04

3.5K 222 24
                                    

Kedatangannya pertama kali ke rumah keluarga Hengkara sebenarnya disambut dengan baik dan ramah. Namun, kesalahpahaman kecil yang tadi sempat terjadi membuat Aga meninggalkan rumah begitu saja entah pergi ke mana tanpa sepengetahuan Citra yang kini jadi canggung berada di tengah-tengah keluarga kekasihnya itu.

"Viona, udah ada ngeliat Mas Aga pulang belum ya?" tanya Citra mendapatkan Viona duduk di teras depan sendirian.

Viona menggeleng pelan, "Belum ada lihat. Si Jeffrey juga nggak di rumah nih."

"Oh iya? Kok aku gak sadar ya daritadi gak ada Mas Jeffrey."

"Kak Darel ngambek ya gegara gak mau dilangkahin sama Jeffrey?"

"Sepertinya iya sih tapi yaudahlah nanti aku yang akan tenangin Mas Aga."

"Gue ngerti kalo diposisiin jadi Kak Darel gimana dia yang harus terus ngalah dari adiknya. Dan rasanya itu gak enak."

"Bukannya memang udah seharusnya kakak tuh lebih banyak ngalah sama adiknya. Wajar, kan?" bingung Citra.

Viona tersenyum seolah menyembunyikan sesuatu yang ia ketahui lalu tiba-tiba memilih masuk ke dalam rumah saat melirik ada Aga yang baru tiba.

"Mas Aga."

Lengannya sigap menahan sang lelaki. Namun, dihempas kasar.

"Mas Aga, Citra ameh omong karo kowe terserah dirungokno opo ora." Membuat Aga otomatis mengurungkan diri untuk berlalu dari Citra memilih diam di tempatnya. "Citra ngerti lek iki salahe Citra. Citra akoni lek kabeh iki dadine ruwet. Citra wes gawe Mas Aga isin nang ngarep keluargane Mas Aga karena wes nolak Mas Aga sing ameh ngelamar. Antara Mas Aga sama Mas Jeffrey ra ono sing ngalah padalan to sing jenenge pernikahan iku dudu dolanan iku perjalanan sekali dalam seumur hidup. Opo gelem Mas Aga sembarangan menikah lek duwe bojo sing durung siap secara mental e? Citra yo paham Mas Aga wes nduwe kabeh. Tapi angel o Mas bagi Citra maafin kesalahanmu sing nang masa lalu. Mas Aga sek doyan bolak-balik Jakarta alesan ono kerjaan sektenane yo Mas Aga sek pengin balen karo mantanmu iku. Citra wes ndelok dewe, polahmu iku ngelarani hatiku, Mas."

* "Mas Aga, Citra mau ngomong terserah mau didengarkan atau nggak."*

*Citra ngerti kalau ini kesalahannya Citra. Citra ngaku kalau semua jadinya rumit. Citra udah buat Mas Aga malu di depan keluarga Mas Aga karena udah nolak Mas Aga yang mau melamar. Antara Mas Aga dan Mas Jeffrey gak ada yang mau ngalah padahal yang namanya pernikahan itu bukan permainan itu adalah perjalanan sekali dalam seumur hidup. Apa mau Mas Aga sembarangan menikah kalau punya seorang istri yang belum siap secara mentalnya? Citra ya paham Mas Aga sudah memiliki segalanya. Tapi sulit lho Mas untuk Citra maafin kesalahanmu yang ada di masa lalu. Mas Aga masih suka bolak-balik ke Jakarta alesan ada kerjaan sebenernya Mas Aga masih mau balikan sama mantanmu itu. Citra udah tau dan lihat semuanya. Tingkahnya yang kayak gitu tuh nyakitin hatiku, Mas."*

Citra meluapkan yang terpendam di dalam hatinya. Karena betul saja ia risih setiap kali ingat bagaimana Aga yang dulu masih doyan huru-hara di dunia gelap seperti mabuk-mabukkan, kerap sewa perempuan bayaran, bahkan mempunyai teman wanita yang kemesraan mereka sudah lebih dari untuk dikatakan hanya seorang teman. Itu yang membuat Citra gregetan sampai saat ini.

"Mantan opo to aku ra pernah pacaran," elak Aga.

*"Mantan apa sih aku kan gak pernah pacaran."

"Yoweslah Mas iku salah sijine kenopo Citra durung siap menikah. Mas Aga tekan ndi to?" tanya Citra.

*"Yaudahlah Mas itu salah satu kenapa Citra belum siap menikah. Mas Aga darimana sih?"

"Nenangin pikiran aja. Kamu udah kepengen pulang?"

I Love You, Mas Petani✔️[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang