Selepas keributan dan drama pertemuan antara adik dan kakak tadi, kini Aylin sedang berada di kamar tamu yang sudah di siapkan oleh Harenza untuknya. Ia kini sedang di interogasi habis habisan oleh Harenza sampai sampai mulutnya ingin berbusa karena terlalu banyak menjawab pertanyaan kakaknya itu.
"Kakak aku sudah menjawab semua pertanyaan mu, apa yang kakak ingin tau lagi??" ucap Aylin yang kini sudah sangat lelah dan frustasi menjawab pertanyaan kakaknya itu
"Sebenarnya aku masih ada BANYAK pertanyaan untukmu, namun karena aku masih punya rasa kasihan, akan aku tanyakan nanti saja. Sekarang istirahat lah dulu, aku tau kamu lelah" ucap Harenza sambil mengelus rambut Aylin dengan sayang
Aylin yang mendengar itu langsung menghela nafas lega, "Hah, kenapa kakak tidak bilang itu sedari tadi haish" ucap Aylin
"Hahaha aku hanya ingin terus bercakap cakap dengan mu, kau tau? aku sangat merindukanmu adikku" ucap Harenza sambil memeluk Aylin
"Aku juga merindukan mu kakak" ucap Aylin sambil membalas pelukan Harenza
Harenza yang mendengar itupun langsung tersenyum, " Baiklah aku akan memanggil pelayan untuk membantu mu membersihkan diri, sehabis itu istirahatlah sebentar. Aku akan menemui lagi saat makan malam"
"Okey, tapi tolong panggilkan bibi Hana saja kakak. Aku takut agak canggung bila di layani oleh pelayan yang ada di sini"
"Ya, sesuai keinginan mu. Aku akan memanggil bibi Hana dan menyuruh beberapa pelayan untuk memindahkan barang barangmu ke kamar"
"Terimakasih kakak"
"My pleasure"
***
Hari sudah mulai gelap kini Aylin sudah siap untuk pergi makan malam bersama kakaknya, ia memakai gaun berwarna biru langit. Gaun itu sangat cocok dengannya, warna biru langit menyatu dengan kulit seputih porselen miliknya. Rambutnya yang panjang ia biarkan tergerai membuat Aylin tampak sangat cantik.
"Nona anda sangat cantik, anda seperti dewi bulan" ucap Hana dengan mata berseri seri
"Bibi kamu bisa saja, tapi terimakasih bibi atas pujiannya hehehehe" kekeh Aylin
"Oh ya apakah bibi bisa membawakan madu dan lemon nanti selepas makan malam??" tanya Aylin
"Tentu saja bisa nona, nanti saya akan bawakan untuk nona" jawab Hana
"Baiklah terimakasih lagi Bibi" ucap Aylin sambil tersenyum ke arah bibi Hana
Madu dan lemon, ah ia ingin membuat masker dari kedua bahan tersebut karena kulitnya ini tampak sedikit kering. Karena itulah ia berinisiatif membuat masker untuk melembabkan kulit wajahnya itu.
"Oh ya ngomong ngomong kenapa kakak ku belum dat-" ucapan Aylin terpotong karena ada suara seseorang yang nampak tidak asing dan suara ketokan pintu dari luar
"Aylin ini aku, apakah kamu sudah siap untuk makan malam??" ucap Harenza sambil memasuki kamar Aylin
Saat masuk ke kamar adiknya itu Harenza sempat terpesona akan kecantikan adiknya, 'Oh yaampun adik ku yang manis kini sudah sangat cantik, dan ia sebentar lagi akan dewasa dan melakukan debut nya. Pasti yang akan melamarnya sangat banyak, huh aku harus menjauhkan adikku yang manis ini dari para lelaki br*ngsek di luar sana' gumam Harenza dalam hati
Aylin yang melihat kakaknya hanya terbengong sambil melihat ke arahnya pun langsung merasa bingung, "Kakak kakak, apa kamu mendengarku?? HEI KAKAK" ucap Aylin yang di barengi oleh teriakan di akhir kalimat, karena merasa tidak menerima respon dari kakaknya itu
Sedangkan Harenza yang tadi sedang hanyut dengan pikirannya pun kini tersadar karena mendengar teriakan adiknya, "Ah hah, tadi aku hanya memikirkanmu yang akan mendapatkan surat lamaran dan menikah"
Jawaban dari Harenza kini mengejutkan Aylin, apa apaan kakaknya ini yang sudah memikirkan ia akan menikah, saat umurnya masih 15 tahun?? apa kakaknya sudah gila?!?, "Kakak aku ini masih 15 tahun dan aku sama sekali belum pernah mengikuti pesta minum teh para bangsawan dan aku belum memasuki masa debut ku, mengapa kakak sudah memikirkan sampai kesana huh"
"Eeeh, aku hanya menghawatirkan adikku yang manis ini bertemu dengan serigala buas di luar sana" ucap Harenza, dan serigala buas yang ia maksud adalah para lelaki baj- br*ngsek yang sangat banyak berkeliaran di luar sana
"Ya baiklah kakak, sekarang apakah kita bisa ke ruang makan?? aku sudah sangat lapar" ucap Aylin sambil mengelus perutnya yang sedang keroncongan itu, sungguh sekarang ia benar benar lapar.
"Ah aku sampai melupakan makan malam, baiklah mari kita keruang makan. Oh ya aku juga mengajak teman ku dan asisten ku untuk makan bersama, apa tidak apa??" tanya Harenza
"Tidak tidak apa apa, ah ya apakah asisten mu itu cantik??" tanya Aylin dengan antusias, ia jadi teringat film yang pernah ia tonton saat masih berada di tubuh Cynthia. Film yang menceritakan kisah cinta antara bos dengan asistennya, apakah kisah cinta kakaknya akan sama seperti film yang pernah ia tonton?!?!
Harenza yang mendengar pertanyaan adiknya itu langsung menengok ke arah Aylin dengan pandangan yang sulit dijelaskan, "Asisten ku itu lelaki" jawab Harenza
Jawaban Harenza sontak mengagetkan Aylin, ia salah mengira asisten kakaknya adalah seorang perempuan. "Ah benarkah?? ku kira seorang perempuan ah ahahahaa baiklah mari kita ke ruang makan" ucap Aylin sambil tertawa canggung
"Baiklah, ayo".
。 ゚•┈୨♡୧┈•゚。
KAMU SEDANG MEMBACA
The lady with white roses
Historical FictionCynthia Atlanta. Dia adalah gadis cantik dengan segudang prestasi dan sejuta pesona yang dapat meluluhkan kaum adam dalam sekali lirik. Cynthia, gadis abad 30 yang sangat amat jenius. Di umur yang terbilang cukup muda (23 tahun) dia sudah menjadi ag...