Sorry baru up, abang sibuk kemarin.
Ayo bacanya sambil putar mulmed diatas, atau dengerin lagunya Fort Minor feat Holly Brook & Jonah Matranga - Where'd You Go
Jessica dan Henry serta anggota keluarga yang berada di rumah sakit kini tengah menunggu di luar ruangan kamar rawat Axel. Karena keadaan sedang darurat dan genting lantaran tiba-tiba detak jantung Axel berhenti, sang dokter yang perlu konsentrasi menangani Axel pun meminta seluruh anggota keluarga untuk menunggu diluar.
Kondisi Axel yang tiba-tiba memburuk dan detaj jantung tiba-tiba tak stabil pun membuat seluruh tim medis yang menangani Axel terlihat kewalahan. Mereka benar-benar mengerahkan seluruh kemampuannya untuk berusaha menyelamatkan dan mempertahankan nyawa Axel yang sudah diujung.
Sementara itu Jessica diluar kamar terlihat masih terus menangis sambil memeluk sang suami. Perasaannya takut bukan main, takut Axel tidak bisa di selamatkan dan mereka akan kehilangan Axel selamanya.
"Papi, Axel.. Hiks.."
Henry yang terlihat sama cemas nya hanya bisa berusaha menenangkan istrinya. Henry paham perasaan Jessica, tapi Henry pun tidak boleh ikut ikutan khawatir berlebihan karena nanti malah akan membuat situasinya jadi tegang.
"Mami tenang, ya, Axel sedang ditangani, semoga anak kita masih bisa bertahan.." ujar Henry dengan sedikit nada keraguan.
Biasanya, Henry selalu yakin bahwa Axel pasti sembuh, Axel pasti bisa bertaha dan melawan penyakitnya. Namun melihat kondisi sang anak yang sekarang membuat Henry pun kehilangan harapan. Keyakinannya mulai berkurang perlahan dan tergantikan oleh perasaan khawatir dan takut jika Axel benar-benar akan pergi untuk selamanya.
Henry tentu tidak ingin kehilangan anak satu satunya yang sangat ia sayangi. Namun jika memang takdir Axel adalah istirahat untuk selamanya,maka Henry pun sudah ikhlas. Ia mencoba menerima kenyataan bahwa ia telah kehilangan anak satu satunya.
"Axel pasti sembuh kan, Pi. Axel bisa selamat kan. Mami gak siap kalau harus kehilangan anak kita, Pi. Axel udah jadi anak baik selama ini. Mami nggak mau kehilangan Axel.." ujar Jessica mengungkapkan perasaannya.
Memang selama ini Axel telah menjadi anaknya yang baik, yang menurut Jessica berbeda dari anak remaja kebanyakan. Axel sangat penurut, berhati lembut,penuh kasih sayang dan menghormati pada siapapun terutama kedua orangtua nya. Semua sifat, sikap baik Axel terlalu berharga jika harus menjadi kenangan semata untuk mengenang kepergian Axel. Semua orang pasti akan kehilangan sosok sebaik Axel. Jessica tidak sanggup.
"Kita berdoa ya, sayang." Hanya itu balasan Henry sebab dia tidak ingin memberikan harapan pada istrinya. Sekarang semuanya telah Henry serahkan kepada dokter dan takdir. Jika memang Axel harus pergi sekarang maka Henry akan berusaha mengikhlaskannya.
Tak berapa lama kemudian seorang suster keluar dari kamar Axel dengan buru buru. Namun langkahnya langsung tertahan saat sang suster di cegah oleh Jessica yang menanyakan kondisi anaknya di dalam.
"Gimana keadaan anak saya, Sus! Dia.. Selamat, kan?" tanya Jessica takut takut.
Suster yang sedang panik pula hanya menjawab sekenanya. "Dokter sedang berusaha keras, ya, bu. Kita doakan saja . Saya permisi dulu." Hanya jawaban meragukan itu yang keluar, dan suster langsung pergi dengan buru buru, membuat semuanya semakin dilanda ketakutan.
Apakah Axel selamat.
*****
Ditempat yang lain, Jevandra terbengong di ruangan UKS setelah Rendi dan Nando membawanya kesana untuk ditenangkan. Nando memberinya air minum dan jevandra meneguk nya tanpa minat, karena nyatanya itu tak menenangkannya sama sekali. Jevandra masih terus memikirkan Axel yang katanya tidak kunjung membaik, membuat firasat firasat buruk kembali memutari otaknya. Kejadian halusinasi tadi seolah menjadi pertanda buruk bahwa sesuatu yang buruk tengah terjadi pada Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader vs Kapten [MarkNo] ☑️ READY PDF
RandomPART LENGKAP || FOLLOW SEBELUM MEMBACA Jevandra si Kapten basket vs Axel si Leader grup band. 📌BXB 📌Lokal babangmarkli 2022