✧ O5 Makan malam

3.6K 369 23
                                    

Saat malam hari akan tiba Aylin mendapat kabar bahwa Devasco Estheà dan Aileena Estheà yang merupakan Ayah dan Ibu dari Aylin. Mereka berdua langsung bergegas pulang saat kabar kesadaran Aylin sudah terdengar oleh mereka.

Aylin kini sedang lesu karena mendapatkan hukuman dari kakaknya itu karena ketahuan kabur dari kamarnya, dan menghebohkan semua orang yang berada di kediaman Estheà. Hukuman yang ia dapatkan ialah tidak ada dessert selama seminggu. Sungguh hukuman yang kejam, padahal aku kabur karena kebosanan. Monolog Aylin dalam hati.

Saat masih asik dengan pikirannya ia dikagetkan dengan suara pintu yang terbuka kencang ia melihat sosok Hana yang masuk dengan terburu buru sambil melihat Aylin dengan mata melongo, Aylin pun yang penasaran dengan reaksi Hana saat melihatnya pun langsung bertanya.

"Ada apa Hana, apakah ada yang salah dengan ku ?? kenapa kamu melihati ku seperti itu ??" tanya Aylin sambil menaikkan sebelah alisnya.

Hana yang sadar dengan kelakuannya pun langsung menunduk dan mengucapkan kata maaf ke Aylin.

"Ma-maafkan saya nona, saya sudah lancang. Tolong hukum saya nanti, sekarang nona harus bersiap siap untuk makan malam, Tuan dan Nyonya akan segera sampai ke kediaman ini saat makan malam nanti" ucap Hana sambil tetap menunduk.

"Hei kamu tidak perlu sampai meminta maaf dan meminta hukuman begitu, lagipula aku hanya bertanya. Baiklah tolong bantu aku untuk bersiap" ucap Aylin kepada Hana.

"Baik my lady" ucap Hana sambil menuntun Aylin kemeja rias.

Setelah hampir satu jam memilih gaun yang akan di pakai akhirnya Aylin sudah selesai bersiap, ia  memakai gaun berwarna caramel yang tidak begitu mewah dan nampak cocok saat dipakai olehnya, Aylin begitu menggemaskan dengan rambutnya yang di kepang dua.

Saat masih memandangi dirinya di cermin tiba tiba Aylin mendengar suara yabg nampak tidak asing di telinganya, dan saat berbalik badan tentu saja ia menemukan kakak nya yang sedang memandangnya takjub.

"Wah ternyata dia terhipnotis dengan penampilannya yang menggemaskan ini" ucap Aylin dalam hati sambil terkekeh.

"Kau tampak sangat cantik Lin, dengan gaun itu" ucap Harenza.

"Terimakasih kakak, kakak juga sangat tampan" ucap Aylin sambil tersenyum.

Ucapan Aylin itu membuat kedua pipi Harenza merona, malu. Oh ayolah kakaknya tampak sangat menggemaskan sekarang.

"Ekhm baiklah mari kita keruang makan sekarang Ayah dan Ibu akan segara sampai sebentar lagi" ucap Harenza mengalihkan topik.

"Hahaha baiklah kakak, ayo kita keruang makan sekarang" ucap Aylin dengan semangat.

"Baiklah, ayo" ucap Harenza sambil menggandeng tangan Aylin.

"Oh ya ingat hukuman mu itu masih berlaku sampai satu minggu kedepan Adik ku" ucap Harenza mengingatkan.

Sontak Aylin yang mendengar itu pun raut wajahnya langsung tidak seceria tadi, ia kira kakaknya itu sudah lupa dengan hukuman yang dia berikan untuknya itu. Padahal ia sangat ingin memakan cake vanilla kesukaannya.

"Kakak apakah hukuman itu tidak bisa dimulai besok ??" tanya Aylin dengan wajah memelas agar Kakaknya itu luluh.

Harenza yang melihat tatapan Adik kesayangannya yang memelas seperti itu, mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia tidak kuat dengan tatapan memohon Adiknya itu.

"Ya Kakak yaa, kumohon" ucap Aylin sambil menatap Harenza dengan raut memohon.

"Hah baiklah baiklah untuk hari ini saja" ucap Harenza akhirnya.

"Yey terimakasih Kakak aku sayang Kakak, chupp" ucap Aylin sambil mengecup pipi Harenza

Harenza sontak memelototkan matanya kaget, mukanya sudah sangat merah seperti buah Apel. Ah dia tersipu ternyata, sungguh pemandangan yang asing.

***

Di dalam ruang makan, Aylin dan Harenza Duduk berdampingan. Sedangkan kedua kursi di depan mereka tampak kosong. Ya itu tempat duduk kedua orang tua Aylin dan juga Harenza.

Aylin menengok ke arah Kakaknya yang masih diam dengan muka memerah, Kakaknya tampak menggemaskan.

"Kakak kapan Ayah dab Ibu akan sampai ?" tanya Aylin memecahkan kesunyian di ruang makan itu.

"Ah mungkin sedikit lagi, seharusnya Ayah dan Ibu sudah datang dari tad-" ucapan Harenza terpotong saat melihat pintu ruang makan di buka dengan cukup keras sehingga menyebabkan suara yang cukup keras.

"Oh Anak ku Aylin, akhirnya kamu sudah sadar. Kamu tau Ibu sangat menghawatirkan mu setiap hari" ucap seorang wanita yang sudah tidak muda lagi namun masih tetap cantik. Ya, itu adalah Ibu nya Aylin, Aileena Estheà.

"Ibu aku merindukan mu" ucap Aylin sambil memeluk Ibunya.

"Anakku, aku juga sangat merindukanmu. Apakah kamu sudah lebih baik sekarang ??" tanya Ibu Aylin sambil membalas pelukan Anakn nya itu.

"Apakah kamu tidak merindukan Ayah mu ini Nak ?" tanya pria paruh baya, yang tentu saja itu Ayah Aylin yaitu Devasco Estheà.

"Aku juga merindukan mu Ayah" ucap Aylin sambil mengulurkan tanganya untuk berpelukan bersama.

Tentu saja Devasco menyambut uluran tangan Anaknya itu dengan senang, dan mereka langsung berpelukan bersama melepas rindu.

Sedangkan ada seorang yang merasa terlupakan kini sedang menahan kesal. "Kalian tidak mengajakku berpelukan ??" tanya Harenza sambil cemberut, menahan kesal.

Ayah dan ibu Aylin dan juga Aylin yang melihat kelakuan Kakaknya itu tertawa, menurut mereka ekspresi Harenza sangat lucu dan jarang di tampilkan di wajah tampannya itu.

"Kemarilah Kakak" ucap Aylin sambil menarik Harenza mendekat.

Ya, akhirnya mereka berempat pun berpelukan bersama untuk melepaskan rindu.

Setelah selesai melepaskan rindu, kini mereka sedang makan dengan dipenuhi oleh canda tawa, Aylin menceritakan semua kejadian saat ia baru bangun dari koma nya itu dan tentu saja tidak dengan menceritakan saat ia bertemu dengan anak lelaki misteri...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah selesai melepaskan rindu, kini mereka sedang makan dengan dipenuhi oleh canda tawa, Aylin menceritakan semua kejadian saat ia baru bangun dari koma nya itu dan tentu saja tidak dengan menceritakan saat ia bertemu dengan anak lelaki misterius itu.

"Oh iya Ayah, apakah aku boleh memelihara kelinci tersebut ??" tanya Aylin kepada Ayahnya.

"Tentu saja kamu boleh memeliharanya, iyakan sayang" jawab Ayahnya sambil menengok ke arah istrinya itu guna meminta persetujuan istrinya.

"Ya benar, lakukanlah keinginan mu Nak" ucap Ibu nya menambahkan.

"Terimakasih Ayah, Ibu aku menyayangi kalian" ucap Aylin sambil tersenyum cerah.

Devasco dan Aileena yang melihat senyum anaknya itu pun langsung ikut tersenyum.

"Sama sama Anakku" ucap Devasco.

"Kamu masih menyayangi ku kan Adikku ??" tanya Harenza sambil menatap Aylin.

"Tentu saja aku masih menyayangi mu Kakak" jawab Aylin.

"Sudah sudah, habiskan makanan kalian dulu baru mengobrol lagi nanti" ucap Aileena kepada kedua Anaknya.

"Baiklah Ibu" ucap Aylin dan Harenza serempak.

𓄳 ─┄ 𓄳 ─┄ 𓄳 ─┄ 𓄳 ─┄



Jangan lupa tinggalkan jejak & jangan lupa pencet bintangnya ⭐💞


The lady with white roses Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang