aamon memberhentikan mobil nya di jalanan sepi, dan menyentuh paha dalam gusion. "Dek, kamu suka sama kakak?." Tanya aamon
"mnhh hng..., um iya... munafik kalau aku engga bilang suka." Ucap gusion sambil menahan desahan nya.
"Kakak juga suka sama kamu." Bisik aamon dan mulai memasukkan tangan nya ke dalam baju gusion, lalu menggigit gigit kecil kuping adik nya.
"Huu kakak... hnn... jangan kak huaa." Gusion menangis, dia ingin melakukan nya tapi dia belum siap dengan semua ini, dia senang mendengar kakak nya juga menyukai nya.
Aamon mengangkat gusion menghadap nya. "Maaf." Lalu mengambil tangan gusion dan mengecup nya. "Maafin kakak, seharus nya kita engga gini dek."
Rona merah muncul di pipi gusion. "Kakak... a aku suka sama kakak." Ucap nya sambil meremat pundak aamon. "Kakak juga suka kamu, sayang kamu, cinta kamu dek."
"Aku belum siap kak buat ngelakuin itu." Aamon terkekeh pelan, lalu mengecup bibir gusion. "Gapapa, kakak tau kamu belum siap. Dek ayo pacaran." Ucap nya sembari memeluk pinggang gusion.
"k-kakak bercanda kan?." Gusion masih tak percaya apa yang dikatakan kakak nya, dia takut semua ini hanyalah mimpi.
"Kok kakak di bilang bercanda dek, kakak serius. Ayo kita jalanin bareng bareng dek." Muncul rona merah hingga telinga gusion. "Umm iya adek mau, tapi... kalo ibu sama ayah tau gimana kak?."
"Ya kita diem diem aja dek jangan sampai ketahuan. Oke ?."
"Umm." Aamon mengusak usak rambut gusion dan mencium cium kedua pipi gusion. "Dek pipi nya lembut amat kaya kue."
"jangan di gigit gigit terus kakakk, nanti jadi tembem." Gusion merengek, pasal nya aamon tidak hanya mencium tapi juga menggigit.
"iya iya maaf." Aamon mendekatkan wajah nya dengan wajah gusion, lalu menggesek gesek kan hidung mereka, dan tidak lama bibir menyatu menjadi lumatan.
"Mmhhp...nhh..hng." Tidak ada nafsu dalam sebuah ciuman itu, hanya ada cinta dari kedua nya. Gusion memukul dada aamon pertanda ia kehabisan nafas.
"Hahh.. hah." Rona merah muncul saat ia ter engah engah, dia menyukai first kiss nya adalah kakak nya, orang yang gusion cintai.
"Manis."
"Kakakk udah dong." Gusion memukul mukul pundak aamon. "Hahaha aduh dek sakit." Saat mendengar itu gusion panik.
"mana kak, mana yang sakit? sebelah mana? Disini bukan? Maafin aku kak." Aamon tertawa terbahak bahak, karena tingkah adek nya ini, ya mana mungkin sakit, sebab gusion mukul nya ga pake tenaga.
"Tapi bohong."
"Huh.. dasar." Gusion mencubit hidung aamon dan ikut terkekeh, lalu mencium kening aamon dan pelipis nya. Aamon diam dan menikmati perlakuan adik nya dengan menutup mata nya.
"Kak, mau ice cream.. abis itu kita pulang. Aku mau sama kakak."
"nggak boleh, kemarin udah makan banyak, nanti sakit. Kalo mau mending beli yang lain aja, kakak beliin selain itu."
"Satu aja kak, boleh ya ? Please :(."
"Engga boleh." Gusion mendengus, lalu pindah dari pangkuan aamon, menjadi di samping nya, dan ia tidak mau menatap aamon. Mata nya hanya memandang kaca mobil.
"Dek." Panggil aamon
"Dek, liat kakak dong." Aamon mengambil tangan gusion yang menganggur dan mencium nya.
Blush.
"cie, merah tuh dek."
"KAKAKK DIEM AH, AKU MAU PULANGG."
KAMU SEDANG MEMBACA
Axion [Aamon x Gusion]
Teen Fictionini tentang cerita aku dan kakak, sst jangan kasih tau siapa siapa ya, kalo aku suka kakak. 'gusion..., kakak sayang kamu' 'anh... agh, a-aku juga kak' warn mpreg ! Start : 12422 ©® : @redfield