Happy reading!
***Aylin memasuki kamarnya dengan tergesa gesa, ia sungguh sangat malu sekarang. Lagipula mengapa Ken tidak membangunkan dirinya saja daripada harus menggendongnya, padahal kan dirinya berat.
Setelah mengunci pintu kamarnya, Aylin langsung merosot dan terduduk di atas lantai kamarnya. Entah mengapa kakinya terasa seperti jelly.
Sambil mengatur nafas, Aylin meluruskan kakinya ke depan dan badannya ia sadarkan ke pintu. Ia merasa sangat pusing dan juga malu. Pusing karena sehabis bangun tidur ia langsung berlari, dan malu karena kejadian tadi.
Aylin memejamkan matanya, ia masih mengantuk. Namun ia harus membersihkan diri terlebih dahulu sebelum beristirahat kembali.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar dari arah belakangnya, disusul oleh suara yang sangat Aylin kenal.
"Nona ini saya Hana, nona sebaiknya membersihkan diri terlebih dahulu sebelum beristirahat kembali" ucap Hana sambil mengetuk pintu.
Aylin yang mendengar itupun langsung menghela nafas pelan, "Baiklah bi. Aku akan membukakan pintunya, sebentar" ucap Aylin.
Setalah mengucapkan itu Aylin langsung berdiri sambil mengibas ngibaskan gaunnya, Aylin membuka pintu dengan perlahan. Setelah membuka pintu ia melihat Hana sedang berdiri di depan pintu.
"Bibi cepatlah masuk" ucap Aylin, ia mengucapkan itu sebab ia takut akan melihat Ken.
Hana yang melihat nonanya seperti itupun menaikan sebelah alisnya, 'Ada apa dengan nona muda?' tanya Hana dalam hati.
Hana pun hanya mengangguk dan setelah itu melangkah masuk ke dalam kamar Aylin. Setelah itu Hana pun membantu Aylin membersihkan diri. Sehabis mandi dan berganti pakaian Aylin memakan camilan yang tadi sudah dibawakan pelayan.
Sedangkan Hana sudah pamit undur diri, untuk melakukan pekerjaan yang lain.
Aylin menikmati camilannya di atas balkon kamarnya sambil melihat matahari tenggelam. Aylin memejamkan matanya dan menarik nafas pelan, apa yang harus ia lakukan saat berpapasan dengan Ken nantinya, apakah saat tidur tadi dirinya mengigau?, apakah dirinya berat?. Pertanyaan pertanyaan itulah yang sedari tadi berputar putar di dalam pikirannya.
Saat sedang sibuk dengan pikirannya, Aylin tidak menyadari sedari tadi Harenza sedang mengetuk ngetuk pintu kamarnya. Karena tidak mendapatkan balasan sama sekali, Harenza pun langsung memasuki kamar sang adik yang tidak terkunci, ia takut terjadi sesuatu kepada adiknya makanya ia nekat menerobos masuk.
Saat memasuki kamar adiknya Harenza tidak menemukan Aylin sama sekali, dengan perasaan panik Harenza mengecek ke setiap sudut ruangan. Dan saat Harenza melihat ke arah balkon kamar Aylin, ia malah melihat Aylin yang seperti sedang tertidur pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The lady with white roses
Historical FictionCynthia Atlanta. Dia adalah gadis cantik dengan segudang prestasi dan sejuta pesona yang dapat meluluhkan kaum adam dalam sekali lirik. Cynthia, gadis abad 30 yang sangat amat jenius. Di umur yang terbilang cukup muda (23 tahun) dia sudah menjadi ag...