24. tadi tuh Philipp mau ngapain cobaaaa...

2.1K 413 120
                                    

posenya gak gitu phil, megang kausnya kek org lagi ngejemur baju 😆 klo posenya kek begini pere2 di mari gak liat perut kotak2nya 🤭

Tina POV

"Philipp beneran mau buka usaha kaya kita gini Tin?"
Aku menoleh ke arah Irma. Kami berdua sedang duduk mengerjakan editan photo yang kemarin Irma ambil.

"Dia bilang ke elu?" Tanyaku lalu melepas mouse yang sedang aku pegang. Ucapan Irma mampu membuatku tidak fokus dan lebih memilih bertanya-tanya padanya.

"Iya, kemarin" Jawab Irma sambil mengangguk.

"Dia cerita apa aja ke elu?" Tanyaku mulai menginterogasi. Aku jadi ingin tahu sejauh mana Philipp bercerita dan apakah dia memberikan alasan kenapa tiba-tiba ingin membuka usaha seperti kami.

"Ya dia bilang vati nya muncul, terus dia bisa minta modal ke vati nya gitu" Ucap Irma.

"Philipp bilang dia mau bikin usaha, terus dia minta gue cariin kostan"

"Ha? Cariin kostan? Buat apaan? Dia gak tinggal di rumah gue lagi?" Tanyaku bingung dengan mata melebar.

"Iya, katanya biar bisa bikin elu bangga" Irma menyenderkan punggungnya ke belakang.

"Ha? Bikin gue bangga?" Ulangku.

"Apaan sih lu dari tadi ha, ha mulu"

"Lagian gue bingung, ngapain dia minta cariin kostan biar bikin gue bangga" Balasku.

"Gue aja bingung, dia tuh ngomongnya ngeloncat-loncat, dari mau bikin usaha, minta cariin kostan terus hubungannya apa coba bikin elu bangga?" Irma menggaruk kepalanya.

"Gak ngaca lu? Bukannya elu sendiri kalau ngomong random, belum kelar ngebahas ini udah ganti topik yang lain, untung gue ngerti jiwa elu Ir" Kataku lalu menopang dagu dan menatap photo Philipp.

"Emang cuma elu doang Tin yang ngerti jiwa gue" Ucap Irma terharu.

"Iya, ngerti jiwa elu terganggu" Lanjutku lalu terkekeh.

Irma tidak membalas ucapanku, temanku itu malah tampak berpikir, sepertinya Irma tidak paham dengan apa yang aku ucapkan barusan.

"Dari kemarinan elu uring-uringan karena Philipp mau buka usaha ya?" Tanya Irma.

Aku kembali menoleh padanya.

"Ya gimana gak uring-uringan, kalau dia buka usaha sendiri, otomatis dia jadi saingan kita, terus usaha kita gimana?"

"Padahal penjualan kita semakin naik tajam sejak Philipp jadi model, kalau dia buka usaha sendiri terus gak jadi model kita lagi, nasib kita gimana?"

"Kita nanti keilangan pelanggan, penjualan menurun, padahal gue udah punya rencana kalau penjualan kita bagus dan keuntungan kita naik"

"Gue rencana mau jalan-jalan ke Dubai" Lanjutku optimis.

"Ceile Dubai, jauh amat, ke Singapore aja dulu lah, kita moto-moto di depan singa air mancur" Irma menepuk lengan atasku.

"Atau nggak ke Malaysia, moto di menara kembar Petronas, gak usah jauh-jauh ke Dubai" Lanjutnya.

"Semua gak bisa kita datengin kalau Philipp buka usaha sendiri dan bikin kita keilangan pelanggan" Suaraku terdengar suram.

Suram karena memikirkan nasib usaha ini yang baru saja berkembang tetapi cepat layu karena di tinggal model andalan.

Kepalaku pusing karena memikirkan Philipp dan kedatangan vati yang mendadak.

Seharusnya aku senang karena vati meminta Philipp pulang bersamanya ke Bali, aku dan ibu akan kembali hidup normal, tidak di repotkan oleh mantan saudara tiri yang kelakuannya selalu membuat ibu meradang, tetapi hal itu malah semakin membuatku sedih.

My Ex Step BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang