Bagian 22

76 12 1
                                    

Sebaik-baik cinta seseorang
Adalah cinta yang mengajakmu dalam halal

Kuyotwkua
By;ayusa


***
Adzan shubuh terdengar mendayu-dayu di masjid, membangunkan para insan untuk melaksanakan dua rakaat wajib, berdo’a untuk keberkahan dalam menjalani hari, bersyukur pada sang maha pencipta masih diberikan kesempatan untuk hidup dan membangunkannya dalam tidur sementara.

Khalid terbangun mendengar alarm di ponselnya, sudah jam lima pagi, dia tidak bisa ikut berjama’ah di masjid, pasti sudah ketinggalan, fisiknya merasa lelah setelah pulang pergi Bandung dan Jakarta, ditambah semalam dia habis berjalan-jalan mengelilingi ibukota bersama bapaknya.

Khalid mengambil air wudhu, sejuk dari air Shubuh menyapa kulit dan menyegarkan badannya, penat yang dia rasakan seolah hilang terbawa seiring air wudhu yang mengalir.

Khalid menggelar sajadah, melaksanakan qabliyah Shubuh sebelum melaksanakan sholat wajib.

Dua puluh menit Khalid bergelung dengan sang pencipta, dia sudah bersiap-siap pergi ke Bandung, diruang tamu sudah ada Pak Walidin yang menonton televisi menayangkan acara ceramah. Bapaknya itu memang hobi nonton televisi.

Pak Walidin menyadari kehadiran putranya lantas bertanya. “Sudah mau berangkat le?” tanyanya.

“Iya Pak, biar gak kesiangan, Ibu mana?” Ucap Khalid, lalu menyalami tangan Pak Walidin.

“Ibu tidur lagi sehabis Shubuhan tadi, kamu berangkat aja, nanti biar Bapak yang bilang ke Ibu.”

“Azam?” Tanya Khalid lagi, dia akan mengajak adiknya ke rumah Wita.

“Dia nunggu di masjid katanya, kamu susul aja,” jawab Pak Walidin.

“Yasudah pak, Khalid berangkat dulu yah, Assalamualaikum,” Pak Walidin menjawab salam Khalid. Dia melihat putranya yang berjalan menuju pintu, kemudian terdengar suara motor dinyalakan, hingga suara motor Khalid tidak terdengar lagi.

***
Wita sudah rapih dengan setelan sederhana, celana kulot hitam dan baju polos berwarna maroon sepanjang lutut, juga kerudung segiempat terpasang indah dikepalanya. Kini, Wita sedang menunggu Khalid diruang tamu, nanti, setelah Khalid tiba di rumahnya, dia akan langsung mengajak pria itu menemui WO, tidak membiarkan Khalid mampir dulu ke rumahnya. Suara motor dari arah luar membuat Wita langsung berdiri, dia yakin itu suara motor Khalid.

“Ke rumah Ujang dulu, ibunya meninggal, Papa sama Mama juga disana, pake mobil, gue udah pesen taxi.” Ujar Wita saat sudah berada didekat Khalid, Khalid menurut, mereka bertiga menunggu taxi di halaman rumah.

***
Dengusan Wita menjadi perhatian Khalid sejak tadi, setelah melayat dari rumah Ujang mereka berdua ditemani Azam langsung menuju tempat wedding organizer menggunakan mobil milik Kiai Aziz,  wanita yang duduk di jok belakang itu kentara sekali bahwa dia sedang kesal, wajahnya kecut sekecut mangga muda, wo yang direkomendasikan Aji tidak jauh, masih berada di kawasan Lembang.

Azam duduk disebelah Khalid yang menyetir, daritadi remaja itu hanya diam, bukan hanya Azam sebenarnya yang diam, tapi ketiga penghuni mobil yang mereka gunakan juga diam.

“Lo Lid, gak mikir banget si, udah tahu mau bertiga kenapa bawanya motor, gak ngebayangin gue semotor bertiga, udah kaya cabe-cabean di mangga dua.” Gerutu Wita, tangannya di sedekapkan di dada.

“Saya belum punya mobil Wit, kamu mau saya beli mobil?” Tanya Khalid, melirik dikaca yang menggantung di mobil untuk melihat Wita. “Nanti saya beli, tapi setelah kita sudah menikah, sekarang uangnya saya gunakan untuk kebutuhan pernikahan kita,” lanjut Khalid.

Kuy Otw Kua (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang