Part 4 Aku menemui satu pasangan

23 4 0
                                    

"Harusnya kita sadar beberapa keputusan harus memikirkan resiko yang akan terjadi "

Kini aku terduduk di salah satu sudut coffe shop sambil menunggu satu sejoli yang memutuskan untuk menikah. Kenapa orang orang menikah harus bertemu denganku? Karena sekarang aku kuliah mengambil hukum, hukum dimana mengenai keluarga mempelajari seperti syarat syarat menikah dari sudut pandang agam, biologis dan psikologis.

Kuliahku belum tuntas tetapi aku juga membuka konseling online mengenai pernikahan di laman instagramku, itu membuatku harus bertemu berbagai pasangan yang unik dan cukup menarik.
Kali ini aku memesan red velvet dengan beef steak, jangan bosan ketika lagi-lagi aku memesan minuman berwarna merah itu karena  red velvet adalah minuman yang paling aku suka.

" Hai kak kinara yaa?" ucap klienku.
" Iya halo silahkan duduk mba dan mas nya" Ucapku penuh senyuman
" iya kak kina"
"Jadi apa yang ingin kalian konsultasikan ke aku, kita santai saja ya gak usah tegang haha "

Aku melihat klien ku yang cowo ini seperti gugup antara takut dan malu, yang lebih menariknya pasangan di depanku sekarang usianya masih dibawah umur denganku, sebenernya aku banyak menemui pasangan-pasangan seperti ini bahkan ada beberapa yang sudah hamil duluan sebelum menikah. Ini permasalahan yang sangat lumrah sebenernya, kadang aku berpikir apakah keadaan mentalnya sudah siap dengan segala permasalahan yang ada di depan? aku saja yang gagal dalam hubungan pacaran traumanya sampai sekarang.

" Okei jadi kalian ini masih di bawah umur ya kalo mas nya sekarang umur berapa?"
" Baru umur 17 tahun kak" ujar lelaki itu dengan penuh keraguan.
" kalo mbaknya umur berapa? "

Aku harus menanyakan dengan detail karena ini mengenai masa depan dan rumah tangga yang akan mereka jalanin, bukan hal yang remeh-temeh.
" saya baru umur 16 kak, kita beda satu tahun kebetulan kita ketika sekolah satu angkatan " ujarnya tersipu malu

" Baik aku mulai ya konseling nya, aku disini akan menjelaskan dari berbagai sudut pandang. Kalo sudut pandang menurut agama islam kalian memang sudah di bolehkan untuk menikah karena sudah memenuhi syarat sebagaimana diantara syaratnya itu baligh dan juga berakal.
Kita bergeser melihat sudut pandang dari hukum negara, jika kalian masih ada dibawah umur 19 tahun kalian masih belum diizinkan untuk menikah, karena pernikahan itu bukan hal yang mudah untuk di tempuh walaupun kita menjalankannya berdua dengan orang yang kita cintai.
Jika dilihat dari sudut pandang biologis, sistem reproduksi kalian memang sudah bisa di gunakan dan bisa menghasilkan keturunan. Akan tetapi jika dilihat dari sudut pandang psikologis..."

Aku menarik nafas berat, karena di bagian ini aku akan menjelaskan lebih berat lagi,
" Kalian masih sangat jauh untuk ada di posisi yang siap mental kalian masih ada di posisi labil dalam mengambil keputusan, jika disalah satu diantara kalian ada yang salah, aku tidak ingin pihak satunya langsung mengklaim yang tidak benar atau di marahi habis-habisan padahal kita juga bisa membicarakan secara baik-baik. Dari segi psikologis juga ada beberapa pasangan yang sudah menikah lalu bercerai karena pemikiran dia yang tidak kuat menghadapi perubahan-perubahan yang ada pada kehidupannya. Setelah menikah nanti kalian tidak bisa bebas dalam segala hal, dan kalian juga harus dipaksa untuk dewasa. Banyak juga kejadian usia dari masing masing pasangan sudah siap tapi bercerai dan itupun dampaknya kepada anak kita"

Aku sedikit meringis ketika membicarakan dari segi psikologi, karena menikah bukanlah hal yang mudah bagiku, kita juga harus mencukupi segala kebutuhan finansial dan dana-dana darurat. Menikah juga bukan hanya menyatukan dua kepala tetapi juga dua keluarga yang sama-sama beda asal usulnya.

Kita bisa dengan mudah bilang ingin menikah tetapi kebanyakan orang gagal di tengah jalan dan aku tidak mau klienku mengalami hal seperti itu, itu adalah membunuh mental dan memberi keputusan yang berat bagi pasangan dan juga lingkungan sekitar, lebih baik di tunda dan juga menunggu waktu yang pas, aku memandang pasangan itu dengan penuh senyuman, netra nya terlihat sedih setelah mendengarkan penjelasan dariku.

" Lalu kak kina kita harus gimana? ucap mas nya dengan penuh tanya
" Kalian boleh menikah, akupun tidak melarang kok, cuman aku ingin kalian melihat resikonya saja. keputusan tetap ada di tangan kali okee"
"Oalah baik kak kina nanti kita pikirkan lagi, terimakasih banyak ya sudah mengingatkan kami" mas nya menutup pembicaraan dengan senyuman. Lalu mbak nya langsung memelukku dengan erat sambil berbisik
" kak kinara terimakasih banyak ya, semoga kak kinara bahagia selalu nanti aku kabarin lagi lewat media sosial" 
" Terimakasih waktunya, semoga kalian segera memutuskan pilihan terbaik. Bahagia selalu buat kalian" Ucapku dengan lantang sambil melambaikan tangan.

Banyaknya orang hanya melihat pernikahan dari sisi enaknya saja tanpa memikirkan hal lain. Aku tidak langsung pulang dari caffee ini, karena masih mengerjakan beberapa naskah yang belum selesai sepenuhnya. 















Jangan lupa kasih bintang dan komen ya bestie bestie ku, vote dan komen kalian sangat berarti bagiku. Selamat menikmati, selamat membaca, semoga kalian suka ya.
Kalian bisa bersapa langsung denganku melalui instagram : @farahtaufiq30 / @farfalla.30
dan juga bisa bergabung di dalam channel telegram farfalla.30

sayang kalian banyak banyak 🥰

Journey To Recovery (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang