Teman kecil

1.4K 149 2
                                    

       "Tay, Kamu ngga perlu nerima perjodohan ini kalo kamu ngga mau."

       "Aku mau kok, Aku mau nikah sama kamu."

       "Tapi Tay... Bukannya kamu ngga suka perempuan?"

       "Justru karena aku ngga suka perempuan, Kamu satu satunya perempuan yang aku percaya. Aku bisa punya anak dari kamu, Ngga ada yang berubah dari kita, Namtan. Selamanya kita hanya akan jadi teman. Tapi melalui pernikahan ini kamu bantu keuangan keluargamu, Aku mendapat anak yang akan menjadi penerusku nanti."

~~~

       Namtan tersenyum saat ia mengelap bingkai foto yang memperlihatkan dirinya dengan Tay. Foto itu diambil ketika kuliah, Ketika dirinya berpacaran dengan laki laki lain. Namtan sering mendapat kecaman karena dekat dengan dua laki laki sekaligus.

       Orang orang tak tahu kebenarannya, Namtan dan Fluke, Kekasihnya saat itu saling mencintai. Sementara kehadiran Tay hanya untuk menjaga teman kecilnya agar tak disakiti. Fluke sendiri tahu jika Tay tak menyukai Namtan hingga ia tak keberatan dengan keberadaan Tay di tengah tengah hubungannya.

       Namtan kembali teringat saat Tay setuju untuk menikahinya belasan tahun lalu. Dengan keuntungan yang di dapat oleh kedua belah pihak, Mereka memutuskan untuk menikah. Seperti yang diucapkan oleh Tay, Tak ada yang berubah. Laki laki itu memang menjaga dan memperlakukan Namtan dengan baik, Namun bukan sebagai istri melainkan sebagai sahabat.

       "Sayang banget ya Tay, Aku ngga bisa jadi istri yang seutuhnya buat kamu." Gumam Namtan. Ia meletakkan bingkai foto tersebut di atas meja dan pergi menuju ruang tengah untuk bersantai.

       Sebuah helaan napas berat ia loloskan bersamaan dengan tubuhnya yang terhempas diatas sofa. Memikirkan itu membuatnya frustasi. Tay boleh saja tak menyukai perempuan, Namun Namtan tetap perempuan normal yang akan luluh manakala diperlakukan bak ratu oleh seorang laki laki.

        Meski tak mencintai Namtan, Tay tetap memberi apa yang seharusnya didapat oleh seorang istri. Setiap tahun, Namtan selalu mendapat hadiah berupa perhiasan, Tas dan barang mewah lainnya. Tak lupa sebuket bunga yang Tay pesan khusus untuk merayakan anniversary mereka.

        "Bosen banget, Ngajak Tay ngopi siang siang enak kali ya." Namtan bermonolog. Ia merogoh saku dan mengambil ponselnya.

       "Halo, Kenapa Tan?" Tay memulai obrolan.
       "Halo, Sibuk ngga? Ngopi di kafe deket kantormu yuk."
       "Wah kebetulan aku sama Hin juga mau kesana bentar lagi. Kalo mau kita ketemuan disana aja."
   
       Dahi Namtan berkerut, Namanya terdengar asing. Tay belum pernah menyebut nama itu sebelumnya.
       "Hin? Siapa? Temen kerjamu ya? Aku ngga ikut deh takut ganggu."
       "Ah iya lupa, Aku belum pernah bilang ke kamu kalo Hin itu ya New. Mending kamu kesini deh, Sekalian kenalan sama Hin."

       Namtan sempat ragu, Ia tak tahu harus bersikap bagaimana pada pacar baru mantan suaminya. Namun akhirnya Namtan setuju, Ia sudah teramat suntuk berada di rumah seharian.

~~~

       "Oh jadi ini yang namanya Hin." Ucap Namtan dengan ekspresi menggoda. Perempuan itu duduk berseberangan dengan Tay dan seorang laki laki berkulit putih disampingnya.

       "Kamu ngga boleh manggil dia pake nama Hin, Yang boleh manggil gitu cuma aku."
       "Tay..." New menyenggol Tay, Ia terlihat malu malu duduk satu meja dengan Namtan.

       Dari penampilannya, Namtan dapat menilai kalau New ini tipe laki laki yang lembut dan penyayang. Senyum di wajahnya terlihat tulus. Mata Namtan terfokus pada tangan kedua laki laki di depannya yang bergandengan seolah tak mau lepas.

       "Udah kali Tay gandengannya, Ngga bakal aku curi juga kok pacarmu." Mendengar itu New melepas genggaman tangan Tay.

       "Bundanya Nanon ya? Tay sering cerita ke aku tentang kamu." New mencoba mengakrabkan diri dengan mantan istri Tay tersebut.

       Namtan mengangguk, Ia tersenyum ramah agar suasana tak tegang. Jemari lentiknya merogoh tas dan mengambil sebuah kartu nama dan menyerahkannya pada New.

       "Namtan Tipnaree, Pemilik 'Sweetiest Bakery' generasi ke 3. Mantan istrinya Tay, Bundanya Nanon, Lahir di-"
       "Namtan, Stop. Hin juga ngga peduli kamu lahir dimana." Tay memotong perkataan Namtan.

       Mereka bertiga berbincang bincang santai, Semakin lama berbicara dengan New, Semakin ia paham mengapa Tay memilih laki laki itu sebagai kekasihnya. New selalu menatap mata orang yang berbicara dengannya, Ia juga menanggapi dengan porsi yang pas, Tak terkesan acuh namun juga tak berlebihan.

       "Kalian berdua kan sama sama punya anak, Terus gimana cara kalian buat ngomong tentang hubungan ini ke mereka? Ngga gampang loh bikin anak nerima orang baru di keluarga mereka. Jangan lupa, Kalian bukan lagi sepasang remaja yang bisa dengan bebas menjalin hubungan, Kalian butuh restu dari anak anak."

       New menunduk, Ia terlihat putus asa mendengar ucapan Namtan.
       "Namtan, Aku mungkin bisa gantiin posisi kamu di hidup Tay, Tapi aku ngga akan bisa gantiin kamu di hidup Nanon."

       Namtan mengangguk dan meraih jemari New. Ia tahu betul masalah apa yang sedang mereka hadapi saat ini.

       "Kamu ngga perlu gantiin aku, New. Cukup bikin Nanon terima keberadaan kamu didekat ayahnya. Kalian ngga perlu buru buru, Aku bisa bantu New deket sama Nanon, Tapi aku ngga bisa bantu kamu deket sama anak New, Kamu tau itu kan Tay?"

       "Urusan aku belakangan, Kamu mau bantu deketin Nanon sama Hin aja aku udah seneng banget." Ucap Tay, Ia tersenyum lebar setelah Namtan setuju untuk membantunya.

       "Kalo gitu aku pamit pulang dulu ya, Kalian juga harus balik kerja kan? New, Selamat ya. Kamu berhasil dapetin hati Tay setelah sekian lama dia nutup hatinya."

       Saat hendak pulang, Namtan menyempatkan diri untuk memeluk Tau dan New secara bergantian.



Hai,jangan lupa vote ya,semoga hari kamu menyenangkan❤

RESTU ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang