itu kaya ajal
Bisa datang kapan saja, termasuk pada pandangan pertama

Khalid Putra Walid

****
Pagi memang selalu menjadi waktu tersibuk, sekalipun pagi dihari minggu.  Namun berbeda dengan Wita, hari minggu selalu menjadi hari paling malas untuk bangun, dia masih bergelung dalam selimut tebalnya. Bunyi alarm dari handphone berkali-kali terdengar namun diabaikan oleh gadis yang sebentar lagi berusia 23 tahun itu, saat bunyi alarm ketiga dan jam menunjukan pukul delapan tepat, Wita mematikan alarm dengan menggeser layar pada ponselnya. Matanya masih terpejam, namun dia paksa untuk terbuka, meski terpaksa, mata bulat wanita itu terbuka sempurna. Wita bangun dan duduk di kasurnya, separuh nyawanya masih tertinggal di alam mimpi dan sekarang dia tengah menarik separuh nyawanya itu. Setelah menggeliat sambil menguap, Wita melirik jam yang terpasang ditembok berhadapan dengan kasurnya, sudah pukul 08.05, Wita segera turun dan memakai sandal bulu berwarna hijau cerah, bermotif kartun katak.

Wita berjalan memasuki kamar mandi yang ada di indekos-nya untuk membersihkan diri, setelah 20 menit didalam kamar mandi, Wita keluar rapih dengan tunik sampai lutut berwarna hitam dan celana kulot berwarna navy, serta kerudung instan yang menutupi rambutnya.

Wita duduk dipinggir kasur, mengambil ponsel dan menyalakan data, membiarkan beberapa notifikasi memenuhi layar ponsel, setelah bunyi notifikasi berhenti, Wita memilih membalas pesan yang dia sematkan, tiga pesan dan dua panggilan tidak terjawab. Wita menekan ikon panggil untuk menelpon orang tersebut.

“Assalamualaikum Pa, Papa apa kabar? Semalem teteh ketiduran, jadi gak tahu deh kalo Papa telpon.”Ucap Wita setelah panggilanya diangkat oleh sang papa yang berada  di Bandung.

“Waalaikumussalam, Papa baik-baik aja, Papa sehat, Mama juga sehat, semalem Papa telpon cuman kangen aja sama teteh, udah tiga bulan teteh gak pulang ke Bandung.” Suara berat khas seperti seorang pria paruh baya terdengar.

📃

Jam berukuran cukup besar yang tertempel didinding di toko buku Khalid menunjukan pukul 09.00, dua jam yang lalu harusnya toko buku Khalid sudah buka, namun hari minggu ini toko buku bekas itu masih tutup. Bukan karna hari libur melainkan hari ini Khalid akan mengunjungi keluarganya di Surabaya. Sudah hampir lima bulan dia tidak bertemu orangtuanya, rindu yang sangat sudah tidak terbendung lagi, apalagi rindu pada sang adik, Azam, adik yang setiap hari menanyakan kabar dan kepulangannya. Kini Khalid sudah siap dengan celana jeans dan kaos yang dibalut jaket levis, jam tangan eiger bertengger di pergelangan tangan kirinya, tidak lupa parfum dengan wangi elegan disemprotkan di beberapa titik, penampilannya 180° berubah tidak seperti biasanya. Kini Khalid tampak terlihat tampan, wajah yang dulu kusut dan burik hempas entah kemana, berganti dengan wajah tampan rupawan yang mampu menghipnotis mata kaum hawa.

Khalid akan pergi ke Surabaya menggunakan kereta, dia tidak mau cape-cape mengendarai motor dari Jakarta ke Surabaya, lebih baik duduk manis didalam kereta meski pantat akan terasa kebas,  daripada naik motor panas-panasan, namun pantat juga tetap kebas.

***

Dilain tempat, Wita pun kini sedang bersiap untuk bertandang kerumah orangtuanya di Bandung, tadi pagi mama dan papanya memaksa agar dia segera pulang. Wita sudah berganti pakaian dengan gamis polos berwarna hitam, ikat pinggng terikat melihatkan pinggang kurus wanita itu, kepalanya dibalut hijab pashmina abu-abu yang direka cantik, tidak lupa tas selempang disampirkan dipundaknya, dia berdiri didepan cermin besar dilemari, mengamati penampilan yang menurutnya sempurna, tinggal satu, memakai kaos kaki dan sepatu selop.

Setelah puas dengan penampilannya, Wita bergaya dengan anggun dan memotret dirinya yang tengah berdiri didepan kaca. Saat melihat hasil foto yang cukup bagus menurutnya, Wita segera memposting fotonya itu di media sosialnya, dengan caption. Otw rumah abah dan emak.

Kuy Otw Kua (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang