Loser

772 110 5
                                    

       "Non, Om Tay baik baik aja kan? Semalem dia dipukulin sama Bang Pluem gara gara ketahuan masih berhubungan sama papa. Gue liat lukanya parah banget."

       Nanon tersenyum, Ia menepuk pundak Frank. Temannya itu memang memiliki hati yang lembut. Tak heran jika Frank mengkhawatirkan kondisi Tay.

       "Ayah ngga papa kok, Pas sampe rumah langsung diobatin. Ayah memaklumi tindakan abang lo karena apa yang dialami sama Bang Pluem, Pernah gue alami beberapa waktu lalu. Bedanya, Bang Pluem nyakitin ayah sementara gue nyakitin diri sendiri. Bunda gue udah jemput, Gue cabut duluan ya Frank."

       Frank tersenyum pada Namtan yang berada di dalam mobil. Ia ditawari untuk pulang bersama namun Frank menolak dengan alasan sudah memesan ojek online. Untungnya beberapa menit kemudian ojek yang Frank pesan tiba.

       Suasana hati Frank yang sudah buruk sejak di sekolah, Kini semakin memburuk melihat Pluem duduk di sofa. Ia tahu Pluem yang menyebarkan foto itu. Foto yang diambil semalam, Frank ingat pakaian yang papanya dan Tay kenakkan di foto tersebut.

       "Lo kan yang ngirim foto ke akun gosip sekolah?" Tanya Frank tanpa basa basi. Pluem menoleh sebentar dan mengangkat bahu seolah tak peduli.

       "Mau lo apa sih? Apa keuntungan yang lo dapet setelah ngirim foto itu dan nyebarin rumor tentang papa?"
       "Sekarang lo sendiri udah ngerasain kan gimana malunya kalo mereka tau papa lo seorang gay?"

       Mata Frank berkaca kaca, Kehidupan sekolahnya sudah berantakan, Dan kini semakin berantakan karena Pluem.

       "Gue juga tau apa yang akan terjadi kalo temen temen gue tau tentang masalah ini, Makanya gue diem. Lo kenapa sih seneng banget ancurin hidup orang? SEBELUM LO NGELAKUIN INI, HIDUP GUE UDAH ANCUR! GUE UDAH JADI ANAK BUANGAN!!! GARA GARA LO SEKARANG GUE MAKIN DIJAUHI, GUE MAKIN DIBENCI!!! GARA GARA LO, PLUEM! Gue benci banget sama lo." Emosi Frank akhirnya meledak. Ia bahkan berteriak di depan kakaknya.

       "KALO DARI AWAL LO IKUT GUE BUAT MISAHIN PAPA DAN LAKI LAKI ITU, SEMUANYA NGGA AKAN TERJADI!"
       "NGGA SEMUA ORANG MAU JADI ANTEK ANTEK LO, NGGA SEMUA YANG LO MAU BISA TERKABUL! Ambisi lo buat misahin papa dan Om Tay itu cuma nyusahin semua orang. Gue tau lo orang yang ngga punya hati, Tapi gue ngga nyangka lo tega ngancurin hidup adek sendiri. Kalo lo ngga bertingkah dan bersikap bodo amat sama hubungan papa, Gue ngga perlu menahan malu kaya gini! Lo ngga tau gimana ancurnya hidup gue selama ini, Lo ngga tau apa apa."

       Dengan linangan air mata Frank meninggalkan kakaknya dan pergi ke dalam kamar. Sembari menenggelamkan wajahnya dalam bantal, Frank menangis sejadi jadinya. Ia takut membayangkan hari esok, Dan itu semua gara gara Pluem.

       Pluem terdiam, Ia mungkin sudah berlebihan. Niatnya hanya memberi pelajaran pada Frank agar ia tahu kalau mendukung papanya adalah sebuah kesalahan. Sayang Pluem bukan tipe orang yang suka berpikir jangka panjang. Ia akan melakukan apapun yang muncul di kepalanya.

       Namun bukan Pluem namanya jika ia menyadari kesalahannya. Alih alih meminta maaf, Pluem justru pergi begitu saja.

       Dari dalam kamar Frank dapat mendengar suara bising motor kakaknya yang perlahan menghilang. Ia menatap Loren, Memandangi kucing kecil itu. Loren yang berada di bawah kasur terus mengeong berharap agar ia diangkat dan dibawa ke atas kasur, Seolah ingin tahu keadaan orang baik yang pernah menyelamatkannya itu.

       "Dunia jahat banget ya Ren. Gue capek gini mulu. Kenapa ngga ada satupun hal baik yang dateng ke gue? Yang gue heran, Kenapa orang terdekat gue justru jadi salah satu penyebab luka di hidup gue?"

       Meski tahu Loren tak akan meresponnya, Frank tetap curhat pada kucing itu. Bercerita pada Loren membuat suasana hatinya sedikit membaik.

~~~

       Apa yang Frank takutkan benar benar terjadi. Siswa siswa itu semakin berani mengusiknya. Frank mencoba untuk tak menggubrisnya namun percuma. Mereka seolah menemukan kebahagiaan tersendiri saat merisak orang yang tak bersalah.

       "Frank, Lo tau kan yang ada di akun gosip itu ada Om Tay juga? Gue udah berusaha buat nutup fakta ini. Gue mohon banget sama lo, Tolong untuk sementara waktu jauhi Nanon ya. Gue ngga mau Nanon dapet ujaran kebencian gara gara mereka tau kalo pacar bokap lo itu ayahnya Nanon."

       Frank menelan ludah. Meski berat, Ia harus menuruti permintaan Pond, Sepupu Nanon. Toh hal ini untuk kebaikan temannya, Frank tak mau Nanon ikut dibenci juga karena ulah Pluem.

       "Iya kak, Aku bakal jaga jarak sama Nanon. Maaf ya kak, Nanon harus berada dalam kesulitan gara gara aku."
       "Ngga papa Frank. Gue juga bakal lindungin lo sebisa gue, Nanon yang minta."

       Pond mungkin bersedia untuk melindungi Frank, Namun pasti tak seintens ia melindungi Nanon. Frank iri, Di saat seperti ini Nanon memiliki malaikat pelindung, Sedangkan dirinya justru harus bertahan sendirian.

       Hari hari kini berjalan lebih lama. Frank berjalan dengan kepala tertunduk. Sudah 3 hari sejak berita itu tersebar, Hidup Frank semakin sulit. Para perundung itu kini memiliki alasan untuk semakin merundungnya.

       "Frank." Seseorang menyapa. Saat Frank mendongak, Ternyata orang itu adalah Nanon. Frank hanya tersenyum dan kembali berjalan. Ia ingat pesan Pond tempo hari, Dan menurutnya menjauhi Nanon saat ini adalah hal terbaik yang dapat ia lakukan.


Hai, Jangan lupa vote ya

RESTU ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang