"Noren! Jemren! Pusss...meong..." Renjun memanggil kedua kucing yang sedang asyik berlarian di halaman belakang itu sembari membawa piring berisi makanan kucing.
Iya, Jeno benar-benar membelikan kucing untuk Renjun. Yang satu berwarna putih belang hitam, Renjun memberinya nama 'Noren'. Sedangkan yang satu lagi berwarna putih belang abu-abu, namanya 'Jemren'. Total ada dua kucing yang ada di sana.
Mencium bau makanan, kedua kucing itu berlari menghampiri Renjun dan mendusal di kaki majikan baru mereka. Renjun terkekeh geli, ia berjongkok dan meletakan dua piring makan itu di rumput yang mana langsung dilahap oleh kucing-kucing itu.
"Makan yang banyak ya, Noren, Jemren. Biar kalian cepat besar," ucap Renjun seraya mengusap kepala Noren dan Jemren yang memakan whiskas dengan lahap.
"Sayang.."
Suara berat itu menyapa indera pendengaran Renjun. Ternyata suara itu adalah suara Jaemin yang kini sudah berjongkok persis di sebelah Renjun.
"Dad, sudah selesai kerjanya?" tanya Renjun.
"Udah, sayang. Daritadi Daddy cari kamu ke mana-mana, ternyata ada di sini," balas Jaemin sembari ikut mengelusi bulu-bulu lembut dari kucing di depannya.
"Heheh.." Renjun tersenyum lucu memamerkan deret giginya yang rapi. "Noren dan Jemren lucu ya, Dad," ucapnya.
"Noren? Jemren?" tanya Jaemin tak mengerti. Siapa itu Noren dan Jemren?
"Nama kucingnya, Dad. Kucing yang ini, namanya Noren. Dan yang ini, namanya Jemren," ucap Renjun menjeladkan seraya menunjuk kucing berwarna putih belang hitam dan kucing berwarna putih belang abu-abu itu bergantian.
Jaemin membulatkan mulutnya dan mengangguk-angguk paham.
"Nah, Noren sama Jemren kan sudah makan, sekarang giliran kamu yang makan," ucap Jaemin. Ia bangkit dan menepuk-nepuk celana yang dipakainya. "Ayo Daddy masakin!"
"Daddy bisa masak?" tanya Renjun tak menyangka.
"Ey, kamu jangan ngeremehin Daddy ya!" Jaemin berdelik tajam. "Ayo ke dapur, Daddy buatin makanan spesial buat kamu!"
Renjun bangun dan juga menepuk-nepuk celana yang dipakainya. Mereka berdua pun berjalan menuju dapur, tapi baru sampai di pintu dapur, Jaemin menahan Renjun.
"Kamu tunggu aja di meja makan," titahnya.
"Kenapa? Aku kan mau bantu," protes Renjun tidak terima.
"Nggak usah, sayang. Tunggu di meja makan aja ya."
"Ish, Daddy mau kasih racun di masakannya ya?!" tuduh Renjun yang membuat Jaemin tergelak.
"Mana mungkin Daddy mau ngeracunin kamu, hm? Kamu kan kesayangan Daddy."
Renjun cemberut. Akhirnya mau tak mau ia menuju meja makan dan mendudukan dirinya di sana. Membiarkan Jaemin yang kini tengah memasak sendirian di dapur.
Satu jam berselang, Jaemin yang sudah selesai masak membawa dua porsi bibimbap ke atasmeja makan.
"Wow." Renjun speechless melihat hasil masakan Jaemin. Terlihat sangat menggiurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO, SUGAR! (NORENMIN)
FanfictionHuang Renjun. Lelaki berusia 21 tahun itu selalu dikenal dengan image anak baik-baik dan polos, baik di mata keluarganya maupun di mata orang-orang sekitar di lingkungannya. Tapi bagaimana jika dibalik semua itu, Renjun memiliki sebuah fakta rahasi...