chapter 24 : bisnis

1K 193 25
                                    

Benar tebakan (name).

Dia, dg. Seperti biasa datang tanpa diundang, membawa aura dingin yang kini menguasai ruangan meski raut tak menyiratkan apapun.

Sebelum orang itu masuk, jay dengan penuh kekhawatiran menarik sleting seragam olahraga (name) mencapai dagu dengan kilat. Beruntung baju olahraga yang entah seragam dari sekolah mana ini besarnya mampu menutupi sebagian tubuh sampai terasa (name) tenggelam di dalamnya.

Dan sekarang, beginilah keadaan nya. Dg duduk santai sambil menyeruput teh buatan (name), juga jay yang menatap penuh waspada.

Dalam benak masing-masing bertanya, bagaimana bisa mereka saling kenal? Bagaimana bisa mereka sedekat ini?

"Jadi saingan ku para bocah SMA, ya?" celetuk dg santai, berhasil memantik api yang membuat suasana seketika panas.

"Kata sarkas itu membuat ku terbayangi park jonggun deh..." gumam (name) membuat dg menoleh lantas alis yang serupa dengan warna surai itu tertaut.

"Jadi, apakah kau juga sedekat itu dengannya?" tanya dg menelisik yang kontan dijawab gelengan. Dg lega, jay pun lega meski tak kenal siapa park jonggun. "Aku tanya sekali lagi padamu, apa yang kalian bicarakan waktu itu?" tanya dg, wajahnya biasa saja, tapi entah kenapa auranya serius.

"Kamu nanya? Kamu bertanya-tany—" Segera (name) langsung merubah raut menjadi datar yang mulanya meledek, lantaran reflek kala dg melirik. Kicep jika dihadapkan dengan aura dominannya dg yang pertama kali terlihat.

"Hanya penawaran."

"Baiklah. Kali ini, aku akan benar-benar mengatakan nya."

Apa tidak apa-apa jay disini? Ia merasa tak seharusnya dirinya ditempat ini, tapi jika tidak ia akan khawatir pada (name).  Jay juga penasaran, apa yang sedang mereka bicarakan?

"Tapi setelah dia pulang ke tempat nya." celetuk dg, sesaat membuat jay tersentak.

Ya, inilah batasnya.

Jika (name) menyuruhnya pulang, maka ia akan pulang.

(Name) melirik dg serta jay secara bergantian, tak kunjung menjawab membuat hening menyapa dengan terus mengulang hal itu.

Ucapan dg kali ini amat jelas membuat bingung pada sosok itu semakin bertambah.

"Jika kau mengira ini hanya tentang perasaan ku, kau salah." ucapannya itu membuat (name) langsung berspekulasi bahwa dg bisa membaca pikiran nya. Tunggu, apa orang dewasa memang sepeka itu?!

Perasaan? Ok, mulai sekarang jay juga akan menganggap nya sebagai saingan! Tak peduli orang ini idol, artis, selebriti, atau manusia super sekalian!

Suasana pun kembali panas dengan dg serta jay yang saling bertatapan sengit. Meski mata jay tertutupi rambut, tapi entah kenapa dg seolah merasakan tatapan sengit itu.

"Oh, jam segini. Paketku datang." celetuk (name) serempak membuat kedua laki-laki itu berjenggit kaget. Detik selanjutnya, ketukan pada pintu membuat gadis itu beranjak. Dg dan jay lantas saling tatap dengan wajah yang sama-sama datar, tetapi sarat akan bingung.

Di jam segini? (Name) pesan paket apa coba?

"Kin?" celetuk (name) terkejut, sedang sang empunya nama menyerahkan kotak di tangan seraya melirik ke belakang (name).

Kin?

Dia laki-laki yang waktu itu!

Begitulah kira-kira isi pikiran mereka.

Dipersilahkan nya kin masuk setelah mendapat kode agar membiarkan nya bicara dengan tamu nonanya. Meski sebenarnya (name) terpaksa karena tidak ingin menambah suasana.

ɪʀɪᴅᴇꜱᴄᴇɴᴛ [Lookism]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang