07 : Pernikahan

1.2K 186 48
                                    

"Hey kau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey kau. Iya, kau. Kemari." Juni mendatangi Dae yang entah mengapa ada di belakang sekolah saat dia barusaja buang sampah. Biasanya dia bersama kedua temannya. Dan entah mengapa hari ini murid bandel itu sendirian. Memanggilnya pula.

"A-ada apa?" tanya Juni sambil menunduk. Lalu mengangkat wajah, lalu menunduk lagi. Dia malu. Ya dia memang selalu malu berhadapan dengan cowok manapun. Terutama yang satu ini, walau Juni tidak suka dia yang dikenal bandel, tapi tetap saja jiwa-jiwa remajanya mengagumi betapa Dae sangat keren dengan seragam itu.

"Nanti sore Namsan Park. Kau ada waktu?"

Juni memandangnya melalui bulu mata lentik itu. Tak mengerti.

"Aku tunggu kau di sana jam lima sore." lalu Dae tersenyum miring. Menepuk pipi Juni pelan sebelum berlalu.

Sementara itu, Juni terdiam seribu bahasa. Neutron-neutron di kepalanya barusaja mengumpulkan informasi atas pernyataan barusan.

Apa itu ajakan kencan?

Dan sore itu Juni pun datang tepat waktu. Dan Dae secara mengejutkan datang lebih dulu . Tak sulit menemukannya karena Dae memang mencolok. Cowok itu duduk di bangku sambil menonton sekumpulan anak muda yang sedang melakukan dancing street.

Suasananya sungguh menyenangkan. Hari itu Bunga Cherry blossom yang mekar di pertengahan Maret. Menghiasi sepanjang jalan.

Dengan malu-malu, Juni menampakkan diri. Dae langsung menyadarinya.

"Apa aku lama?"

"Tidak," jawab Dae. "Aku barusan saja duduk. Duduklah."

Juni duduk di sebelah Dae.

"Bajumu bagus. Apa itu model baru?"

Juni melihat penampilannya. Sweater rajut warna hijau dan celana merah marun serta sepasang sepatu putih dengan totol-totol merah.

"Aku merajut sweaterku sendiri saat libur musim panas," Juni memegang sweaternya. "Aneh?"

Dae bereaksi lima detik kemudian, "Bagus." Lalu dia memandang ke depan.

"Kau cantik," kata Dae.

Juni menggigit bibir bawahnya. "Terima kasih. Tapi, aku tidak merasa begitu."

"Kenapa?" tanya Dae.

"Karena, anak-anak di sekolah bilang aku aneh."

 I Hate To Love You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang