Pacaran?

14.8K 1.8K 753
                                    

Absen subak🍉🍉🍉

Tidak ada yang lebih membuat Jevandra gugup selain berada di dalam kamar Axel setelah beberapa lama saling menjauh, padahal dulu jevandra sering ke rumah Axel, tapi kenapa sekarang dia merasa gugup dan canggung. Dua hari yang lalu Axel kembali dari luar negeri, namun Axel belum masuk sekolah entah apa alasannya jevandra tidak tau. Sebelumnya Axel mengatakan akan membawa jevandra ke rumahnya sepulangnya dari Kanada dan sekarang Axel benar-benar membawanya ke rumah.

Axel melepaskan atribut pakaiannya berupa jaket, kemeja dan tas untuk di simpan kembali dan hanya menyisakan celana jins dan tshirt hitam. Sedangkan jevandra yang masih merasa canggung hanya bisa berdiri di kamarnya.

"Hei, kenapa diam aja?" tanya Axel begitu melihat jevandra berdiri seperti patung tanpa melakukan apapun, padahal dulu jevandra lumayan aktif jika di kamarnya. Jevandra selalu menelusuri isi kamarnya yang katanya seperti studio musik, melihat lihat apa saja yang ada di kamarnya. Namun melihat jevandra yang sekarang terlihat seperti baru pertama kali masuk kamarnya pun membuat Axel heran.

"Gue.. Tiba-tiba ngerasa canggung," Jawab jevandra jujur, membuat Axel tertawa geli kemudian menghampiri Jevandra mendekat.

"Santai aja, lakukan kayak biasanya, jangan sungkan," ujar Axel.

"Mana bisa gitu. Gimanapun juga kita udah lama gak saling tegur dan ngobrol, kita kayak orang asing yang nggak kenal. Dan sekarang tiba-tiba gue ada disini, jelas rasanya aneh," balas jevandra setengah mengomel karena ketidak pengertian Axel.

Axel hanya tertawa gemas lalu meraih tangan jevandra. "Maaf, ya. Saya menjauh juga karna permintaan kamu. Sekarang kita udah baikan, kan, jadi ayo kembali kayak dulu. Jadilah Jevandra yang seru, cerewet, judes dan kasar. Saya suka kamu apa adanya, jevandra." ujar Axel sambil menggenggam tangan jevandra yang dingin. Ah, jevandra benar-benar gugup ternyata.

Bukannya tenang, jevandra justru merasa semakin gugup atas perlakuan Axel yang selalu seenaknya dan tak terduga. Axel itu benar-benar unik. Jika di dalam mode tak acuh maka Axel akan benar-benar tak acuh dan tak peduli pada apapun. Namun jika sudah peduli, maka afeksi yang diberikan Axel akan mampu membuat seseorang itu tak berkutik sama sekali, seperti jevandra sekarang yang tidak bisa berbuat apa apa selalin hanya diam mematung menahan gejolak hati nya yang ingin keluar.

"Kaki kamu udah baikan?" tanya Axel lagi, berusaha mencari topik obrolan agar jevandra tidak lagi canggung, meskipun ya Axel mengerti perasaan jevandra pasti memang canggung setelah apa yang mereka lalui selama ini.

"Udah mendingan. Tapi belum bisa buat main basket lagi," jawab jevandra mulai menemukan kenyamanan mengobrol.

Axel membawa jevandra duduk di sofa agar lebih nyaman mengobrol. Kini Axel dan jevandra sudah terduduk "Jangan terlalu keras berlatih, cedera tulang biasanya nggak bisa sembuh dengan total seperti semula," ujar Axel perhatian.

Jevandra mengangguk. "Thanks. Mama juga nyuruh gue hiatus dari basket dulu,"

"Saya setuju sama mama kamu, istirahat dulu aja, nanti kalau ada pertandingan lagi saya yang akan gantiin kamu," ucap Axel.

"Heh, jadi langganan," balas jevandra membuat Axel tertawa.

"Kamu adalah saya dan saya adalah kamu, jadi apa salahnya saya gantiin kamu, saya bisa gantiin posisi kamu,"

"Hmm mentang mentang jago basket. Makasih aja, tapi lo bukan anak basket jadi gak perlu gantiin gue, kemarin karna kepepet juga. Lagian fisik lo lemah, ntar lo malah kenapa-kenapa," cibir jevandra. Sebenarnya Jevandra tidak mengijinkan Axel menggantikannya lagi karena Jevandra mulai curiga bahwa Axel ada masalah dengan kesehatannya di luar dari fakta yang Axel katakan bahwa dia hanya lemah daya tahan tubuh. Jevandra merasa ada hal lain di balik itu, terlebih saat melihat kondisi Axel saat pertandingan lalu, Axel terlihat sangat pucat dan seperti menahan sakit. Sejujurnya jevandra khawatir saat itu.

Leader vs Kapten [MarkNo] ☑️ READY PDF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang