"Mas, Kalo nanti aku udah ngga ada, Tolong jagain Pluem dan Frank ya."
"Terus siapa yang jagain aku nanti? Kamu pasti sembuh kok Jane, Aku percaya itu."
"Aku bakal jagain kamu dari surga. Nanti aku ceritain semua tentang kamu ke malaikat di sana."Ucapan Jane malam itu masih segar di ingatan. New tersenyum, Ia tiba tiba merindukan sosok istrinya. Jane, Wanita cantik yang setia menemaninya dalam keadaan apapun. New ingat bagaimana sulit keuangannya saat awal menikah. Terlebih setelah kantor lamanya melakukan pemangkasan karyawan secara besar besaran.
Setelah berhenti bekerja di kantor, New bekerja sebagai pengantar makanan cepat saji, Dan Jane tak pernah keberatan dibiayai menggunakan uang yang tak seberapa hasil kerja suaminya.
Jane adalah wanita terhebat yang pernah New kenal. Malaikat tak bersayap yang dikirim Tuhan untuk menemaninya meski tak sampai akhir. Jane terlebih dahulu diminta Tuhan untuk kembali.
"Aku kangen banget sama kamu, Jane. Tanpa kamu hidup aku kacau banget. Aku ngga tau harus gimana, Kamu pasti kecewa banget disana ya. Maaf Jane, Pada akhirnya aku jatuh cinta sama laki laki karena aku ngga bisa menemukan perempuan seperti kamu." New bermonolog. Ia tahu Jane pasti mendengar keluh kesahnya.
"Aku punya sesuatu buat kamu." Ucap New sembari mengambil sebuah kotak dari dalam lemari.
"Liat, Akhirnya kebeli juga kotak musik yang ada balerina nya. Dari dulu kamu pengin banget beli ini kan Jane? Maaf baru kebeli sekarang. Besok aku bawa ke makam ya, Kita ketemu disana."
~~~
Paginya, New benar benar berkunjung ke makam Jane. Ia membawa kotak musik yang dijanjikan. Sudah cukup lama New tak kesana, Pusara Jane sudah ditumbuhi rumput liar.
New berjongkok, Mencabuti satu persatu rumput yang menutupi makam istri tercintanya. Sesekali ia tersenyum pada nisan yang tertancap, Seolah tersenyum pada Jane.
"New??" Seorang perempuan memanggil namanya. New reflek menoleh, Ternyata Namtan. Wanita itu tersenyum dan turut jongkok bersamanya.
"Kamu ngapain kesini?" Tanya New tanpa berhenti mencabuti rumput.
"Aku abis dari makam mama dan papa. Kamu sendiri ngapain di sini?"
"Jengukin istri. Udah lama ngga kesini, Kangen banget."Mata Namtan menatap nama yang terukir di atas nisan. Ia kemudian melihat ke arah kotak musik di samping New.
"Bawa kotak musik?" Namtan bertanya, Ia cukup penasaran mengapa New membawa kotak musik ke makam istrinya.
"Ini hadiah buat Jane. Dulu, Dia pengen banget beli kotak musik yang ada balerinanya, Tapi ngga kebeli. Waktu itu keuanganku belum stabil kaya sekarang."
Hati Namtan tersentuh, Ia benar benar iri pada Jane karena memiliki suami sebaik New. Kotak musik menurut sebagian orang mungkin terlihat sepele, Namun New mengingat keinginan istrinya dan berusaha dipenuhi meski istrinya sudah tiada.
"New, Kamu ngga papa?" Tanya Namtan tiba tiba. New menoleh dan mengerutkan dahi kebingungan.
"Setelah semua yang terjadi, Kamu ngga papa? Kamu bisa cerita ke aku kalo kamu mau." Sambungnya. New tak menjawab, Ia hanya tersenyum lalu melanjutkan kegiatannya mencabuti rumput."New, Aku pulang duluan ya. Semuanya bakal baik baik aja, Percaya sama aku." Namtan menepuk pundak New dan pergi meninggalkan area pemakaman.
"Jane, Perempuan tadi namanya Namtan. Dia mantan istri Tay. Orangnya baik banget, Dia yang bantuin hubungan aku sama Tay. Mungkin kalo kamu masih hidup, Kalian bisa jadi temen. Frank pernah bilang, Kalo Namtan ngizinin dia buat manggil dirinya dengan sebutan bunda. Dia ngelakuin itu karena tau Frank udah cukup lama kehilangan sosok ibu."
Saat ini New benar benar butuh bahu untuk bersandar. Dulu, Jika keadaan sedang tidak baik baik saja Jane akan memeluknya, Membisikan kalimat penyemangat dan mengelus lembut punggungnya. Yang bisa New lakukan kini hanya menangis di sisi makam sang istri.
"Aku butuh kamu, Jane. Aku lagi ngga baik baik aja. Aku ngga bisa berhenti mencintai Tay tapi aku juga ngga bisa kehilangan Pluem. Aku harus gimana Jane, Aku harus gimana..."
Sepanjang hari New terus berada di samping makam Jane, Menceritakan semua yang terjadi padanya setelah Jane tiada hingga ponselnya berdering karena panggilan masuk dari Pluem.
"Pa, Aku di kantor polisi. Aku nabrak mobil orang."
~~~
New tergopoh gopoh memasuki kantor polisi. Disana ada Pluem dan seorang laki laki yang tak asing baginya.
"Tay?" Ucap New lirih. Ia segera menghampiri Pluem dan menanyakan apa yang terjadi.
"Anak kamu nabrak mobil klien ku yang lagi otw buat ketemu sama aku. Aku udah urus semuanya Hin. Klien aku sekarang udah dibawa ke rumah sakit, Lebih baik sekarang kamu ajak Pluem pulang."
Ada rasa canggung diantara keduanya. Setelah menjelaskan beberapa hal, Tay pamit untuk meninggalkan kantor polisi.
"Kamu harus berterima kasih sama Om Tay karena dia berhasil bujuk klien nya untuk ngga memperpanjang masalah ini." Ucap New setelah keluar dari kantor polisi.
"Berterima kasih? Dia pikir setelah dia nolongin aku, Aku bakal luluh dan merestui kalian? Lagian papa yakin banget kalo orang yang aku tabrak itu klien dia? Bisa aja kan dia cuma cari muka." Pluem bersikeras menolak untuk mengucapkan terima kasih pada Tay.
Bukan satu hal yang mengejutkan bagi New, Ia tahu bagaimana keras kepalanya Pluem. New hanya bisa mengelus dada, Berharap suatu hari Pluem dapat berubah.
Jangan lupa vote yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTU ( END )
FanfictionOrang bilang umur hanya angka, Gender hanya huruf. Tanpa orang sadari, Mereka punya cinta namun dunia punya norma. Hal ini menyulitkan kisah cinta dua insan yang harus terhalang restu. Restu Tuhan, Restu semesta dan restu anak anak mereka.