32

10.7K 857 30
                                    

Waktu terus berjalan. Kandungan Renjun kini sudah memasuki bulan ketujuh, perutnya juga semakin membesar. Semenjak hamil anak ketiga ini, Renjun benar-benar dimanjakan. Apapun keinginannya pasti akan dituruti oleh Jeno dan Jaemin. Bahkan mereka pernah mengelilingi kota Seoul jam 1 pagi hanya karena tiba-tiba Renjun menginginkan Bungeoppang. Siapa yang jual bungeoppang jam 1 pagi?!

Tapi tidak apa-apa. Jeno dan Jaemin ikhlas. Apapun akan mereka lakukan demi Renjun, dan anak ketiga mereka.

Pagi ini mereka akan melakukan check up ke rumah sakit, sekaligus USG untuk mengetahui jenis kelamin anak ketiga mereka. Pulang dari rumah sakit rencananya mereka akan mampir ke toko yang menjual peralatan-peralatan bayi.

Jisung dan Logan hari ini tidak ikut karena mereka sedang bermain di rumah keluarga Jung. Mereka kangen main sama Kak Beomgyu, katanya. Jadilah sejak kemarin bocah kembar itu menginap di sana.

"Sayang, kamu udah siap?" tanya Jaemin seraya menghampiri Renjun yang sedang memasang sebuah jepitan di rambutnya.

Renjun merapikan sedikit tatanan rambutnya sebelum menjawab, "Sudah. Ayo kita berangkat!"

"Cantiknyaaa.." Jaemin berdecak kagum. Jepitan berbentuk kucing yang dipakai oleh istrinya itu menambah kesan cantik dan menggemaskan.

"Nggak usah gombal!" sanggah Renjun dengan pipi yang memerah.

"Ini fakta loh, bukan gombal."

"Ya, ya, terserah." Renjun memutar bola matanya malas. "Ayo ih kita berangkat!"

"Iya, sayang. Ayo!" Jaemin mengulurkan tangannya yang mana langsung disambut oleh Renjun.

Dengan hati-hati, Jaemin membantu Renjun untuk berjalan ke mobil yang sudah disiapkan oleh Jeno. Memang semenjak masuk bulan keenam, si manis itu mulai kesusahan berjalan.

Sesampainya di mobil Renjun duduk di kursi belakang sendirian. Sementara Jeno dan Jaemin di depan, Jeno yang menyetir seperti biasa.

"Itu jepit rambut yang aku beliin minggu lalu ya, sayang?" tanya Jeno seraya menatap Renjun melalui spion tengah.

Renjun pun mengangguk semangat, "Bagus kan kalau aku pakai ini?" tanyanya.

"Bagus. Apapun itu kalau kamu yang pakai tetep bagus, sayang. Kamu itu sempurna," jawab Jeno diiringi sedikit gombalan.

Renjun lagi-lagi memutar bola matanya malas. Jeno dan Jaemin makin hari makin jago gombal. Nggak aman buat hati sama jantungnya.

"Jangan gombal terus ih. Ayo cepetan jalan!" Jeno terkekeh lagi. Ia pun akhirnya melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

.

.

.

Ketiga anak adam itu memperhatikan dokter yang tengah mengoleskan sebuah gel khusus di perut buncit Renjun. Di monitor samping tempat Renjun berbaring, sudah terlihat bentuk si jabang bayi yang semakin jelas seiring berjalannya waktu.

"Ini anak kalian," ucap si dokter sembari menunjuk layar monitor. "Janinnya sehat dan tumbuh dengan baik. Jenis kelaminnya juga sudah diketahui. Mau langsung saya beritahu sekarang atau nggak usah nih biar jadi surprise?" tanyanya. Karena biasanya ada beberapa pasangan yang memilih untuk tidak diberi tahu apa jenis kelamin anak mereka. Biar jadi surprise gitu lah.

"Diberitahu sekarang aja, Dok. Kita penasaran," jawab Renjun yang memang sudah penasaran dengan jenis kelamin calon anak ketiga mereka. Begitu pula dengan Jeno dan Jaemin.

"Okay. Selamat ya, jenis kelamin anak kalian..." Si dokter sengaja menggantung ucapannya membuat ketiganya semakin penasaran.

"Laki-laki."

HELLO, SUGAR! (NORENMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang