18: I'm (not) okay

1.3K 175 55
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

"Moon.."

Tangan ku di tahan oleh seseorang yang sejak tadi ku hindari, seseorang yang sejak malam itu sampai saat ini terus memenuhi pikiran ku. Dia berdiri disini di hadapan ku dan menatap ku dengan matanya yang memerah.

"Moon.." panggilnya lagi.

Tubuhku terpaku. Aku tidak bisa bergerak dan hanya bisa terdiam menatapnya yang saat ini mengelus punggung tangan ku dan setetes air mata itu jatuh dari netra indah nya.

"Ada apa?" tanyaku setelah mengumpulkan semua kewarasan ku kembali.

Dia menggeleng dan melipat bibirnya yang bergetar kedalam, sementara air mata itu terus mengalir di pipinya.

"Aku harus ke toilet, jika tidak ada yang ingin kau bicarakan aku permisi" aku mencoba melepaskan genggaman tangannya walaupun sebenarnya enggan namun dia tetap menggenggam tangan ku dengan erat.

"Jika kekasih mu melihat kita seperti ini dia akan salah paham Jin, ku mohon lepaskan tangan ku.."

Dia menggeleng pelan dengan bibir bergetar "maaf aku menyakiti hati mu.."

Aku berusaha menelan saliva yang terasa mengganjal tenggorokan ku saat ini dan mencoba tersenyum padanya. "Aku baik-baik saja Jin, kita sudah tidak ada urusan satu sama lain. Tidak perlu memperdulikan ku lagi.."

"Moon.." dia terlihat sangat tersiksa saat ini, entah kenyataan nya seperti itu atau hanya berakting mengingat dia adalah pelakon yang baik.

"Masalah sakit hatiku biar menjadi urusan ku.. tidak usah merepotkan dirimu untuk khawatir karena"

Aku menghela nafas pelan karena air mata yang hendak tumpah dari netra ku namun ku bungkus dengan senyuman yang sangat sempurna di bibir ini.

"Kau sudah tidak berhak.."

Aku melepaskan genggaman tangannya dan berbalik meninggalkan nya yang masih berdiri disana dengan penyesalan nya sendiri, entah dia benar menyesal atau hanya merasa bersalah padaku.

Jujur saja saat ini aku sedikit sulit mempercayai kata-kata nya, mempercayai mimik wajahnya bahkan mempercayai air matanya.

Sekuat apapun aku menghalau nya, rasa sakit ini masih ada dan masih sangat mendominasi hingga dengan cepat ku buka pintu toilet dan menguncinya lalu menangis tersedu didalam toilet sempit itu.

"Tuhan, ku mohon sadar kan aku.. aku tidak ingin lagi berharap dengan nya.. ku mohon cepat hilangkan perasaan ku ini"

"...aku sungguh tersiksa"

Rasa sesak di dadaku semakin menjadi tatkala bayangannya hadir kembali di dalam benakku, membuatku tertunduk menangis tanpa suara.

Setelah mengeluarkan semua tangis yang sejak tadi ku tahan aku berkaca untuk merapikan makeup ku dan tiba-tiba kekasih Jin masuk ke dalam toilet yang juga hendak merapikan makeup nya.

I Want You | Jin KSJ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang