22. mau jadi saingan?

1.8K 438 144
                                    

klo nyewain papan surfing tuh jgn di tinggal2 phil, ada org yg mo nyewa tuhhh 😒

Tina POV

"Vati tau Philipp tinggal di sini dari mana?" Akhirnya aku mengeluarkan suara demi memecahkan keheningan yang tercipta di antara kami.

Ada kali sepuluh menitan kami terdiam dalam pikiran masing-masing, dan herannya baik Philipp maupun vati tidak ada yang mau membuka suara, padahal mereka kan baru pertama kali lagi bertemu setelah sekian lama.

Sedangkan ibu masih terlihat shock dengan pandangan tidak berkedip menatap fokus wajah vati.

Bu, tolong bu, jangan terkesima gitu mentang-mentang baru ngeliat mantan suaminya lagi, jangan sampe ibu malah balikan sama vati, jangan ya buuu...

Aku menepuk kening sendiri guna mengenyahkan pikiran absurd yang tiba-tiba muncul, kilasan-kilasan perkataan Irma pun kembali teringat.

Bisa runyam kalau memang ibu minta balikan sama vati.

Vati memandangi kami bergantian, pandangannya berakhir pada Philipp.

"Vati punya informan yang selalu memberikan update soal Philipp" Jawab vati sambil tersenyum tipis.

Hidung mancungnya mengernyit melihat anak kandungnya yang masih saja diam seribu bahasa.

"Ha? Informan?" Tanyaku, menoleh ke arah Philipp lalu kembali menoleh ke arah vati.

Aku menyenggol lengan Philipp yang masih terdiam dengan pandangan kosong.

Tiba-tiba Philipp berdiri lalu melangkah ke dalam kamar.

"Phil!" Aku langsung menyusulnya masuk.

"Mau ngapain?" Tanyaku setelah menarik pergelangan tangannya.

Ini anak masa kebelet sih orang lagi serius begini, apa tadi dia belum tuntas menyelesaikan buang hajatnya?

Philipp terdiam, kami berdiri saling berhadapan, seperti biasa karena tinggi yang sangat berbeda di antara kami, aku sampai mendongak tinggi agar dapat melihat wajahnya secara jelas.
Philipp terlihat gusar, tangannya yang bebas mengusap tengkuknya.

"Dia ngapain ke sini?" Tanyanya kemudian.

"Ya mana gue tau, kenapa gak nanya sendiri" Jawabku cepat.

Philipp menghela nafas panjang lewat mulut.

"Sepertinya saya tau maksud kedatangan dia" Philipp berkata dengan dagu mengarah ke balik tirai.

"Saya gak mau nerusin bisnisnya, saya sudah cukup senang dengan kehidupan sekarang ini" Lanjut Philipp.

"Ya elu ngomongnya ke vati donggg, gak ke gue" Aku membalas perkataannya dengan ketus.

Lagi-lagi Philipp menghela nafas panjang.

Mantan saudara tiri ku ini masih berdiri kaku, lalu kembali melangkah ke arah ruang tamu.
Aku mengikutinya dari belakang.

"Was tun Sie hier?" Philipp berdiri di depan vati yang duduk. Suara Philipp terdengar kesal.

*apa yang kamu lakukan di sini?

Ngomong apaan lagi ini orang?

"Setz dich, wir müssen reden" Vati menjawab.

*duduk, kita harus bicara

Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.

"Ich liebe dich so sehr" Tiba-tiba ibu berkata dengan lantang.

Vati, aku dan Philipp langsung menoleh ke arah ibu secara bersamaan.

Wahhh hebat, ternyata ibu bisa berbahasa Jerman.

My Ex Step BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang