Dilain tempat yang berbeda, yaitu di ruang makan. Sudah berada dua orang lelaki yang ketampanannya di atas standar rata rata, yang sedang duduk dengan canggung. Tidak ada yang berinisiatif untuk membuka percakapan terlebih dahulu, mereka berdua hanya duduk diam dan hanyut dalam pikiran mereka masing masing.
Ken yang memikirkan akan bertemu kelinci kecil yang sudah sangat ia rindukan lima tahun belakangan ini. Walaupun pertemuan mereka tampak seperti pertemuan yang tidak sengaja dan tidak berkesan baik, namun dari sudut pandang Ken itu adalah pertemuan yang sangat tidak terlupakan.
Sebenarnya ia bisa saja berkunjung ke ke diaman Marquess Estheà dan bertemu dengan Aylin. Ia sudah melakukan itu dan saat berada di sana ia hanya bisa bertemu dengan Harenza, dan saat ia menanyakan kabar Aylin ke Harenza ia langsung di curigai hal yang macam macam.
Seperti di curigai ia memata matai Aylin, saat ia bertanya apakah Aylin sudah baikan sampai sampai bisa jalan jalan di sekitar taman. Dan saat menanyakan itu Harenza langsung tidak memperbolehkan ia bertemu atau berdekatan dengan adiknya lagi.
Sungguh sangat overprotektif, padahal ia bukan predator yang akan menggigit adik sahabat nya itu. Dan tanggapan Marquess saat ia meminta izin untuk bertemu dengan Aylin juga sama dengan Harenza, bedanya Marquess tidak mengizinkan ia bertemu Aylin dengan banyak sekali alasan.
Seperti Aylin tengah tidur siang, sedang mengerjakan tugas, tidak dapat di ganggu, sedang sakit. Itupun saat Ken berniat untuk menjenguk Aylin, ia langsung di tolak mentah mentah oleh Harenza dan juga Marquess. Sungguh apakah nanti Aylin akan bisa menikah ?!? saat Ayahnya dan juga kakaknya super duper sangat overprotektif kepadanya.
Padahal kalau dilihat dari gelar mereka, Harenza dan juga Marquess berada jauh di bawahnya yang seharusnya tidak dapat membantah keinginannya itu. Namun mereka berdua sangat berani menentang keinginannya, sebenarnya ia juga tidak tidak masalah si sebenarnya.
Dan karena itu Ken memiliki kebiasaan buruk yaitu sering memata matai Aylin, dari pada di tuduh memata matainya lebih baik aku lakukan beneran saja. Itulah yang dipikirkan saat Ken memulai aksinya.
Ken sering memata matai Aylin dari atas pohon yang berada samping balkon kamarnya, dan ia sering mengawasi Aylin dari jauh saat sedang pergi keluar kamarnya, ataupun kabur saat Aylin di suruh tidur siang.
Aylin sungguh imut seperti kelinci yang sedang berkeliaran, pikir Ken saat melihat Aylin kabur. Ken sebenarnya ingin memperlihatkan wajahnya di depan Aylin dan mengobrol santai dengannya.
Namun ia urungkan karena ia takut membuat takut Aylin, dirinya ini tidak pandai bersosialisasi dan lagi semua orang takut saat berpapasan dengannya karena wajahnya yang dingin itu, padahal wajahnya memang seperti itu dari lahir.
Dan kebiasaan buruknya itu sudah tidak ia jalani saat ia memasuki Academy.
Sedangkan Simon sedang memikirkan kapan ia bisa kabur dari tugas yang terus dilimpahkan kepadanya, sedangkan atasannya yaitu Harenza hanya bersantai riya.
Apalagi adiknya berkunjung ke sini, ia tidak sanggup membayangkan tugas dan dokumen dokumen yang akan dilimpahkan kepadanya akan sebayak apa.
***
Pintu terbuka lebar memperlihatkan sepasang kakak beradik yang kini tengah memasuki ruang makan, mereka berdua terlihat masih bercakap ria saat sedang memasuki ruangan. Tanpa menyadari ada tatapan yang sangat intens yang kini sedang di layangkan seorang pemuda kepada Aylin.
Namun sayang seribu sayang entah Aylin yang kurang peka atau bagaimana, namun ia sama sekali tidak menyadari tatapan intens itu kepadanya. Sedangkan Harenza yang menyadari tatapan itu langsung menoleh ke arah sahabatnya dengan tatapan nyalang.
![](https://img.wattpad.com/cover/305870243-288-k911924.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The lady with white roses
Historical FictionCynthia Atlanta. Dia adalah gadis cantik dengan segudang prestasi dan sejuta pesona yang dapat meluluhkan kaum adam dalam sekali lirik. Cynthia, gadis abad 30 yang sangat amat jenius. Di umur yang terbilang cukup muda (23 tahun) dia sudah menjadi ag...