Lucu banget Daddy-Daddy and Mommy T-rex kita :DD
"Ck! Sialan!"
Jeno mengernyitkan dahi, dan menoleh ke arah Jaemin yang sedang marah-marah tidak jelas. Bahkan kembarannya itu sudah begini sejak kemarin.
"Lo tuh sebenarnya kenapa sih, Jaem?" tanya Jeno bingung. "Pusing banget gue ngeliatin lo marah-marah nggak jelas dari kemarin."
"Gue tuh kangen sama Renjun," jawab Jaemin seraya mengacak-acak rambutnya frustasi.
Jeno mendatarkan ekspresi wajahnya, "Kita baru ketemu Renjun kemarin."
"Gue bukan kangen orangnya, tapi kangen tubuhnya, kangen lubangnya," ucap Jaemin dengan lumayan frontal dan dihadiahi lemparan bantal sofa oleh Jeno.
"Renjun lagi berduka, Jaem. Biarin dia tenang dulu," balas Jeno. Walaupun hasrat dalam dirinya juga tidak bisa dibohongi, ia merindukan adegan panasnya dengan Renjun.
"Ini bahkan udah sebulan sejak ibunya meninggal." Jaemin tetap keukeuh. Menurutnya sebulan itu sudah cukup untuk Renjun berduka.
"Dia ditinggal sama satu-satunya keluarganya yang dia punya, wajar kalau sedihnya lama. Udah lah, lo jangan kaya anak kecil deh."
Jaemin berdecih pelan mendengar ucapan Jeno, "Lo nggak usah munafik gitu deh, kaya gue nggak denger aja kemarin lo onani di kamar mandi sambil ngedesahin nama Renjun," ucapnya membuat Jeno membelalak kaget.
"LO TAU DARI MANA, SIALAN?!"
"Suara lo kedengeran sampe kamar gue."
Jeno mengumpat pelan dan menutup wajahnya dengan telapak tangan. Melihat reaksi yang lebih tua Jaemin pun tertawa terbahak.
"Ahh Renjun.. Shit! So tight."
"JUNG JAEMIN LO DIEM ATAU GUE PUKUL?!"
.
.
.
Sudah lebih dari sebulan sejak kepergian ibunya untuk selama-lamanya, keadaan Renjun pun perlahan mulai berangsur-angsur membaik. Ia sudah mulai mengikhlaskan, ya walau kadang rasa rindu hinggap di dadanya.
Saat ini Renjun yang baru selesai mandi sore tengah bercermin seraya menyisir rambutnya yang mulai memanjang.
"Rambut aku udah mulai panjang. Enaknya dipotong atau nggak usah ya?" gumamnya pada diri sendiri. Setelah selesai menyisir rambut, Renjun mempoles sedikit lipbalm berperisa peach pada bibirnya agar terlihat lebih fresh.
Renjun mengambil tas ransel kecilnya lalu beranjak keluar kamar. Sampai di halaman ia bisa melihat ibu Yeri yang tengah menyiram bunga di pekarangan rumahnya sendiri.
"Renjun, kamu mau ke mana?" tanya Ibu Yeri.
"Renjun mau 'kerja', Tan. Udah cukup Renjun cuti sebulan ini," jawab Renjun seraya memakai sepatunya. Iya, kerja yang dimaksud di sini adalah kerja di ranjang. Sudah sebulan lebih ia tidak melayani dua orang yang masih berstatus sebagai sugar daddynya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO, SUGAR! (NORENMIN)
FanfictionHuang Renjun. Lelaki berusia 21 tahun itu selalu dikenal dengan image anak baik-baik dan polos, baik di mata keluarganya maupun di mata orang-orang sekitar di lingkungannya. Tapi bagaimana jika dibalik semua itu, Renjun memiliki sebuah fakta rahasi...