21. vati (2)

1.8K 440 136
                                    

Mumpung bentar lagi lebaran, mau promo dulu sorban baru, yg mo beli cus dm 🤭
model ga di jual ya ✌🏼😆

Tina POV

"Philipp mana?" Tanya ibu ketika kami berada di teras pada Sabtu pagi sambil sarapan.

"Tadi sih udah bangun, sekarang lagi mandi kali" Jawabku lalu menyomot pisang goreng yang kedua.

"Heran ibu sama itu anak, udah gede gitu kenapa otaknya masih kaya anak kecil ya?"

"Apa mungkin dia di usir vati gara-gara itu?" Ibu ikutan menyomot pisang goreng dari atas piring di dekat kami.

"Tau deh bu, aneh liat itu anak" Jawabku dengan pundak mengedik.

Kejadian di mana dia berendam dengan air baiklin sudah tiga hari berlalu, tetapi tetap saja menjadi percakapan trending topic bagi aku dan ibu.

Membahas soal keajaiban Philipp memang tidak ada habisnya, sebenarnya alasan Philipp di usir vati pun masih jadi misteri bagi kami.
Aku tidak terlalu percaya vati mengusir Philipp hanya karena mantan saudara tiri ku itu tidak mau meneruskan bisnis keluarganya.

Aku lebih percaya perkataan ibu, vati sangat perhatian dan sayang pada Philipp, jadi tidak mungkin vati mengusir Philipp dan mentelantarkan anak kandungnya sendiri.

Tetapi...
Kalau vati sayang sama Philipp masa sampai sembilan tahun gak nyariin keberadaan Philipp?

Masa vati tega membiarkan anaknya beli makanan pakai uang receh?
Apa memang dugaanku benar ya? Ternyata vati memang sengaja membuang Philipp bukan mengusirnya.

Ah tau lah.

"Ibu rasa otaknya begitu gara-gara dari kecil makanannya di masak sama koki kali ya" Ibu masih saja berspekulasi.

"Terlalu higienis gak bagus juga, makanya otaknya terlalu bersih, coba dari kecil di biasain makan yang minyak gorengnya sampe item karena keseringan di pake buat ngegoreng"

"Contoh hasil nyata dari seringnya komsumsi makanan yang minyak gorengnya udah item ya anak ibu ini, umur segini punya usaha sendiri, beda sama anaknya vati yang sampe umur segitu baru punya kerjaan"

"Tapi kerjaannya juga cuman pose-pose di depan kamera doang, anak bayi yang baru brojol juga bisa kalau begitu" Ibu berkata panjang lebar dengan wajah layaknya emak-emak yang sedang bergosip pagi-pagi buta.
Baru aku sadari, sifat ibu semenjak Philipp tinggal bersama kami berubah total.
Sosok ibu yang dulu penyabar dan tidak pernah marah menghilang tergantikan oleh sosok yang sekarang terlihat kesal membicarakan mantan anak tirinya.

"Nanti kalau kamu punya anak Tin, kasih makannya..."

Punggungku menegak ketika sosok Philipp yang jangkung muncul dari balik pintu.

Kalimat ibu tidak selesai di ucapkan. Ibu berdeham lalu pura-pura sibuk makan pisang goreng yang belum beliau makan karena dari tadi berkata-kata tanpa henti.

Philipp tersenyum tipis, tangannya memegang handuk kecil.
Tubuhnya sudah tidak bau pemutih pakaian lagi, rambut Philipp basah karena habis keramas, bulu-bulu halus yang menghiasi rahangnya tercukur rapi.

"Philipp emang ganteng kaya siapa tuh, Bian, Bian yang main drama itu, cuman sayang ini anak once nya kebangetan" Ibu berbisik lalu menepuk kening.

Aku nyaris terkekeh mendengar ucapannya. Lenganku menyenggol lengan ibu karena takut suara ibu terdengar oleh Philipp.

Philipp mengambil duduk di dekat pintu, kaus lengan pendeknya di gulung sampai pundak, Philipp seakan sedang memamerkan otot lengan atasnya yang terpahat.

My Ex Step BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang