Harenza kini tengah berada di ruang kerjanya bersama temannya (Ken) dan tangan kanannya yaitu Simon, mereka sedang membahas tentang solusi gagal panen, kelaparan dan penyakit menular yang belum di ketahui namanya. Penyakit itu asal muasalnya ada di desa Jabourocsk, desa yang berada di dekat kota Abraurocsk.
Sudah hampir dua jam mereka berunding namun mereka semua belum mendapatkan kunci masalah pokok dan asal muasal dari penyakit menular tersebut.
"Kurasa gagal panen ini disebabkan oleh kekeringan" tebak Simon
"Aku sudah mengecek ke desa Jabourocsk kemarin, namun di desa tersebut sama sekali tidak kekeringan air, hanya saja desa di sana sangat tidak terurus dan kotor" ucap Harenza
"Apakah kau sudah menyuruh seseorang untuk mengecek secara langsung ke sana ??" tanya teman Harenza, yang bernama Ken
"Sudah. Aku sudah menyuruh count Arabella untuk mengecek secara langsung desa itu, dan kemarin aku mendapatkan surat dari count Arabella katanya benar, di desa itu sungguh sangat kacau. Rencananya minggu depan aku akan pergi ke sana untuk melihatnya secara langsung" jawab Harenza sambil menghela nafas
"Baiklah aku akan ikut ke sana" ucap Ken
"Kalau begitu saya juga akan ikut" ucap Simon
"Baiklah, seterah kalian" ucap Harenza
"Ah ya Ken kau tidak kembali ke rumah mu? aku yakin ******* pasti sedang kelimpungan mencari mu" ucap Harenza, temannya satu ini memang sangat hobi kabur
"Aku sudah izin akan ke sini sebelumnya, dan beliau mengizinkan ku"
"Hohoho tumben sekali kau di izinin keluar"
"......."
***
Aylin kini masih tertidur pulas di dalam kereta, tubuhnya sungguh sangat pegal dan mati rasa. Apalagi ia tidur di dalam kereta sambil menyender ke arah jendela ++ jalannya masih ada bebatuan, sungguh posisi yang tidak nyaman.
Sedangkan Hana sedang menatap ke arah luar jendela, "Pak kusir apakah kita sudah sampai ??" tanya Hana, sedikit berteriak
"Kita sudah mau memasuki Alun alun kota" teriak pak kusir, tanpa tau ada seorang gadis yang sedang tertidur.
Aylin yang terusik dengan suara suara tersebut pun membuka matanya perlahan, dan yang pertama ia lihat adalah Hana yang sedang kelabakan karena ia terbangun.
Hana takut kalo suara teriakannya mengganggu nona mudanya itu, namun ia baru terfikir kan saat ia sudah teriak. "Nona maafkan saya" ucap Hana sambil menunduk
"Tidak apa apa bibi, santai saja dan tolong jangan menunduk" ucap Aylin sambil memegang kepalanya yang sedikit pusing
"Apakah nona baik baik saja ??"
"Tidak. Kepala ku sedikit pusing, mungkin karena aku habis tertidur"
"Apakah nona membutuhkan sesuatu ??"
"Tidak bibi, apakah sebentar lagi kita akan sampai ??" tanya Aylin sambil melihat ke arah luar jendela.
Mereka sudah sampai di alun alun kota, keadaan di alun alun sangat ramai.
'Ah aku harus ke alun alun nanti' ucap Aylin dalam hati.
"Ya nona kita sudah sampai di kota Abraurocsk, dan sebentar lagi kita akan sampai di kediaman tuan muda" ucap salah satu ksatria yang menunggangi kuda di luar
"Baiklah".
"Aku tidak sabar melihat ekspresi kakak ku saat ia melihat ku, pfffttt pasti lucu sekali" ucap Aylin sambil tersenyum, ah memikirkannya saja sudah membuat Aylin ingin tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
The lady with white roses
Ficción históricaCynthia Atlanta. Dia adalah gadis cantik dengan segudang prestasi dan sejuta pesona yang dapat meluluhkan kaum adam dalam sekali lirik. Cynthia, gadis abad 30 yang sangat amat jenius. Di umur yang terbilang cukup muda (23 tahun) dia sudah menjadi ag...