Latihan

9.3K 1.6K 236
                                    

Spam komen ya adik adik tercinta,🍉

Hari ini Axel mulai berlatih bersama anggota lainnya dan sang coach juga Jevandra yang ikut memantau. Meskipun Jevandra tidak ikut serta dalam pertandingan, tapi setidaknya dia ingin melihat proses latihan teman-temannya sebelum terjun ke kompetisi tanpa dirinya nanti. Selain itu Jevandra juga ingin melihat bagaimana permainan Axel yang masih sempat membuatnya ragu.

Untuk pertama kalinya Jevandra melihat Axel mengenakan pakaian basket yang terbuka memperlihatkan bagian tubuh yang selama ini tertutup. Jevandra tercengang diam diam melihat bagaimana lengan berotot milik Axel yang cukup indah dilihat. Cukup mengagumkan, Axel terlihat lebih tampan dan keren saat memperlihatkan bentuk tubuhnya yang bagus.

Ah! Jevandra mengacak rambutnya frustasi. Latihan bahkan sudah berlangsung selama satu jam dan Jevandra tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Axel yang tengah bermain di tengah lapangan bersama para anggota timnya. Alih alih ingin memantau mereka semua, Jevandra justru terfokus pada Axel saja yang terlihat sangat keren. Kenapa ia jadi sering kepikiran Axel, huh? Sudah dua hari ini, sejak Axel selalu berusaha mengakrabi nya Jevandra jadi merasa aneh pada dirinya.

Tanpa sadar latihan telah usai. Haikal dan anak anak yang lain juga Axel pun berjalan ke pinggir lapangan untuk rehat. Jevandra yang tersadar langsung tertuju pada Axel yang terlihat kelelahan mengatur nafasnya. Keringatnya sangat banyak, Axel terlihat sangat kelelahan saat meneguk air minum nya dengan brutal.

"Keren kak Axel!" seru Chiko sambil mengatur nafas lelahnya, yang hanya dibalas dengan senyum oleh Axel karena dia juga kelelahan.

"Permainan kamu bagus, Axel. Saya percaya kamu bisa menggantikan Jevandra di tim." puji sangat coach pada permainan Axel.

"Terimakasih, coach," jawab Axel.

Coach mengangguk sambil meraih tasnya. "Latihan hari ini selesai. Besok kita latihan lagi untuk pemaksimala. Kalian istirahat dulu, baru bisa pulang. Saya duluan, ya." pamit coach kemudian dan diangguki oleh anak anaknya.

"Siap, coach!"

Coach pun pergi meninggalkan lapangan basket dan meninggalkan para anak anaknya yang sedang beristirahat.

"Gila, keren permainan lo kak. Kita bisa langsung nyambung gitu kerjasama nya, yekan." puji Chiko.

Haikal mengangguk setuju. "Bener. Lo juga langsung paham sama arahan coach. Keren keren."

Aji tak kalah juga ingin menanggapi. "Udah tuh mainnya tenang, pake tehnik bukan bacot kayak Jevan yang dikit dikit teriak," kata Aji yang langsung mendapatkan respon tidak Terima dari Jevandra.

"Heh! Maksud lo apa?" sahut Jevandra sewot.

"Becanda, jev hehe.." Aji hanya bisa nyengir mendapat balasan sinis itu.

"Engga engga, maksudnya tuh kak Axel pas banget kalo suruh gantiin Jevan, dia kan kapten, dan kak Axel juga cocok jadi kapten," Sahut Rendi pula.

"Kak Axel mantan anak basket kah?" tanya Nando kemudian.

Axel mengangguk membenarkan. "Iya. Saya dulu pernah masuk klub basket juga sebelum pindah ke sini" jawabnya jujur.

"Kenapa sekarang gak lagi?" tanya Chiko penasaran. Ia pikir bakat Axel sangat disayangkan sekali jika tidak di dalami.

"Karna suatu alasan" jawab Axel.

"Karna dia lebih suka jadi anak band dari pada jadi anak basket," sahut Jevandra tiba-tiba hingga membuat mereka semua terfokus padanya.

"Saya lebih suka musik, bukan jadi anak band. Dunia musik bukan cuma ada di grup band, Jevandra." balas Axel santai dan tenang tanpa tersinggung pun.

Jevandra memutar matanya jengah. "Ya ya, tetep aja."

Leader vs Kapten [MarkNo] ☑️ READY PDF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang