20 : perlahan dan pasti

926 157 98
                                    

Ini super pendek. tapi memang pengen update biar genapkan dua puluh chapter. Selamat membaca dan menikmati. Walau aku ragu feel-nya bakal dapet karena pendek.

"Dae, apa yang kau lakukan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dae, apa yang kau lakukan?"

Katanya,pria akan ereksi di pagi hari. Dan hal itu membuat alat vital pria itu terasa menonjol di balik celananya. Juni tercekat. Dia baru ingat, sempat tak sengaja menyentuh bagian itu sebelum bangkit dari ranjang. Hormon pagi hari Dae yang ditambah sentuhan tak sengaja telapak tangannya barangkali membuat Dae terbangun.

Tetapi, ini, di luar bayangannya.

"Dae?" Juni melihat tangan besar pria itu merayap-menangkup payudaranya. Napas Juni tercekat dua kali. menggigit bibir, disentuhnya lengan itu, berupaya menjauhkannya, namun Dae mengetatkan pelukan, meraba-raba kulit perutnya yang menonjol.

"Aku bermimpi tentangnya semalam. Berlarian memanggilku ayah dan kau tahu apa yang kulihat?"

Juni menunggu.

"Dirimu," kata Dae. "Kau ada di sana, melihatku dari kejauhan sambil menangis. kenapa Juni?"

"Kenapa apanya?" tanya Juni. "Dae, keluarlah. Sedang apa kau..."

"Kenapa aku sangat takut?"

"Apa?" bisik Juni. Tak bergerak.

Dae menyentuhkan bibir bawahnya ke daun telinga Juni. "Kehilanganmu," katanya.

Ini pasti hanya rayuannya.

Juni menangkap sinyal-sinyal Dae kala pria itu membalik tubuhnya dan mulai mencumbu bibirnya mesra di bawah guyuran air shower. Reflek, telapak tangan Juni menyentuh dada Dae yang licin. Bibir mereka menampung sedikit air tiap kali lumatan terjadi. hingga tangan Dae menyapu kepalanya, menarik sejumpun rambutnya ke belakang, memiringkan kepala Juni hingga mulut mereka menyatu erat dan rapat. Lidah keduanya bermain di dalam mulut. Liar, basah, dan hangat.

Karena merasa tak dapat napas, Juni memberi dorongan pelan di dada Dae. Pria itu menjauh, pagutan mereka terlepas. Keduanya panas, bergairah, dan saling menginginkan.

"A-aku tidak ingin terlalu sering melakukannya," kata Juni.

"Aku juga," kata Dae.

"Lalu kenapa?"

Dae mendekat lagi. menarik Juni dan menciumnya sebergairah tadi. Juni terbawa suasana lagi. dan dirasakannya pergerakan tangan Dae yang terulur mematikan kran shower yang ada di belakangnya. Mendadak hening. Punggungnya merapat ke dinding sambil masih berciuman panas. Bergerak begitu bersemangat seperti biasanya. Mencipta decapan-decapan sensual memenuhi ruang.

Juni sadar betapa dia sangat cepat haus. Dae begitu menggairahkan dan mudah bergairah. Cocoklah mereka. Cukup menjelaskan alasan keberadaan janin di perut.

"Mhh-hhh," desahnya kala bibirnya terbebas dari kuncian.

"Cantik," bisik Dae di antara desahan Juni kala jemarinya mengobrak-abrik pertahanannya di area privasi wanita itu. gerakan acak namun cepat. Pun agak kasar.

 I Hate To Love You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang