kali ini jadi model sweater, yg mo order silahkan dm, hrg kekeluargaan 😄
Tina POV
Mataku melihat Philipp yang baru keluar dari balik tirai. Rumah ini terasa semakin sempit dengan kehadiran Philipp yang bertubuh tinggi.
Aku bernafas lega melihat Philipp seharian ini memakai baju, tidak seperti keadaannya ketika berada di Bali yang selalu bertelanjang dada.Otakku berpikir, apa jangan-jangan Philipp tidak pernah memakai baju karena dia memang tidak mempunyai baju bersih untuk di kenakan ya?
Mataku mengamati baju yang sekarang dia pakai, kaus milikku yang ukurannya memang besar dan tidak pernah aku gunakan lagi, di tubuh Philipp kaus itu terlihat kecil.Kami bertiga sekarang sedang berada di ruang tamu merangkap ruang TV dan sebentar lagi akan menjadi tempat tidur Philipp.
Ruangan ini sungguh-sungguh multifungsi.
Arsitek pasti menangis melihatnya."Udah nyuci bajunya?" Tanya ibu lalu menyuruh Philipp duduk di kursi ruang tamu.
Aku bergerak menggeser tubuh untuk memberinya ruang sehingga ibu pun ikutan bergeser agar Philipp di samping ibu.Philipp mengangguk.
"Terus mana cuciannya? Kok gak di jemur?" Tanya ibu lagi, hanya pendengaranku saja yang fokus mengikuti percakapan yang masih di dominasi ibu sedangkan mataku fokus menatap layar TV.
"Di jemur?" Suara Philipp terdengar bingung.
Aku melirik ke arahnya, raut wajah si tuan besar memang terlihat bingung.
"Lah dari tadi kamu di kamar mandi ngapain?" Ibu balik bertanya.
"Ngeliatin pakaian saya yang tadi mutter bantu rendam pakai air sama deterjen" Jawabnya dengan wajah polos.
"Lah?! Ngapain di liatin? Gak kamu kucek-kucek?" Tanya ibu lagi.
"Kucek-kucek? Apa itu?" Philipp makin bingung.
"Kucek-kucek biar kotorannya ilang Philipp, itu namanya proses cuci baju" Jawab ibu dengan nada suara di tahan, mungkin kalau ibu sedang berbicara denganku, nada suaranya sudah tinggi.
Aku malas terlibat masuk ke dalam pembicaraan mereka, aku yakin si tuan besar itu memang tidak tahu caranya mencuci pakaian seperti yang pernah dia bilang waktu di Bali.
"Bukannya cukup di rendam aja dan deterjannya akan bekerja sendiri hilangin kotoran di bajunya?" Tanya Philipp.
Aku menghela nafas panjang.
"Kamu pikir deterjan itu tukang cuci? Udah bu, biar Tina aja yang nyuciin bajunya dia, ibu lanjutin nonton aja" Aku langsung berdiri karena melihat ibu yang hendak berdiri.
Beban hidup yang datang malah merepotkan.
Si tuan besar memang tidak tahu apa-apa."Kotornya parah bener nih baju sampe air rendemannya keruh begini" Tubuhku bergidik ngeri melihat air rendaman cucian Philipp, warna air di rumah kami bening bersih dan sekarang berubah menjadi coklat pekat.
"Memang kucek-kucek itu kaya gimana?"
Kali ini tubuhku berjengit kaget mendengar suara Philipp di belakangku, tubuhnya yang tinggi hampir mengenai ujung pintu kamar mandi.
"Kaya begini, masa kamu gak tau caranya nyuci baju sih?" Pertanyaanku sebenarnya sudah ada jawabannya, kalau Philipp tahu caranya mencuci, lantai kamar hotelnya itu tidak mungkin berserakan dengan pakaian-pakaian kotornya.
"Di bungkus deterjennya kan ada tulisan 'menghilangkan noda pakaian' kenapa harus saya kucek-kucek lagi?"
Aku kembali menoleh ke belakang dengan pandangan malas. Entah otaknya Philipp yang cara berpikirnya terlalu sederhana atau bagaimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Step Bro
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 20/2/22 -