chapter 22: penawaran

1K 198 24
                                    

"Duh ... mentang-mentang sudah hamil, kau malah tambah galak ...," bisikan geram turut membuat sang anjing menggeram penuh waspada. Namun, sudut bibir terangkat bahagia serta bangga akan dirinya karena berhasil membangun pelindung kecil-kecilan untuk sang anjing dari derasnya hujan.

Perhatian beralih meratapi kedua tangan yang kini berlumuran darah, beberapa kali bersih oleh air hujan, tetapi beberapa kali pula darahnya yang mengalir kembali mengotori.

Ah, sudah lama tak terluka ....

Sejak dirinya kembali menginjakkan kaki  di negara kelahiran, ia dua kali terluka, dan mungkin beberapa luka ringan karena kecerobohan nya.

"Yasudah, aku pulang ya ..." pamitnya hendak mengusap, tapi urung lantaran sang anjing kembali menggeram.

Senyum sempat meluntur, tangan ditarik secara perlahan, sebelum akhirnya niat pergi dilaksanakan.

Tanpa sadar, ada yang memperhatikan dengan senyum tulus mengarah.

***

Malam berikutnya, adalah malam dimana rasa diterima membuncah menghiasi hati.

(Name) berseru bahagia, senyum lebar terpatri dengan rona merah antusias di pipi.

"A-ah! Apa kau butuh minum? Apa enak? Tunggu! Apa itu sehat untuk ibu hamil?" panik (name) meremat jari. "siaaal! Harusnya tadi aku bawa ponsel!" kini berganti menjadi gerutuan yang membuat anjing yang baru saja melahirkan itu mengigit kesal, sontak (name) kembali berseru kaget. "Uaaghhh! Maaf maaf!"

Payung yang dibawa terlepas. Hujan lantas berbondong-bondong membasahi tubuh.

"(Name)! Kau basah!" Tegurnya dengan sirat khawatir. Payung itu segera ia arahkan pada pucuk kepala, sebelum seluruh tubuh benar-benar terbasahi.

"Eh...? Hyungseok?" panggil (name) terkejut akan keberadaan hyungseok gempal yang dirasa datang tiba-tiba. "Wah, rasanya sudah lama tak melihat mu."

Karena akhir-akhir ini hujan, (name) maupun hyungseok jarang keluar pagi untuk olahraga, jadi rasanya lama mereka tak berjumpa. Padahal mungkin jika hyungseok setiap hari bertemu dengan (name).

Hyungseok lantas tertawa canggung, fokusnya segera teralih pada asal geraman ditengah suara rintik hujan. "Kau memberinya makan?" tanya hyungseok berjongkok setelah payung milik (name) diberikannya.

"Emm...yah, tapi aku tidak tau itu baik atau tidak. Tapi inu kelihatan nya suka...." balas (name) dengan sirat khawatir amat kentara. Inu terus diperhatikan nya, amat lamat membuat hyungseok sweatdrop. Jaga-jaga juga jika ada gelagat mencurigakan, (name) akan segera memanggil ambulans rumah sakit hewan.

Jika ada...tapi karena (name) punya kekuasaan, uang, serta orang penting dibelakangnya, jika ia mau ada hal seperti itu pasti akan ada.

'Kenapa aku bisa ada di posisi ini, ya...'

"Sepertinya tidak apa-apa," ucap hyungseok, seolah menenangkan yang diangguki patuh oleh (name) meski sebenarnya rasa khawatir masih sedikit menyelimuti. "Tadi itu..." Kembali berucap, hyungseok tertunduk yang membuat (name) turut tertunduk dengan ekspresi penasaran akan kelanjutan nya.

"Tadi itu?" beo (name), tapi sayang, hyungseok malah larut dalam lamunan.

'Dia sebahagia itu hanya karena makanannya diterima inu...' lamunan salting memikirkan senyum lebar sang pujaan hati serta sifatnya yang di rasa kekanakan itu begitu...menggemaskan.

UAAAAGHHHH!!! SIAAAL! HYUNGSEOK JADI INGIN MEMBANTING MEJAAA!!

'Dia...kenapa?' batin (name) speechless kala mendapati wajah memerah serta senyum tertahan hyungseok.

ɪʀɪᴅᴇꜱᴄᴇɴᴛ [Lookism]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang