41. Happy family

47.9K 1.8K 11
                                    

Happy reading
Tandai typo

Setelah 9 bulan mengandung bayi yang ada di dalam perutnya ini, wanita itu sekarang sudah terbaring di rumah sakit.

Kemarin, Aza mengeluh sakit dan sakit itu terus berkepanjangan. Akhirnya Arga pun langsung membawa istrinya ke rumah sakit dan benar saja, saat di cek Aza sudah mendapatkan pembukaan 4.

Dan sekarang, putri cantik mereka lahir. Ya, anak pertama mereka adalah perempuan.

Adeeva Daelyn Bagaskara.

Nama yang cantik, diberikan langsung oleh Arga--ayahnya.

Kini Aza sudah menjadi ibu, dan Arga sudah menjadi ayah. Tanggung jawab mereka bertambah, yaitu mengasihi dan menyayangi putri kecil mereka yang sudah Aza lahirkan dengan penuh perjuangan.

Di ruang rawat Aza sangat ramai karena mulai dari kakak, kakak ipar hingga keponakan Arga datang untuk menjenguk Alyn.

"Cantik banget mirip bang Arga. Untung nggak mirip lo," ujar Iqbal bercanda membuat Aza langsung memukul lengan adiknya itu.

"Sekate-kate kalo ngomong. Liat tuh, matanya mirip gue," ucapnya dengan bangga.

"Iya matanya doang, yang lainnya mah mirip Abang hahahaha."

Aza mengerucutkan bibirnya kesal. Ya ada benarnya sih, hampir 100% wajah anak pertamanya ini mirip sekali dengan Arga suaminya. Aza tidak sedih, karena masih untung lah matanya mirip dirinya.

Arga yang melihat istrinya cemberut itu terkekeh. "Dia cantik, mirip kamu. Matanya bagus, kayak bundanya."

Aza tersenyum menatap suaminya itu. "Makasih ya, udah sayang sama aku. Kakak itu baiiikkk banget,"

"Makasih juga, sudah mau berjuang buat ngelahirin anak kita. Nanti kita rawat dia sama-sama ya."

_____

7 tahun kemudian.....

"Bundaaaaa adek nih ngilangin kaos kaki Alyn," teriak Alyn--anak sulung Arga dan Aza.

"Nggak bunda, kakak nih naruhnya sembarangan makanya hilang. Adek nggak salah juga," jelas anak laki-laki itu.

Aksa namanya. Randhika Angkasa Bagaskara.

Nama indah yang diberikan oleh Aza, untuk anak keduanya itu. Anak laki-laki yang sangat sangat cerewet, dengan wajah yang 100% tetap mirip dengan sang ayah. Hanya saja bibir anak itu menurun ke ibunya.

Sungguh, Aza sangat kesal. Kesal sekali. Karena apa? Sifat kedua anaknya itu sangat menurun dengannya. Barbar dan berisik. Sangat jauh berbeda dengan sifat sang ayah.

"Aduhhh jangan berantem pagi-pagi. Kakak kalau misalnya ada yang nggak ketemu jangan nyalahin adeknya dong."

"Adek juga ngapain ada di kamar kakak? Bukannya di kamarnya sendiri."

Sudah rutinitas Aza sehari-hari mengomeli dua anaknya yang tidak pernah akur bak tom & Jerry ini.

Sedangkan Arga hanya mendengarkan teriakan itu dari kamarnya. Nanti juga ada salah satu dari mereka yang menangis kemudian mengadu padanya. Entah itu Alyn, Aksa atau bahkan Aza.

My Perfect Doctor! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang