"Pesanan untuk meja 03!!" teriak seseorang, Ana bergegas mengambilnya.
"Iya!!" teriak Ana dengan sedikit berlari.
Suasana dicafe hari ini cukup ramai sehingga tak ada waktu sedetikpun bagi Ana untuk meluruskan kakinya.
"Silahkan pesanannya" Ana meletakkan pesanan itu demeja. Lalu hendak pergi namun...
"Rayana?"
Deggg
Suara itu menghentikan langkahnya. Dan benar saat dia berbalik dia melihat sosok yang selama ini menguasai hatinya.
"Kak Akbar" gumamnya lirih.
***
Lima tahun lalu, saat Ana tengah duduk dibangku SMA kelas satu. Sore itu di area parkir sekolah, saat mentari menyorot redup meninggalkan sinar sayu pada sosok yang berada tepat dihadapannya. Dengan baju pramuka lengkap dan peci hitam bertengger diatas kepalanya. Namanya Muhammad Akbar, kelas XII IPA di SMA Al-Ikhsan. Sekolah menengah berbasis pesantren yang menjadi jembatan untuk dia menemukan cinta pertamanya.
Dia kakak kelas Ana, yang baru hari ini Ana mengetahui bahwa laki laki yang ia kagumi itu menjabat sebagai ketua OSIS di Sekolah. Sore itu Ana dan beberapa temannya baru saja menerima hasil penerimaan anggota OSIS baru. Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap tahun ajaran baru anggota OSIS akan merekrut anggota baru dari siswa-siswi kelas X.
Akbar berjalan begitu saja disampingnya, lalu lagkahnya terhenti. Menghadap padanya dan berkata “Anggota OSIS baru ya?” Ana sebagai siswa baru hanya mengagguk.
“Rumahnya dimana?” tanyanya, mungkin hanya sekedar basa basi sebagai pengenalan pada Anggotanya. Pikir Ana saat itu.
“deket kok kak dari sini, paling 15 menit sampe lah kalo pake sepeda motor.” Jawab Ana.
“Emm... Oke, hati-hati ya pulangnya. Pamit dulu, assalamu'alaikum” Kata Akbar lalu melenggang pergi begitu saja.
Beberapa hari sebelumnya Ana memang sudah bertemu dengan Akbar dalam kegiatan pengenalan lingkungan sekolah, sekilas dia tau tentang pribadi Akbar yang bertanggung jawab dan bijaksana. Dan sore itu Ana kembali bertemu dengan Akbar. Betapa bodohnya dia saat itu yang baru mengetahui bahwa Akbar adalah ketua OSIS di sekolahnya.Ana tak pernah menyangka bahwa hari itu adalah awal dari tumbuhnya rasa cintanya pada Akbar. Seperti remaja pada umumnya, hari-hari Ana dipenuhi olehnya, oleh beberapa pertanyaan tentang Muhammad Akbar, kakak kelas yang satu tahun diatasnya. Namun dia hanya diam dengan beberapa pertanyaan itu, Ana hanya diam dengan perasaannya.
Ana kira perasaan itu akan hilang setelah kepergian Akbar dari sana, dari bangku SMA. Tapi nyatanya tidak. Sampai sekarang pun Akbar masih ada didalam hatinya.
***
"Benerkan, lo Rayana? Adik kelas yang dulu satu organisasi sama gua?" tanya Akbar memastikan.
"Iya kak." jawab Ana singkat.
"duhh jantung gua..." Batin Ana sambil memegangi dadanya.
"Kamu kenal dia, Bar?" tanya seorang perempuan dihadapan Akbar.
"Iya, dia adik kelas aku. Oh iya kenalin Na, dia Reina pacar gua." kata Akbar.
Baru juga berbunga bunga kini jantung Ana seperti dihujam ribuan anak panah karena penyataan dari Akbar.
"Rayana..." ucap Ana dengan mengulurkan tangannya yang disambut hangat oleh Reina.
"Ah- iya. Silahkan kak dinikmati hidangannya. Aku mau lanjut kerja dulu." ucap Ana berusaha terlihat sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayana
Ficção AdolescenteRayana, Kisah cinta dalam diam seorang gadis yang penuh luka. Tentang Rayana dan Takdirnya. Jika mereka mengatakan cara mencintai paling indah adalah dengan mencintai dalam diam, rasanya Ana sudah khatam dengan rasa sakitnya mencinta. Akankah kisah...