chapter 06: kantin

1.8K 324 41
                                    

"Loh? Kenapa kin?"entah ada angin apa, laki-laki yang sedari dulu menemani nya dan kini saling pisah mengajak bertemu. Meski kenyataan nya mereka hanya tuan dan pelayan, sebenarnya (name) menganggap kin keluarga.

"Tidak, saya hanya ingin melihat keadaan anda."

"Aku baik-baik saja."jawaban mantap itu ditanggapi anggukan, tak luput juga tatapan lega (name) dapati.

'seperti nya dia benar-benar khawatir...apa tidak ingat kalau aku juga pernah mengurusi diri sendiri?'batin (name) mendengus heran. Ini baru beberapa langkah dari halte, tepat setelah kin memanggil dan menanyakan lokasi dia sudah berada disini.

"Umurmu seharusnya sekarang sama dengan kakak, 'kan?"pertanyaan itu membuat kin menoleh. Mereka mulai berjalan tak tentu arah, yang penting jalan.

"Iya, ada apa nona menanyakan itu?"tanya balik kin, dengan nada heran membuat (name) pun ikut menoleh—penasaran dengan ekspresi yang dipasang kin.

"Berarti kita beda 5 tahun, ya?"bukannya menjawab, (name) malah balik tanya. Seketika kin tersadar, ternyata itu cara lain (name) menanyakan umur nya?

"I-iya...benar juga."

Mendengar kin tergagap, (name) terkekeh kecil.

Angin musim gugur berhembus lembut menerbangkan surainya. Kepala nya mendongak, sekilas berpikir untuk memotong rambutnya yang mulai memanjang entah akan sampai mana. Pandangan beralih pada kin yang lebih tinggi darinya, surai pirang nya pun kini ikut terbawa angin.

"Kin, kau tak perpikir untuk menemui adikmu? Kudengar dia juga dikorea loh..."celetuk (name) membuat kin tersedak air liurnya sendiri, itu membuat (name) reflek menepuk punggung kin terkejut.

"Aduuh, maaf maaf. Tuan ku—""nona, bahaya jika anda memanggil saya dengan marga itu..."

"Maaf."(name) menampakkan wajah tak bersalahnya, kin hanya bisa menghela nafas pasrah."tapi serius, memangnya kau tak merindukan nya?"

"Sedikit."

"Pffft—"dengan segera (name) langsung menjauh sambil memegangi perut, sementara kin memasang raut datar tidak mengerti."kau tsundere, ya?"tanya (name) menunjuk dengan wajah tidak yakin. Jelas-jelas kata sedikit itu sangat tidak benar, kelihatan nya sangat padahal.

"Sebaiknya saya pulang."masih dengan wajah datar teramat sangat, kin lebih memilih kabur daripada terkena radar kepekaan produk yongsun yang kedua ini.

Meskipun selalu diledek lebih mirip hasil percobaan dan sang kakak yang disebut hasil sempurna (name) malah tetap bertahan dan berakhir menanggung pekerjaan sang ayah. Tapi lumayan warisan nya.

Tapi tentu saja beberapa sifat kakaknya menurun karena dia satu-satunya contoh yang (name) tiru, jadi kin rada-rada takut kalau didekat (name). Mau bagaimana pun kan (name) ajaran kakaknya.

"Kalau begitu dadah, jangan lupa sampaikan salamku pada gaeun."ucap (name) melambai. Kebetulan mobil kin diparkir tepat didepan mereka. Sebagai perpisahan, kin menunduk sebelum masuk ke dalam mobil.

Setelah nya, mobil pergi meninggalkan (name) sendiri bersama suasana musim gugur yang agak nya dingin karena angin sedang kencang-kencangnya.

"Sekolah itu buat apa sih? Kan aku bisa homeschooling, tapi karena sudah terlanjur jadi besok harus tetap sekolah..."gumam (name) pasrah. Rautnya yang tadi melembut kini kembali datar. Sebenarnya dia sekolah juga karena saran kin.

Di umurnya yang tahun ini sudah ke 16. Samar-samar (name) masih bergantung pada orang dewasa yang menurutnya dapat dipercaya, dan orang itu kin. Tentu saja, mau bagaimana pun (name) hanya anak remaja yang pemikiran nya harus dewasa.

ɪʀɪᴅᴇꜱᴄᴇɴᴛ [Lookism]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang