Ujaran kebencian

948 113 14
                                    

       Hari hari berlalu, Ruang gerak Frank kini semakin terbatas. Ia tak lagi terlihat menikmati makan siang di kantin. Itu karena Frank tak tahan menghadapi tatapan orang orang yang mengintimidasinya.

       Saat tiba waktunya makan siang, Frank hanya menikmati sandwich yang ia bawa dari rumah. Dengan kepala tertunduk, Ia mengunyah sandwich itu di sudut kelas, Letak tempat duduknya.

       Para guru mungkin sudah tahu tentang masalah ini, Namun mereka memilih bungkam. Frank tak mempermasalahkan itu, Toh sia sia saja berharap keadilan pada mereka.

       "Frank bokap lo mau pacaran sama gue ngga?"

       Frank kian tertunduk saat seseorang menggodanya ketika ia hendak pulang sekolah. Dengan perasaan malu ia terus berjalan, Meninggalkan area sekolah yang memuakkan.

       Gangguan tak berhenti sampai disitu saja. Mereka mulai memberi komentar komentar buruk pada postingan Frank di instagram. Lagi lagi Frank tak dapat melakukan apa apa. Ia hanya bisa terdiam memandang layar ponsel yang menampilkan banyak ujaran kebencian untuknya.

       Meski sudah sangat parah, Frank tetap menyembunyikan masalah ini dari papanya. Ia tak mau papanya merasa bersalah atas apa yang menimpa dirinya saat ini. Terlebih hubungan Tay dan New kembali renggang, New kembali menjaga jarak demi keselamatan Tay.

       Keluarga Frank berantakan, Tak ada lagi suasana ceria di meja makan seperti saat itu, Pluem yang keras kepala hingga kini menolak untuk meminta maaf dan belum menyadari kesalahan. Sementara Frank yang mentalnya mulai terganggu karena tekanan dari banyak orang memilih untuk menarik diri dari orang lain termasuk papanya sendiri.

       Sepulang sekolah Frank langsung masuk ke kamar, Menangis dan mengutuk takdir yang tak pernah baik padanya. Semula Frank mencoba untuk mengabaikan semua orang yang mengganggunya. Namun pada akhirnya Frank tumbang juga.

~~~

       Frank terus menggulir layar, Mencari satu saja komentar bagus di semua postingannya. Anak berkacamata itu menghela napas, Seharusnya ia tak melakukan ini karena percuma. Dari postingan pertama hingga postingan terbarunya, Semua dipenuhi dengan ujaran kebencian. Rasanya melelahkan menghadapi orang orang yang terus menghakimi tanpa tahu cerita aslinya.

       Malam tiba, Frank masih belum keluar dari kamarnya padahal perutnya kosong karena ia melewatkan makan siang sepulang sekolah. Frank hanya fokus pada komentar komentar jahat yang terus bertambah. Ia memandang jam yang tertempel di dindingnya. 15 menit lagi ia akan mengarsip semua postingannya.

       "Frank, Kamu udah makan malem belum? Papa beli seafood nih." Suara New terdengar dari balik pintu.

       "Udah pa, Tadi udah makan kok. Sisain aja, Nanti aku makan." Ucap Frank, Ia berbohong pada papanya.

       15 menit berlalu, Frank mulai mengarsip semua postingannya. Bukan tanpa alasan ia melakukan hal ini. Setelah memastikan semuanya terarsip, Frank menghapus sandi yang ada di ponselnya.

       Mata Frank melirik ke arah bawah kasur, Ada sesuatu yang sudah ia siapkan beberapa hari yang lalu. Tatapannya beralih ke atap, Ia melihat lampu besar yang tergantung.

       "Lo harus kuat nahan gue." Ucapnya.

~~~

       Jam sudah menunjukkan pukul 22.00, Frank keluar kamar dan melihat seafood yang papanya beli. Hanya berkurang sedikit, New pasti sengaja menyisakan banyak hidangan laut untuk putranya. Ia tahu Frank sangat menyukai makanan itu.

       Frank tersenyum, Ia bersyukur malam ini dirinya dapat menutup hari dengan hidangan yang enak. Dengan mata yang sembab ia menikmati seafood seorang diri. Ia akan merindukan makanan ini, Merindukan rumah ini, Dan merindukan papanya.

       Setelah menghabiskan makanan laut yang tersaji di meja, Frank membereskan piring dan membawanya ke wastafel. Air matanya kembali turun, Dengan perasaan sedih ia mencuci piring.

       Selesai mencuci piring Frank berniat untuk kembali ke kamar. Namun sebelum itu ia menyempatkan untuk ke kamar papanya. Perlahan Frank membuka pintu dan mengintip sang papa yang sudah terlelap.

       "Papa pasti cape banget. Tidur yang nyenyak ya pa, Aku sayang papa." Tutur Frank dengan suara yang sangat pelan. Ia lantas memandangi seisi rumah, Dan kembali ke kamarnya sendiri.

       Frank mengambil ponsel dan mengaturnya sedemikian rupa. Ia membuka kamera dan tersenyum puas melihat dirinya sendiri.

       "Hai, Gue ngga tau kenapa gue ngelakuin ini. Gue juga ngga tau ada orang yang mau buka video ini apa ngga. Kalian apa kabar? Gimana harinya? Berat ngga? Seberat apapun jangan lupa bersyukur ya. Basi banget ngga sih kalimat kaya gitu. Seberat apapun jangan lupa bersyukur, Ngga ada hal baik yang bisa gue syukuri kecuali satu, Papa gue yang masih mau beli seafood buat makan malem. Kalian pasti tau tentang berita yang ada di akun gosip itu. Iya, Papa gue emang pacaran sama laki laki, Dan gue ngga malu sama sekali. Tapi gara gara berita itu, Kalian mulai nyerang instagram gue. Ninggalin komentar komentar jahat yang tanpa kalian sadari, Itu berpengaruh banget buat gue. Hidup gue udah berat banget sebelum ada berita ini. Gue ngga pernah punya temen, Gue selalu dipalak tiap pagi, Gue cuma anak buangan. Tapi waktu itu gue masih punya Nanon, Temen gue satu satunya di sekolah. Nanon selalu nanyain keadaan gue, Sampe detik ini Nanon masih temen gue satu satunya. Gue udah arsip semua postingan gue. Biar apa? Biar kalian ngga bisa hapus komentar jahat yang udah kalian tinggalin buat gue. Biar komentar komentar itu jadi saksi bisu dan jejak digital betapa ketikan ketikan itu mempengaruhi hidup seseorang. Gue tau sebagian besar dari kalian cuma ikut ikutan, Kalian ngga bener bener benci papa gue yang menyukai sesama jenis. Kalian cuma menemukan alasan untuk membenci gue. Gue yakin selama ini kalian udah ngga suka sama gue, Cuma belum nemu alesannya aja. Kalo Bang Pluem liat ini, Makasih buat pembuktiannya. Iya, Gue malu. Bukan malu karena papa, Tapi malu karena gue punya abang kaya lo. Buat Om "T' Makasih udah jadi alesan papa aku tersenyum lebar. Tante Namtan, Makasih banyak karena kenal tante cukup mengobati rasa rindu aku ke mama. Semoga kebahagiaan selalu menyertai tante ya. Nanon, Gue bakal kangen banget sama lo. Jangan lupain gue ya, Maaf ngga bisa lanjutin kuliah sama lo. Terus kejar cita cita lo, Gue pasti dukung. Terakhir buat laki laki hebat yang menginspirasi aku sejauh ini, Papa yang merelakan kebahagiaan demi ego anaknya, Aku minta maaf kalo aku belum bisa jadi anak yang baik. Maaf karena papa harus punya anak pecundang kaya aku. Kalo Tuhan ngga ngasih kebahagiaan buat aku, Asal papa bahagia terus, Aku ngga masalah."

       Frank menggenggam tangannya kuat kuat. Dengan air mata yang terus mengalir, Ia mengucapkan kalimat terakhir sebelum menghentikan videonya.

       "Kepada siapapun lo yang ninggalin komentar buruk dan merundung gue tiap hari, Gue harap kalian ngga akan pernah bisa bahagia."

       Kalimat itu terdengar seperti kutukan. Frank menghentikan videonya dan menyimpan ponsel ke dalam laci. Ia berdiri dan beralih ke kolong kasur. Sebelum beraksi, Ia menghela napas dan mengepalkan kedua tangannya, Berharap agar dosanya kali ini... Diampuni Tuhan.





Halo jangan lupa vote yaaa

RESTU ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang