22

11.6K 1.1K 98
                                    

Uehehe kalian semua pada kangen aing kannb? Maaf ya yeorobun, kemaren abis ujian praktek kaga sempet nulis














"Gue denger-denger temen lo si Bangchan mau nikah ya?" tanya Jaemin pada Jeno.

Jeno pun mengangguk membenarkan, "Hm, married by accident. Calon istrinya awalnya cuma sugar baby, tapi karena hamil mau nggak mau harus dinikahin," jawabnya menjelaskan. Sedangkan Jaemin mengangguk-angguk paham.

"Kok gue jadi kepikiran ya, gimana kalau seandainya Renjun bilang kalau dia hamil anak kita?" tanya Jaemin yang dihadiahi tatapan tajam oleh Jeno.

"Nggak usah mengada-ngada!" peringatnya.

"Ya kan cuma seandainya, Jen. Kalau seandainya itu beneran terjadi, lo bakal gimana?" tanya Jaemin lagi.

Jeno mengendikan bahunya acuh, "Gue nggak tertarik buat menikah apalagi punya anak, jadi mungkin gue bakal suruh buat gugurin kandungannya itu," jawabnya dengan begitu santai. "Lo sendiri gimana?"

"Mungkin reaksi gue bakal sama kaya lo, jangkan punya anak, nikah aja gue nggak minat," jawab Jaemin kali ini.

"Well, gue sih berharap hal itu nggak akan pernah terjadi..." ucap Jeno lagi dan Jaemin mengangguk setuju.

Tanpa mereka sadari, di depan pintu ruangan yang tidak tertutup sempurna itu ada Renjun yang mendengar segalanya. Testpack dan surat pemeriksaan kandungan yang dipegang olehnya ia remat kuat, lalu dimasukannya kembali ke dalam saku.

Dengan perasaan campur aduk, Renjun pum menjauh dari ruangan itu dan berlari masuk ke dalam kamarnya.

Niat awal Renjun adalah memang untuk memberitahukan Jeno dan Jaemin perihal kehamilannya yang sudah menginjak usia 4 minggu ini. Tapi begitu mendengar percakapan kedua dominan itu barusan, Renjun mengubur niat itu sedalam-dalamnya.

"Nggak. Aku nggak mau ngegugurin kandungan ini. Biarin aja aku bakal terus nyembunyiin ini dari mereka berdua, yang penting baby tetap hidup. Toh kurang dari satu bulan lagi kontrak sugar relation ini habis. Setelah kontraknya berakhir, aku bakal pergi yang jauh dari mereka." Itu yang ada di pikiran Renjun saat ini. Entah lah itu keputusan yang tepat atau bukan, Renjun hanya takut jika ia memberitahu masalah ini, Jeno dan Jaemin akan menyuruh untuk menggugurkan kandungannya. Ia tidak mau hal itu terjadi.

Renjun mengelus perutnya yang sudah mulai membesar tapi tertutup oleh hoodie oversize yang senantiasa ia pakai. "Maafin mommy ya, Nak. Kita hidup berdua aja ya? Mommy bisa kok jadi ibu sekaligus Ayah buat kamu, jadi kamu tenang aja. Yang penting sekarang, kamu sehat-sehat di dalam sana ya. Mommy nggak sabar nunggu kamu lahir ke dunia ini."

.

.

.

"Gimana? Lo udah bilang kan ke Jeno sama Jaemin?" tanya Haechan antusias.

"Belum. Bukan belum, tapi nggak akan. Sampai kapanpun gue nggak akan ngasih tau tentang kehamilan gue ke mereka berdua," jawab Renjun lalu berlalu pergi begitu saja.

Haechan dengan cepat menahan tangan Renjun membuat si manis itu menghentikan langkahnya, "Kok lo tiba-tiba berubah pikiran gini sih, Njun? Jangan egois gini lah, mereka juga berhak tau. Anak yang ada di kandungan lo itu anak mereka juga," ucapnya dengan nada yang cukup tinggi.

Renjun berbalik menatap Haechan dengan tatapan tajam, "Egois? Lo nggak tau apa-apa, Chan. Jadi jangan sembarangan kalau ngomong!" tegasnya.

Haechan menghela napasnya. Sabar. Ia pun menarik Renjun menjauh menuju tempat yang lebih sepi.

HELLO, SUGAR! (NORENMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang