Om New

925 111 4
                                    

       Namtan pulang beberapa waktu lalu, Sementara Tay pergi ke kantin untuk membeli segelas kopi. Di dalam kamar inap, Nanon sibuk memilin selimut rumah sakit untuk menghilangkan rasa bosan.

       "Nanon." Seseorang memanggil Nanon dari arah pintu. Saat Nanon menoleh, Ia melihat Frank tersenyum padanya. Di belakang Frank, Ada New yang tersenyum tipis pada Nanon. New tampak berbisik pada putranya dan memilih untuk duduk di kursi depan kamar inap.

       "Papa dikasih tau Om Tay, Katanya lo sakit. Pantes tadi gue cari di sekolah lo ngga ada."
       "Iya Frank, Gue masuk rumah sakit dari semalem. Ngomong ngomong kok Om New ngga ikut masuk?"

       Frank sedikit terkejut. Ia tak menyangka Nanon akan bertanya demikian.
       "Emang... Papa gue boleh masuk?" Tanya Frank untuk memastikan. Nanon hanya mengangguk pelan.

       Dengan semangat Frank keluar kamar inap dan memanggil papanya. Papa dan anak itu menemui Nanon dengan perasaan bingung.

       "Om New kesini buat jenguk aku kan? Terus kenapa cuma duduk di depan?"

       Jantung New seperti hendak melompat keluar saking terkejutnya. Ia masih ingat bagaimana Nanon memergokinya bersama Tay saat itu. Dan kini Nanon mengajaknya berbicara seolah tak pernah terjadi apa apa.

       "Om takut Nanon ngga nyaman. Lagipula Om ngga papa kok nunggu di luar, Biar kamu sama Frank enak ngobrolnya." Ucap New.

       "Jangan, Di luar ngga ada orang. Ayah lagi ke kantin buat beli kopi. Mending nunggu di dalem aja, Nunggu ayah dateng. Duduk dulu om, Frank, Apa ngga pegel berdiri terus?"

       Nanon benar benar berusaha untuk bersikap baik pada orang yang ayahnya cintai. Semalaman ia memikirkan ucapan bundanya. Dan pada pagi harinya, Namtan datang kembali membahas masalah yang sama. Ia meminta Nanon untuk bersikap baik pada New. Jika belum bisa menerima New sebagai kekasih ayahnya, Terimalah New sebagai orang tua dari sahabatnya, Frank.

       Mereka bertiga berbincang santai, Rasa canggung antara Nanon dan New perlahan memudar. Laki laki itu bahkan mengupaskan apel yang ia bawa untuk putra kekasihnya.

       "Non, Kamu pernah liat Frank deket sama cewek ngga? Om penasaran deh tiap ditanya dia ngeles mulu."
       "Ngga pernah om, Frank kan sukanya cowok." Jawab Nanon sekenanya.

       "Wah jangan fitnah lo, Enak aja. Gue masih suka cewek ya. Jangan percaya mulutnya Nanon pa, Penyebar hoax." Frank membela diri.
       "Ngga, Waktu itu lo bilang ada kakak kelas yang ganteng. Beneran om, Aku ngga boong."
       "Iya ganteng doang kan bukan berarti gue naksir."

       New dan Nanon tersenyum karena berhasil menggoda Frank. Kini Nanon menyadari, Menerima New jauh lebih mudah daripada memisahkan laki laki itu dari ayahnya.

       "Non, Maaf lama tadi di kantin ngantri ba...nget. Hin?" Tay kebingungan melihat New berada di kamar inap Nanon. Yang lebih mengejutkan, Nanon tampak biasa saja berada di dekat New, Ia bahkan membiarkan New mengupaskan apel untuknya.

       "Ayah mau sampe kapan bengong disana?" Tegur Nanon. Mendengar itu Tay tersadar kalau sedari tadi dirinya terpaku tak bergerak.

       "Ah iya, Kalian udah lama disini?" Tay mendekati New dan mengusap pundak laki laki itu. Melihat sikap Nanon saat ini, Tay yakin sedikit interaksi fisik pada New tak membuat anak itu berang.

~~~

       Tay tersenyum pada New saat New dan Frank berpamitan untuk pulang. Ia mengantar kedua tamu istimewanya hingga di depan ruangan.

       "Hin, Pulangnya hati hati ya. Makasih udah jenguk Nanon." Tay menggenggam erat jemari New.
       "Sama sama, Bilang makasih juga karena hari ini Nanon mau aku jenguk. Aku ngga tau jalan cerita kaya apa yang Tuhan rencanain kedepannya, Tapi aku bersyukur untuk hal baik yang terjadi hari ini. Tay, Kita pulang dulu ya. Aku harus lanjut kerja juga abis ini."

       New merangkul Frank dan berjalan meninggalkan Tay seorang diri di depan kamar inap Nanon. Setelah tubuh New tak terlihat lagi, Tay masuk kembali.

       "Non, Om New bilang dia berterima kasih sama kamu karena kamu bersedia dijenguk sama dia." Tay menyampaikan pesan dari New.

       "Bunda udah cerita semuanya semalem, Dan tadi pagi bunda minta aku buat perbaiki sikap aku ke Om New. Aku tau latar belakang pernikahan ayah dan bunda. Mau sekeras apapun aku nyoba bikin ayah dan bunda rujuk, Itu bakalan sia sia. Karena pada kenyataannya, Cuma Om New yang ada di hati ayah. Setelah ini, Aku ngga akan larang ayah buat berhubungan sama Om New. Tapi ayah harus janji, Jangan ada yang ditutupin lagi. Aku udah gede yah, Udah bisa buat diajak diskusi."

       Tay mengangguk, Ia membelai rambut Nanon. Benar, Kini Nanon bukan lagi anak kecil seperti yang dulu ia kenal. Nanon telah beranjak dewasa, Seiringan dengan tubuhnya yang kian membesar, Cara berpikir Nanon juga turut berkembang.

       "Ayah janji, Ayah janji akan lebih terbuka sama kamu setelah ini." Ucap Tay.

      


Halo, Jangan lupa vote yaaa

RESTU ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang