Happy reading
•tandai typo•PSetelah perkataan Arga pagi tadi, Aza terus saja termenung sambil memikirkan hal itu.
"Tumben banget kak Arga ngomongin tentang anak," batinnya sambil tangannya mengemasi pakaian.
"Nggak biasanya dia begini." Aza menghela napasnya pelan. Kalau begini kan dianya jadi kepikiran dan merasa terbebani. Gimana kalau dia nggak hamil-hamil? Atau dia tidak bisa punya anak?
Setelahnya Aza menggelengkan kepalanya kuat dan menepis pikiran tersebut.
"Gue mikirin apaan sih," ujarnya.
"Nggak-nggak, gue pasti bisa punya anak." Yakinnya pada dirinya sendiri. Ia pun kembali mengemasi pakaian kemudian membawanya keluar menemui Arga.
"Kak, ayo," ajaknya ketika melihat Arga yang hanya berdiam di depan pintu sembari memakan permen.
Arga mengangguk kemudian memberikan sebungkus permen kepada Aza membuat wanita itu tersenyum.
______
"Za," panggil Arga saat mereka sudah berada di dalam mobil membuat Aza yang sedang memainkan ponsel itu menoleh.
"Kenapa kak?"
"Kamu bener," ujarnya yang justru membuat Aza bingung.
"Bener kenapa?" tanyanya namun tidak dijawab karena Arga sibuk mengeluarkan mobilnya dari basement.
"Ya kak, kenapa sih?" tanyanya lagi saat mobil mereka sudah keluar.
Arga melirik sekilas. "Saya ada kerjaan di luar kota," jawabnya membuat Aza melotot kaget.
"Katanya nggak," marahnya membuat Arga terkekeh kemudian mengusap kepala Aza yang terbalut hijab.
"Kan nggak pasti, sayang."
Aza menghela napasnya pelan. "Berapa lama? Terus dimana? Kakak sendirian aja atau sama yang lain?" tanyanya beruntun membuat Arga lagi-lagi terkekeh dengan tingkah istrinya itu.
"Kaakk, gausah ketawa deh."
"Haha iya, maaf."
"Saya biasanya kalau ada kerjaan di luar kota itu bisa sampai sebulan, bisa juga hanya 2 Minggu," jelasnya yang mampu membuat Aza menganga.
"Hah? Sebulan? Yang bener aja," ujarnya merajuk. Mana kuat Aza ditinggal sebulan begitu.
"Ya mau gimana lagi, saya dari dulu ngambilnya yang sebulan karena kan dulu saya masih belum punya istri. Terus calon istri saya juga masih kuliah kan jadi ya ngambil yang sebulan aja"
"Tapi kan sekarang kak Arga udah punya istri, masa tetep sebulan sih kerjanya,"
"Ya nanti saya coba tanya sama atasan saya, siapa tau dikasih keringanan," ujarnya membuat Aza mengangguk.
"Jauh nggak?" tanya Aza membuat Arga terdiam sejenak.
"Hmmm, menurut kamu Jakarta Palembang jauh nggak?" Sontak saja Aza langsung memukul lengan suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Doctor! [END]
Ficção Adolescente🚨CERITA INI KEMBALI LENGKAP🚨 "Kak Arga nanti maunya punya anak berapa?" "2" "2 aja?" "25 maksudnya" "Hahh??" °°° Mengkisahkan tentang dua anak manusia yang memang sudah saling mengenal dan bahkan saling menyimpan rasa sejak SMA. Namun memang y...