Untuk pertama kalinya Jevandra melihat sisi lain dari Axel selain sifat ramah, baik dan jahil yang selalu menggodanya. Dibalik itu ternyata Axel memiliki sifat marah yang cukup menyeramkan hingga membuat Jevandra gelisah. Hanya karena cemburu akibat tegur sapanya dengan mantan kekasihnya tadi Axel dengan terang-terangan mengatakan ketidaksukaannya terhadap interaksinya dengan Lia. Meskipun tadi Axel sudah mengalah dan tidak ingin terlalu memikirkan hal itu, namun nyatanya Axel kembali diam dan menjadi dingin padanya.
Setelah menghadap kepada Pak Johnny perihal hukuman Jevandra tadi, dengan ditemani Axel,
kini keduanya pun berpindah menuju kantin untuk istirahat. Axel masih saja diam, tangannya memang menggenggam tangan Jevandra dengan erat namun wajahnya fokus ke depan seolah mengabaikan Jevandra yang merasa tak nyaman."Cel, lo masih marah? Please lah, gue kan udah bilang gue sama dia udah putus, ngapain cemburu sih?!" ujar Jevandra yang sejak tadi diam dan pasrah di diamkan oleh Axel, ia kini dengan berani mengeluarkan protes meskipun sambil takut takut merasakan aura dingin Axel yang baru pertama kali Jevandra rasakan dan lihat. Wajah yang biasa tersenyum manis, polos dan bibir yang selalu bertutur kata lembut, gombal, jahil, kini terlihat datar dan dingin. Jevandra tidak menyukainya.
Axel berhenti begitu mendengar Jevandra bersuara, kemudian menatap Jevandra dengan tajam. "Menurut kamu saya nggak boleh cemburu?" Tanya Axel dingin.
"Y-ya boleh, tapi liat situasinya juga kali. Lagian dia yang mulai duluan liatin gue kayak gitu, kenapa lo marahnya sama gue? Marah sama Lia sono!" balas Jevandra sewot.
"Mau siapapun yang mulai, saya tetep nggak suka, kamu milik saya, dan saya nggak suka punya saya dilirik orang lain," jawab Axel tak ingin luluh. Sejujurnya ia sangat gemas melihat raut marah Jevandra yang tidak Terima dicemburui, namun Axel mencoba bertahan dengan rasa cemburunya untuk memberikan sedikit pelajaran pada jevandra.
"Ya ya ya, gue milik lo! Tapi itu namanya egois tau. Gue nggak salah apa apa. Udahlah ribut aja ayo, langsung baku hantam kita, kita sama-sama cowok, gaya pacarannya beda nggak kayak cewek yang kalo berantem nangis nangis. Mending ribut aja kita," tantang Jevandra yang sudah kesal akan sifat kekanak-kanakan Axel hanya karena masalah sepele. Ternyata cemburunya Axel lebih merepotkan daripada dirinya saat cemburu melihat Axel di kerubutin banyak wanita.
"Saya nggak mau lukain orang yang saya sayang," jawab Axel menolak, yang malah membuat Jevandra hampir memekik frustasi. Lihat, sedang dalam situasi serius pun masih sempat Axel menggombali nya! Tanpa peduli menjadi pusat perhatian orang-orang disekitarnya, Jevandra pun mengacak rambutnya frustasi.
"Yaudah makanya jangan diperpanjang, Axel!"
"Kamu bikin kita jadi pusat perhatian, Jevan. Nggak malu?"
"Bodoamat!"
"Kamu cari tempat duduk, biar saya pesen makanannya," ujar Axel yang tidak peduli, kemudian berjalan menuju tempat penjual di kantin untuk memesan makanan, sedangkan Jevandra sambil menahan kesal pun mencari tempat kosong untuknya dan Axel nanti. Tanpa Jevandra ketahui Axel menahan senyumnya melihat mode ngambeknya Jevandra yang terlihat lucu.
"Kak Axel sama Jevan marahannya lucu bangett,"
"Iya, kak Axel juga keliatan dingin ke Jevandra, nggak biasanya tapi tetep lucuuuu."
"Baru kali ini liat Jevandra ngomel ngomel lucu gitu, biasanya dia judes banget kan,"
"Iya. Kayaknya semenjak sama kak Axel sih dia jadi imut gitu, tapi cocokkk, apalagi kak Axel nya soft dan sabar banget. Aaaaaa!" peki salah satu perkumpulan siswi yang duduk di dekat meja Jevandra.
Jevandra yang mendengar mereka membicarakan dirinya dan Axel pun tak peduli. Ia tetap masih kesal karena sifat Axel yang menyebalkan. Padahal Jevandra tidak salah apa apa tapi reaksi cemburunya Axel berlebihan sekali. Meski begitu pun Jevandra tetap hanya bisa pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader vs Kapten [MarkNo] ☑️ READY PDF
RandomPART LENGKAP || FOLLOW SEBELUM MEMBACA Jevandra si Kapten basket vs Axel si Leader grup band. 📌BXB 📌Lokal babangmarkli 2022