15. Sayur

26.6K 1.5K 2
                                    

Hai
Good night
Gimana puasanya?
Gak ngerasa ya bentar lagi hari raya
Semoga dapet THR, aamiin

Tandai typo
✨Happy reading ✨

Setelah sholat Maghrib mereka memutuskan untuk pergi ke supermarket. Sebenarnya Arga tidak mau karena beralasan lelah. Tapi daripada istrinya itu berangkat sendirian, lebih baik dia ikut.

"Kak, boleh?" Aza mengambil semacam snack dan Arga menganggukinya. Sedari tadi Arga hanya memperhatikan istrinya itu. Jika dilihat-lihat, Aza ini tipikal orang yang kalo belanja liat harga dulu terus mikir ini perlu nggak ya.

Beda lagi sama Arga. Arga itu boros. Beli barang nggak liat harga, yang sekiranya nggak perlu pun dibeli. Biasa kebanyakan uang.

"Kak Arga masih alergi udang?" Arga mengangguk. Memang dirinya masih dan sepertinya akan terus seperti itu.

"Ayam aja deh ya. Tapi kenapa ayam mahal banget? Padahal belum mau puasaan," keluhnya.

"Beli di pasar lebih murah atau lebih mahal ya?" Arga yang melihat itu langsung berdecak. Memangnya Aza ini tidak tahu kalau suaminya itu kaya raya, beli apa saja tidak perlu mikir. Langsung ambil terus bayar. Pulang deh.

Tanpa basa-basi Arga langsung memasukkan beberapa ayam di trolinya membuat Aza membulatkan matanya.

"Kak, kebanyakan. Sayang uangnya ih, lagian masa mau setiap hari makan ayam. Harus makan sayur tau," omel Aza membuat Arga langsung mengembalikan beberapa ayamnya dan hanya menyisakan 2 di troli.

"Ayo beli sayur."

___

Inilah tempat yang sangat-sangat tidak disukai Arga. Tempat dimana sayur-sayuran berjejeran. Jujur Arga adalah orang yang tidak suka dengan sayur. Sudah berulangkali bunda Intan memaksa Arga agar mau makan sayur, sama sekali tidak mempan.

Arga hanya suka buah, tapi tidak dengan sayur.

"Hmmm, mau beli apa aja yaa?"

Aza terkekeh geli saat melihat wajah masam Arga di sampingnya. Pasti di dalam hatinya laki-laki itu sedang menggerutu tidak jelas.

"Beli bayam, sawi, wortel, tomat, ka---

"Sudah malam, ayo pulang." Arga langsung menarik tangan Aza sebelum istrinya itu mengambil lebih banyak sayuran. Aza tertawa dalam hati.

"Oke, misi gue yang pertama adalah bikin kak Arga suka makan sayur," batinnya. Ia akan bertekad dan yakin, seminggu kemudian suaminya ini sudah menjadi pecinta sayur. Lihat saja.

°°°
"Totalnya Rp 1.235.000,00 kak,"

Aza sedikit terkejut mendengar harganya. "Kok banyak banget, perasaan tadi gue hitung nggak sampe segitu."

"Ini gue yang belanjanya kebanyakan atau harganya yang kemahalan," lanjutnya dalam hati. Tanpa sadar semua belanjaannya sudah dikemas. Mereka pun langsung keluar dan akan pulang mungkin.

"Langsung pulang, kak?" tanya Aza dan tentu saja langsung diangguki Arga. Aza mendesah pelan. Masa nggak mau diajak kemana gitu, ke taman kek atau ke pasar malam.

"Saya masih ada kerjaan," jelasnya seolah-olah tau apa yang ada di pikiran Aza. Aza mengangguk mengerti. Yasudah, mereka pun langsung pulang ke apartemen.

°°°

"Kak, jangan mandi. Udah malem," teriak Aza sebelum keluar dari kamar. Kata bunda intan, kebiasaan buruk Arga lainnya yaitu suka sekali mandi malam. Padahal kan katanya kalau mandi di malam hari itu bisa rematik.

Arga yang mendengar itu hanya mengangguk walaupun tidak dapat dilihat Aza. Dia kembali memakai kaosnya dan keluar dengan rambut yang sedikit basah karena berwudhu.

Sedangkan Aza di dapur sedang membereskan barang-barang yang baru mereka beli.

"Gini ya rasanya nikah, padahal baru sehari. Kira-kira secinta apa ya kak Arga ke gue?" ujarnya sembari senyum-senyum sendiri. Ia tidak bisa membayangkan jika Arga mulai bucin padanya.

°°°

Setelah hampir setengah jam memasak untuk makan malam, kini makanan yang Aza buat sudah selesai. Hanya sayur kangkung dan tempe saja karena sudah malam.

"Oke, misi pertama. Ngajarin kak Arga makan kangkung."

Aza berjalan menuju kamar mereka. Sepertinya suaminya itu sedang mengerjakan pekerjaan kantornya.

Ceklekk..

"Kak," panggilnya. Terlihat Arga yang sedang duduk bersandar di ranjang dengan laptop di pangkuannya.

"Laptop aja dipangku, guenya kapan?" batin Aza tersenyum miris. Dirinya kalah sama laptop. Yang bener aja.

Arga menoleh sekilas kemudian mengangkat sebelah alisnya.

"Makanannya udah siap." Arga mengangguk kemudian menyimpan laptopnya di nakas dan mulai menyusul Aza yang sudah lebih dulu ke bawah.

Arga meneguk ludahnya kasar. Kenapa ada sayur. Pasti istrinya ini akan menyuruhnya makan sayur. Oke, dia harus mencari alasan agar tidak memakannya.

"Sini kak duduk." Dengan ragu-ragu, Arga duduk di meja makan. Aza pun langsung menyiapkan makanan untuk Arga.

"Ehmm.. jangan banyak-banyak," cegahnya saat Aza akan menambahkan lagi sayurnya.

"Biar sehat kak. Lagian ini enak banget tau. Cobain deh," ujarnya.

Arga menatap piring yang kebanyakan berisi sayuran itu. Bahkan nasinya sudah tertutup dengan sayur.

"Ayo kak di makan. Masa dokter nggak suka sayur sih"

Arga menghela napas kemudian mengambil sedikit. Dengan ragu-ragu ia memasukkan sendok itu ke mulutnya. Dan..

Boom...

Enak.

Setelahnya Arga mulai makan dengan lahap membuat Aza tersenyum. Ia berhasil membuat Arga berani makan sayur. Walau hanya sayur kangkung.

"Enak kan kak?" tanya Aza membuat Arga langsung memelankan kunyahannya. Aza terkekeh pelan.

"Gimana kak? Enak?" tanyanya lagi.

"Biasa aja," jawabnya kemudian meletakkan sendoknya ke piring.

"Ohhh, biasa aja. Tapi habis kan?"

Sialan Aza!!

Arga langsung meletakkan piringnya itu ke wastafel dan mencucinya juga tentunya. Setelahnya ia pergi ke kamar dan meninggalkan Aza yang sedang tertawa di meja makan.

"Lucu banget sih"






Hanya permulaan
Arganya aja blm bucin
Masih lama, baru juga part 15
Makasih yg udah nungguin
See u👋

My Perfect Doctor! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang