Seminggu berlalu, setelah kedatangan Aza ke Indonesia. Sudah seminggu pula Arga dan Aza tidak saling bertemu ataupun bertukar pesan. Arga yang sibuk dengan kantor dan rumah sakit, serta Aza yang juga mulai mengelola kantor milik ayahnya. Aza juga sudah membuka restoran miliknya sendiri. Katanya sih gabut, pengen bikin restoran. Yaudah deh, jadi dan opening sudah diadakan kemarin.
"Merenung aja terus. Kangen sama kak Arga ya?" tanya Keyla yang baru saja masuk di ruangan kakaknya.
"Dia nggak ngechat Kakak, Key. Udah seminggu juga," keluhnya membuat Keyla terkekeh.
"Ya telpon dong, chat duluan gitu."
"Malu lah. Yakali ka--
Ting
Aza langsung cepat membuka ponselnya. Pasti dari Arga, pikirnya. Senyumnya yang semula mengembang langsung luntur begitu saja karena itu hanya SMS dari Telkomsel. Ternyata pulsanya sudah mau habis.
"Siapa? Kak Arga?" tanya Keyla penasaran dan dibalas gelengan oleh Aza. Gadis itu menelungkup kan kepalanya di meja.
"Terus? Siapa?"
"Telkomsel," jawab Aza ketus membuat Keyla tertawa terbahak-bahak.
"Yahahahaha kasian di PHP in," ejek Keyla kepada kakaknya itu.
"Alahhh, prenjon diem deh." Yak, skakmat. Keyla langsung terdiam. Mau marah juga kakaknya kan bener kalo dirinya itu prenjon.
"Gini amat nasib prenjon," gumam Keyla.
°°°
"Ga, lo nggak mau nongki bareng kita gitu?"
"Iya ga, lo udah lama nggak ikut kita nongkrong"
"Nggak penting. Gue pamit dulu," ucap Arga kemudian keluar dari ruangannya yang sudah ramai seperti pasar. Teman-teman Arga memang suka berkumpul di ruangan Arga karena hanya ruangan laki-laki itu yang rapi.
Karena mereka baik, jadinya mereka mau bantu berantakin ruangan Arga. Gitu katanya.
"Ga, ini penting." Tiba-tiba Kevin, teman Arga bersuara membuat Arga menoleh sembari mengangkat sebelah alisnya.
"Sarah mau confess sama lo," sambungnya membuat Arga berdecak.
"Nggak penting." Setelahnya Arga langsung keluar dan menuju parkiran. Kemana Arga akan pergi? Tebak yok tebak.
°°°
Arga baru saja sampai di restoran "happy kiyowok". Baru saja masuk, sudah banyak orang yang mengenalinya.
"Waahh itu kan dokter Arga"
"Iya, itu kan dokter berbakat itu yang habis dapet penghargaan dari rumah sakit"
"Dia yang kemarin nanganin ayah aku operasi tau"
"Waahh ganteng banget ya, beruntung deh yang jadi pasangannya nanti"
"Iya, kira-kira siapa ya"
Begitulah kira-kira pembicara orang yang sempat didengar Arga.
"Dokter Arga ya?" ucap salah satu pelayan membuat Arga mengangguk.
"Mau pesan apa dok?" tanya pelayan itu dan Arga langsung mengambil buku menu. Lumayan juga ternyata menu disini.
"Saya ini saja."
"Baik, ditunggu sebentar"
Arga mengangguk. Kemudian ia menghidupkan ponselnya yang sudah beberapa jam ini ia matikan.
Ia membuka roomchatnya dengan Aza, dan tertera di sana terakhir mereka bertukar pesan seminggu lalu saat Aza minta tolong untuk dibelikan martabak.
Dengan lihai, Arga mulai mengetikkan pesan kepada Aza dan mengirimnya. Ia pun langsung meletakkan ponselnya dan mulai menatap sekeliling. Ramai juga, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Doctor! [END]
Ficção Adolescente🚨CERITA INI KEMBALI LENGKAP🚨 "Kak Arga nanti maunya punya anak berapa?" "2" "2 aja?" "25 maksudnya" "Hahh??" °°° Mengkisahkan tentang dua anak manusia yang memang sudah saling mengenal dan bahkan saling menyimpan rasa sejak SMA. Namun memang y...