chapter 13: foto

1.4K 268 34
                                    

"Bawa ke rumah ku, ya."

"E-eh...rumahmu?"

"Iya. Maaf merepotkan."

"Tidak apa-apa! Tapi rumahmu yang mana?"

(Name) memberi instruksi, suara disebrang sana pun mengikuti dengan sesekali memberi ciri-ciri. Setelah ketemu apa yang dicari, akhirnya telepon terputus.

"Wah, anda sudah punya teman, ya?"

"Tugas yang ku suruh waktu itu selesai dengan baik, kan?"tanpa menjawab, (name) mengabaikan membuat laki-laki disamping mengangkat alis.

"Yup, selesai."

"Tugas?"gadis disamping bergumam curiga, alisnya mengernyit mencoba mencerna apa yang didengar. Menyadari (name) yang menoleh akibat gumaman yang sialnya terdengar, ia dengan kaku ikut menoleh.

"O-oh...hai."sapanya tersenyum dipaksakan.

(Name) menekan tombol untuk menambah kecepatan lari sebelum akhirnya ikut menyapa balik.

"Ya, hai."

'...'ia tak mengira, (name) akan secuek ini? Apa tidak curiga?

"Tanganmu waktu itu...bagaimana?"

"Seperti yang kau lihat."

Ukh! Ia tak pernah secanggung ini dengan orang. Padahal pada banyaknya orang yang hendak berbisnis dengannya, ia lancar-lancar saja. Sikapnya pun bisa dibilang dingin pada mereka, tapi mereka yang memandang wajahnya tentu malah lebih berusaha mendekati.

Dilihat tangannya pun diperban. (Name) berpegangan hanya dengan satu tangan membuat perasaan bersalah itu timbul kembali. Sementara laki-laki yang tadi mengajak ngobrol (name) duduk hendak minum sambil menatapi waspada.

"Ah!"kepalanya langsung menoleh ke belakang,"kak jonggun, kau harus meminta maaf!"menatap laki-laki yang juga sibuk dengan alat olahraga nya. Ia, kan sudah meminta maaf sebagai penyebab luka (name) terbuka, kini giliran pelakunya yang main pukul begitu saja.

"Untuk apa? Dia yang menerjang duluan, kan?"

"Apa...? Ta-tapi..."

"Minta minum."potong (name). Laki-laki bersurai hitam yang asik menonton—chinsun dengan terpaksa bangun dari duduk.

"Minum itu harus duduk."nasehat nya seraya mempersilahkan (name) untuk duduk. Namun (name) malah lebih memilih mematikan alat olahraga nya dan duduk dibawahnya. Yang penting bukan dilantai.

Tangannya (name) terulur, chinsun menyerahkan botol berisi air itu pada (name). Tak urung tatapan sweatdrop dari kedua orang berbeda gender itu terarah.

"Namamu (name), kan?"(name) melirik sejenak sebelum akhirnya mengangguk membenarkan, lagi-lagi ia dibuat bingung. Ini benar-benar (name) nggak ada pertanyaan apa gitu?

"Namaku krystal choi, aku minta maaf mewakilkan kak jonggun."sekali lagi, (name) hanya mengangguk.

Melihat (name) yang mulai berdiri, setelah nya meraih seragam hendak berganti baju. Chinsun bertanya heran,"anda mau ke mana?"

"Beli susu dan pulang."sahut (name) kembali ditatap sweatdrop. (Name) pun berjalan menjauh tanpa mengatakan apapun lagi.

"Bocah yang unik."

"Kak jonggun harusnya tadi minta maaf..."

"Dia juga tak peduli, 'kan?"

Kemampuan (name) agaknya membuat jonggun penasaran. Siapa dan sehebat apa kira-kira seorang (name) yang mampu menangkis brazilian kicknya?

ɪʀɪᴅᴇꜱᴄᴇɴᴛ [Lookism]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang