Hubungan Kay dan Namtan kian dekat. Semenjak ketahuan stalk hari itu, Mereka saling mengirim pesan hampir tiap hari. Meski belum resmi berpacaran, Kay dan Namtan tak jarang menggoda satu sama lain. Mereka bahkan menggunakan 'aku-kamu' sebagai tanda kedekatan.
Awalnya Namtan ragu, Ia takut Kay akan mempermainkannya. Mengingat perbedaan usia mereka cukup jauh. Kay seorang mahasiswa yang mendekati janda anak satu sepertinya memang terdengar mustahil.
"Kak Namie, Maaf telat. Loh beneran belum pesen ternyata?" Ucap Kay yang tiba tiba berada di belakang Namtan.
"Aku ngga mau bingsunya cair makanya aku nunggu kamu."
"Tumben loh Kak Namie mau diajak ketemu. Biasanya alesan mulu."Namtan tak keberatan sama sekali mendengar Kay memberinya nama Namie.
"Dari kemaren kan anak aku dirumah. Nah sekarang dia udah pulang ke rumah ayahnya jadi aku bisa bebas kemana aja tanpa ditanyain."Ini kali pertama Namtan dan Kay bertemu kembali setelah pertemuan mereka di salon hari itu. Biasanya mereka berhubungan melalui chat dan telepon saja.
"Mau mango bingsu ngga? Best seller nih disini." Kay bertanya pada Namtan.
"Kay bingsu ada ngga?" Namtan balik bertanya.
"Wah ngga ada. Adanya Namie bingsu, Mau?"Mereka berdua tersenyum. Usai memutuskan memilih menu yang mana, Kay memanggil pelayan untuk memesan.
"Mango bingsu nya 1 sama patbingsu nya 1 ya mbak." Ucap Kay ramah.
"Senyumnya lebar banget kayanya." Sindir Namtan sembari mengaduk aduk gelas berisi air putih yang sedari tadi berada di hadapannya.
"Kenapa? Cemburu ya? Yaudah besok besok aku ngga bakal senyum ke orang selain Kak Namie."
"Loh? Siapa yang cemburu? Aku kan cuma ngomong senyum kamu lebar banget, Apa salah? Lagian ngapain cemburu, Kan kita ngga ada hubungan apa apa."Kay tahu maksud hubungan perempuan cantik di hadapannya. Ia juga sudah menyiapkan sebuah rencana.
"Kak Namie mau taruhan ngga? Yang bisa habisin bingsu duluan, Dia yang menang. Yang menang boleh minta apapun ke yang kalah."
Namtan berpikir sejenak. Mungkin saja Kay sedang mengerjainya. Namun tak ada salahnya juga mengikuti permainan anak ini.
"Deal, Kamu mungkin merasa pede bakal menang karena aku perempuan. Tapi kamu harus tau, Aku penjinak es loh."
"Percaya kok. Jangankan es, Aku aja bisa jinak sama kakak."
"Diem atau aku pukul mulut kamu pake sandal?"~~~
Namtan mendengus kesal melihat mangkuk bingsu Kay telah kosong sementara mangkuk miliknya masih tersisa setengah porsi. Kay memiliki strategi sendiri untuk menghabiskannya. Ia membiarkan es nya mencair sambil menonton Namtan buru buru melahap bingsu. Setelah cair, Kay menyeruputnya seperti minum air pada umumnya.
"Yaudah kamu mau apa?" Ucap Namtan setengah kesal.
"Kak Namie, Aku tau selama ini Kak Namie juga sadar kalo aku lagi nyoba deketin kakak. Dan hari ini... Aku mau nanya tentang hal itu. Kak Namie mau ngga jadi pacar aku?"Awalnya Namtan ingin pura pura terkejut jika Kay pada akhirnya menyatakan cinta padanya. Namun begitu hari tersebut tiba, Namtan benar benar terkejut.
"Kamu tau kan aku siapa? Aku bukan gadis mahasiswi yang seumuran sama kamu. Kamu ngga malu kalo temen temenmu tau kamu pacaran sama tante tante? Aku udah punya anak, Dia selisih beberapa tahun sama kamu. Sebelum aku jawab, Aku mau nanya dulu. Kamu siap menerima semua konsekuensi yang akan terjadi kalo kamu menjalin hubungan dengan wanita yang jauh lebih tua?"
Tak tersirat keraguan sedikitpun di wajah Kay. Mahasiswa tampan itu meraih tangan Namtan dan menggenggamnya erat erat.
"Aku siap. Aku siap kalo harus dipandang aneh sama orang, Aku siap diledek sama temen temen karena pacaran sama orang yang lebih tua. Aku siap kalo aku harus punya anak tiri yang umurnya ngga beda jauh sama aku sendiri. Karena buat aku, Umur hanya angka. Aku mencintai kakak bukan karena apapun, Kecuali karena kakak itu Namtan."
Jantung Namtan berdetak kencang. Ia tak pernah merasakan yang seperti ini sebelumnya. Perutnya sekarang terasa geli, Seperti ada kupu kupu yang berterbangan di dalamnya.
"Gimana kalo akhirnya kamu ninggalin aku karena aku udah tua? Kalo aku jadi nenek nenek, Kamu masih bisa nyari ganti yang muda dan cantik." Namtan mengungkapkan ketakutannya.
"Aku yakin Kak Namie kuat megang palu. Kalo Kakak liat aku sama cewek lain, Pukul aja kepala aku pake palu."
"Kay.... Beneran loh ya aku pukul kepala kamu pake palu. Awas aja."Kay melepas genggaman tangan dan merogoh saku celananya. Ia mengangkat sebuah kalung cantik dengan liontin berbentuk huruf K dan N.
"Kamu niat banget Kay beli ginian hahaha."
"Aku custom di temen, Untungnya jadi pas sebelum kita ketemuan. Mau aku pakein ngga?" Namtan mengangguk. Ia membiarkan Kay memasangkan kalung di leher jenjangnya."Jadi... Kita resmi pacaran kan?" Bisik Kay usai memasangkan kalung. Namtan sedikit terkejut namun pada akhirnya tersenyum.
"Iya." Jawaban singkat itu disambut kecupan manis di kening Namtan.
Jangan lupa vote ya kak
KAMU SEDANG MEMBACA
RESTU ( END )
FanfictionOrang bilang umur hanya angka, Gender hanya huruf. Tanpa orang sadari, Mereka punya cinta namun dunia punya norma. Hal ini menyulitkan kisah cinta dua insan yang harus terhalang restu. Restu Tuhan, Restu semesta dan restu anak anak mereka.